TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Urusan Cawapres

Koalisi Anies Rawan Retak

Laporan: AY
Rabu, 18 Januari 2023 | 10:13 WIB
Anies Baswedan saat kampanye di Medan. (Ist)
Anies Baswedan saat kampanye di Medan. (Ist)

JAKARTA - Siapa cawapres Anies Baswedan masih gelap. Koalisi NasDem-Demokrat-PKS belum satu suara. Bahkan, terkesan para elite politik-nya terus berantem sehingga koalisi ini rawan retak.

Terbaru, keretakan ini dipicu oleh NasDem yang mengusulkan ca-wapres Anies memiliki pengala man di pemerintahan. Mendengar usul itu, Demokrat protes karena ingin majukan Ketua Umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sampai saat ini, Anies belum me nunjuk siapa yang akan menjadi cawapresnya. Demokrat dan PKS pun menyodorkan kadernya masing-masing. Jika Demokrat usul AHY, PKS usul nama eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan alias Aher.

Buntut persaingan berebut jadi cawapres membuat koalisi Anies sempat panas. Namun, akhirnya adem lagi setelah bertemu.

Soal kriteria cawapres Anies harus pengalaman dipemerintahan disampaikan Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali kepada wartawan di Jakarta, Senin lalu. Menurut Ali, NasDem tak mengedepankan soal figur dalam menentukan cawapres Anies. Namun, harus fokus pada kriterianya.

“Kita betul-betul tentukan dulu kriteria yang disepakati bersama. Setelah itu baru kriterianya kita cocokkan dengan figur-figur yang ada,” katanya.

Setelah itu, barulah Ali menyinggung soal kriteria. Kriteria cawapres Anies adalah orang yang berpengalaman di pemerintahan. Sehingga, ketika terpilih, bisa langsung membantu Anies dalam menjalankan roda pemerintahannya.

“Kita tidak berharap kalau orang yang belum berpengalaman ketika terpilih dia butuh waktu untuk belajar dulu. Tentunya berpotensi membawa suara, membawa kemenangan, bisa diterima semua partai koalisi. Itu bagian penting yang menurut saya harus kita bicarakan agar koalisi berjalan mulus,” tukas Ali.

Pernyataan Ali ini pun langsung dikritik Demokrat dan PKS. Wasekjen Demokrat Jansen Sitindaon meminta, Ali menahan diri saat bicara pendamping Anies. Sebab jika omongannya terus berubah, koalisi yang dibangun rawan retak.

Pokoknya Bang Ahmad Ali ini tiap minggu ada terus nama baru keluar dari mulutnya. Lama-lama koalisi ini bubar karena pernyataan-pernyataannya. Hehe,” seloroh Jansen melalui akun @jansen_jsp, kemarin.

Padahal, baik NasDem, Demokrat, dan PKS telah membentuk tim untuk membahas persoalan ini. Sehingga, jika ada usulan nama atau hal lainnya bisa disampaikan ke tim tersebut, bukan justru diungkapkan ke publik.

Jansen berharap, Koalisi Perubahan mengerti aturan main yang telah disepakati.

“Jadi mari kita kader tiga partai ini tertib komunikasi ke publik. Karena beda kursi NasDem/Demokrat/PKS itu tipis-tipis aja sebenarnya: 59/54/50. Jadi, jangan ada yang merasa sok paling mendominasi dengan terus buat pernyataan ‘sesuka pikirannya’. Mari kita kurangi berpolemik agar koalisi ini kokoh!” pesannya.

Juru Bicara PKS, M Kholid menilai, penting bagi Koalisi Perubahan memutuskan bersama terkait hal strategis. Termasuk saat membahas pendamping Anies. Ketiga partai harus duduk bersama, berdialog dengan rendah hati, rasional, dan objektif.

Kholid menyebut cawapres pendamping Anies Baswedan harus memiliki visi yang sama. Pihaknya juga mempertimbangkan sosok yang memiliki kapasitas menang tinggi.

“Visinya adalah memilih yang terbaik untuk bangsa Indonesia ke depan. Kalau visinya adalah politik kebangsaan, politik kenegaraan, maka setiap pihak dalam anggota koalisi perubahan akan menemukan titik temu yang terbaik,” tutur Kholid.

Apa kata pengamat soal ini? Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, sebaiknya urusan cawapres diserahkan ke Anies. Apalagi, NasDem sebelumnya sudah mengatakan menyerahkan sepenuhnya ke Anies.

“Ini bisa membuat diskusi Koalisi Perubahan mulai dari awal lagi,” katanya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah memprediksi, koalisi Anies masih dinamis. Sehingga, kriteria bakal cawapres Anies akan terus mengalami perubahan. Sekalipun mantan gubernur DKI Jakarta itu telah menentukan pendampingnya.

“Tidak menjamin koalisi utuh hingga pemilihan,” ulasnya.

Komunikasi yang mengemuka antar mitra koalisi masih mungkin berubah-ubah, tidak solid. Namun, hal itu tidak dapat dijadikan rujukan soal bertahan atau tidaknya koalisi. Faktor utama penentu koalisi hanya kan terlihat di semester kedua tahun ini.

Artinya, dengan situasi saat ini, solusinya cawapres Anies bukan kader partai. Nama Andika Perkasa bisa saja menjadi solusi. Mengingat mantan panglima TNI ini cukup dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Di sisi lain, Paloh Cs juga harus bisa bersabar. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo