Ditantang Adu Prestasi Dengan Anies

SOLO - Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang selalu aktif di media sosial, baru saja dapat tantangan nyeleneh dari warganet. Putra sulung Presiden Jokowi itu, ditantang adu prestasi dengan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Ditantang seperti itu, Gibran pilih merendah.

Sejak menjabat sebagai Walikota Solo, Gibran memang dikenal cukup aktif di medsos. Selain memposting kinerja, Gibran juga rajin menanggapi berbagai komentar dari warganet. Mulai dari keluhan, pujian hingga cacian.

Kemarin, seorang netizen dengan akun @anto_cahaya menantang Gibran adu prestasi dengan Anies. Anto mengunggah gambar yang menampilkan foto Anies setengah badan sedang memamerkan beragam penghargaan. Anies yang menggunakan batik berwarna biru, duduk di tengah-tengah tujuh penghargaan terbingkai rapi sembari tersenyum.

Dari unggahan Anies ini, @anto_cahaya menantang Gibran untuk melakukan pose yang sama seperti mantan gubernur DKI Jakarta itu. “Bro @gibran_tweet mbok sampean kui sesekali pamer penghargaan kayak Pak @aniesbaswedan ngeni ki lho? Ndue ora to jane? (Anda itu sesekali pamer penghargaan kayak Pak Anies Baswedan begini ini lho. Punya nggak sih sebenarnya?” cuit dia, menantang.

Tertantang dengan unggahan Anto, Gibran membalasnya. Politisi PDIP itu, menjawab singkat. “Saya tidak sehebat beliau, Bang,” tulis Gibran.

Gibran kembali merendah ketika ada warganet yang membelanya dengan sejumlah prestasinya selama memimpin Solo, meskipun APBD-nya terbatas dibanding Jakarta.

Dengan APBD yang jauuuhhhhhhh selisihnya dengan APBD DKI,” cuit akun @azeria_010203 sambil memposting foto 16 titik pembangunan prioritas di Solo. “Saya ini masih banyak kurangnya bang,” jawab Gibran membalas @azeria_010203.

Di dunia nyata, sikap merendah Gibran dalam menanggapi kritik dari warga, diapresiasi banyak kalangan. Ketua DPP PKB, Daniel Johan menilai jawaban Gibran menunjukkan sikap kedewasaannya dalam berpolitik. Menurut dia, kematangan berpolitik bukan cuma diukur dengan penghargaan.

“Bila dianggap benar (Anies banyak prestasi), tapi Gibran mengakui dengan besar hati. Namun sebaliknya, bila masyarakat melihat sebaliknya bahwa Gibran juga memiliki kualitas yang sebanding, itu semakin menaikkan simpati warga,” imbuh Daniel Johan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Pujian juga datang dari Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi. Politisi yang disapa Awiek ini menilai, penghargaan itu belum tentu menunjukkan seseorang bisa bekerja.

"Ya, bagus memang tidak perlu pamer. Terpenting kan fakta di lapangan kalau penghargaan kan relatif,” jawab Awiek saat dihubungi Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.

Dia beranggapan, penghargaan belum cukup menginterpretasikan kinerja positif. Penghargaan hanya sebatas pembuktian kinerja.

“Prestasi tidak hanya dilihat dari penghargaan, tapi capaian-capain kinerja yang sudah dilakukan,” ucap wakil ketua Baleg DPR itu.

Politisi PDIP Hendrawan Supratikno mengungkapkan, rendah hati merupakan salah satu sikap yang terpuji. Kerendahan hati membuat seseorang terbuka untuk terus belajar. Tidak menafikan peran dan jasa orang lain.

“Serta secara kultural lebih sesuai dengan adat ketimuran. Prestasi nyata berbicara lebih kuat (action speaks louder),” jelas Hendrawan, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Sementara, pengamat politik dari Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan tidak heran dengan sikap Gibran yang kerap merendah.

"Karakter Mas Gibran kan memang demikian (merendah). Lagian, ngadu Mas Gibran dan Pak Anies ya, salah yang ngadu, karena memang berbeda. Umur beda, pengalaman, jabatan beda dan seterusnya,” tukas Prof Kacung, kemarin. rm.id