Gelar Haul Bung Karno Di Jateng, Ganjar Ambil Hati Trah Soekarno
JAKARTA - Akhir-akhir ini, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo sedang menjadi kader PDIP yang baik. Setelah tidur di asrama sekolah PDIP, Ganjar menggelar acara haul Bung Karno, di Jateng. Banyak yang menilai sikap Ganjar ini untuk mengambil hati trah Soekarno agar mendukungnya nyapres.
Benteng Vastenburg, Solo, Jateng, dipilih Ganjar sebagai lokasi pelaksanaan haul Bung Karno, Jumat kemarin. Tidak seperti biasanya, bangunan bersejarah yang hari-hari biasa sunyi itu, mendadak ramai. Acaranya mewah dan meriah. Gemerlap lampu dan alunan doa, serta salawatan menggema dengan syahdu.
Ribuan orang berkumpul jadi satu. Tua muda bahkan para anak kecil rela duduk lesehan. Hanya beralaskan plastik dan koran. Mereka khusyuk mengikuti tahlilan Presiden Pertama Republik Indonesia itu. Sebuah acara yang digelar khusus untuk memperingati Haul ke-52 ayah dari bos Ganjar di PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Acara diawali dengan tahlilan dan doa bersama yang dipimpin pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’aniy Az-Zayadiyy Laweyan Solo, KH Abdul Karim atau yang akrab disapa Gus Karim. Setelah itu, ribuan massa bersalawat bersama yang dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf alias Habib Syech Solo.
Acara ini juga tak cuma diramaikan oleh masyarakat Solo. Banyak pengunjung rela datang dari berbagai daerah seperti Demak, Semarang, Wonogiri, Blora dan daerah lainnya. Selain masyarakat umum, tampak juga para kader Banteng. Mereka mengenakan seragam merah, mereka ikut berdoa dan bersalawat bersama ribuan masyarakat lainnya.
Di sela-sela salawat, Habib Syech mengatakan acara ini dihelat untuk memperingati kebesaran dan perjuangan Soekarno. Dia juga sudah lama merindukan acara salawatan yang biasanya rutin digelar bersama Ganjar.
Namun sayangnya Ganjar tidak bisa hadir di acara tersebut. Informasi itu dibenarkan Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemprov Jateng, Agung Kristiyanto. "Njih," kata Agung saat dikonfirmasi Rakyat Merdeka terkait kehadiran Ganjar.
Meski tak hadir, Ganjar memasang video acara tersebut di akun Instagramnya, ganjar_pranowo. Di dalam keterangan videona, dia mengucapkan, alhamdulillah haul Bung Karno terlaksana dengan lancar di Benteng Vastenburg, Solo. Acara tahlil dan salawatan bersama Habib Syech dan Gus Karim diikuti ribuan masyaraat Solo dan Sekhermania dari berbagai kota.
“Beginilah cara kami mengenang dan mencintai Bung Karno. Semoga kita bisa meneladani perjuangan dan kecintaan beliau terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.
Sebelum menggelar Haul ke-52 Soekarno, Ganjar juga telah beberapa kali menunjukan komitmen sebagai Banteng yang baik. Misalnya, Ganjar ikut serta di sekolah kepala daerah PDIP di gedung Sekolah PDIP, Lenteng Agung alias LA, Jakarta. Ganjar muncul di LA dengan wajah semringah. Ia mengenakan seragam merah lengan panjang dengan logo Banteng di dada kiri. Nama Ganjar dengan huruf kapital tercetak tebal di dada kanan.
Beberapa hari setelahnya, Ganjar kembali nongol di LA. Kali ini dia ambil bagian di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP yang berlangsung dari tanggal 21-23 Juni. Ganjar tidak pernah absen. Hadir terus. Setia mendengarkan pidato Mega, sekalipun pidatonya terkesan diisyaratkan untuk mengingatkan Ganjar.
Bahkan di akhir gelaran, orang nomor wahid di Jateng itu diminta untuk membacakan hasil Rakernas PDIP. Awalnya, Hasto yang membacakan rekomendasi itu. Namun, politisi asal Yogyakarta itu hanya membacakan satu poin dari tujuh poin rekomendasi yang dihasilkan. Ia lalu menunjuk Ganjar untuk melanjutkannya.
Begitu namanya disebut, Ganjar langsung berdiri dari tempat duduknya dan maju ke depan. Sebelum naik ke mimbar, Ganjar memberikan hormat kepada Mega, Ketua DPP Bidang Politik Puan Maharani, dan Kepala Pusat Analisa dan Pengendali Situasi PDIP Prananda Prabowo yang duduk di barisan depan. Di atas mimbar, Ganjar kembali memberikan hormat kepada ketiganya, plus Hasto.
Apa kata PDIP dengan sikap Ganjar yang mulai mendekati kembali trah Soekarno? Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno tidak kaget dengan komitmen Ganjar terhadap sosok yang membesarkan namanya. Tidak ada yang perlu diragukan dari sikap Ganjar terhadap partainya.
"Tidak perlu diperdebatkan atau kontroversi lagi. Pak Ganjar itu kader senior," tegas Hendrawan.
Kader yang baik adalah kader yang menjalankan tugas-tugas kepartaian dengan disiplin tinggi. Itu, Ganjar punya dan melekat di hatinya. "Itu sebabnya, semua kader tidak boleh terjangkiti virus 3K (kemajon, kemlinti dan keblinger). Kader harus menjadi bagian dari soliditas organisasi," tekan dia.
Sementara, Pengamat Politik dari Universitas Airlangga, Prof Kacung Marijan mengatakan, memang sudah seharusnya Ganjar menghormati Mega. "Saya kira sangat wajar apa yang dilakukan Pak Ganjar terhadap trah Soekarno. Beliau kader PDIP, dan tahu persis bahwa penentu di PDIP adalah Ibu Megawati," tukas Kacung kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Sebelumnya, hubungan Ganjar dengan elite PDIP memang tidak baik. Para elite PDIP menyerang Ganjar karena terlihat sangat ambisi maju capres. Padahal, keputusan capres ada di tangan Megawati. (rm id)
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu