Airlangga Bingung Ekspor Furnitur RI Disalip Thailand
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto gemes nilai ekspor furnitur Indonesia masih kalah dengan China dan Thailand. Karena itu, Pemerintah berjanji mengatasi berbagai masalah yang menjadi penghambatnya.
Pemerintah mencanangkan nilai ekspor furnitur mencapai 5 miliar dolar AS, atau Rp 77,3 triliun (Kurs Rp 15.472) pada akhir 2024. Untuk mencapai itu, menurut Airlangga, kinerja ekspor harus dipacu.
“Ekspor furnitur Indonesia saat ini masih kalah dari Vietnam,” tutur Airlangga saat membuka pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2023 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (9/3).
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, pada tahun 2020 ekspor industri furnitur sebesar 1,9 miliar dolar AS, lalu 2021 melonjak 33 persen ke 2,5 miliar dolar AS. Dan 2022, mencapai 3,5 miliar dolar AS.
Berdasarkan realisasi ekspor sejak 2021, dibutuhkan pertumbuhan minimal 13,4 persen per tahun agar target di 2024 tersebut bisa terealisasi.
Untuk mencapai pertumbuhan 5 miliar dolar AS tersebut, kata Airlangga, hal pertama yang harus dilakukan memberikan kemudahan pengrajin mendapatkan bahan baku. Hal ini tak terlepas kaitannya dengan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).
Uni Eropa (EU) mensyaratkan sertifikasi dalam bentuk Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang mengharuskan trace ability semua produk kehutanan guna memastikan produk tersebut bukan berasal dari hutan ilegal.
Airlangga menyebut, ketersediaan bahan baku ini merupakan permasalahan klasik pada sektor furnitur dan kerajinan yang harus segera diatasi.
Pelaku usaha furnitur yang sebagian besar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membutuhkan jaminan kemudahan mendapatkan bahan baku. Hal ini perlu dikoordinasikan antara Kemenko Perekonomian dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kemudian yang kedua, terkait dengan perluasan pasar ekspor.
"Terkait ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan menyusun roadmap industri furnitur dan kerajinan terkait pembiayaan dan strategi agar target ekspor sebesar 5 miliar dolar AS pada 2024 dapat tercapai,” tegas Airlangga.
Menurutnya, untuk meningkatkan nilai ekspor tersebut, dibutuhkan peningkatan kualitas produk furnitur yang dihasilkan.
“Pengusaha harus melakukan pemasaran yang tepat agar produk itu bisa dikenal di seluruh Indonesia maupun mancanegara,” kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar itu optimistis, industri furnitur Indonesia dapat berkembang ke depannya. Apalagi, Indonesia memiliki bahan baku dan tenaga kerja yang mumpuni.
Airlangga menyebut, saingan besar Indonesia di industri furnitur dan kerajinan adalah Vietnam dan China.
Dia meminta pengusaha menjadikan kedua negara tersebut sebagai benchmark atau tolak ukur industri furnitur nasional.
“Tidak ada alasan kita kalah dari China,” tuturnya.
Menurutnya, Indonesia bisa menjadikan Vietnam sebagai benchmark karena tidak memiliki bahan baku.
“Vietnam yang tidak punya bahan baku tapi bisa ekspor 18 miliar dolar AS. Jadi minimal di Asia bisa menjadi benchmark kita. Karena dari segi pengrajin kita lebih unggul, dari segi ketersediaan bahan baku, kita pun ada, SDMpun kita siap, “ papar Airlangga.
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, menargetkan pertumbuhan industri furnitur pada tahun ini mencapai 8 persen. Benua Amerika masih menjadi pasar ekspor utama Indonesia.
“Untuk kejar target nilai ekspor 5 miliar dolar AS pada 2024. Kami siap menyasar pasar-pasar baru seperti India dan Timur Tengah,” ujar Abdul.
Sementara itu, untuk wilayah Eropa, menurutnya, perang Rusia Vs Ukraina yang masih berlangsung, akan berdampak pada industri furnitur dan kerajinan
“Untuk itu, kami masih belum berani mematok target di pasar ini,” tegasnya.
Tinjau Pameran Otomotif
Selain pameran furnitur, Airlangga mengunjungi pameran otmotif, Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023, di JCC, Senayan, kemarin. Dalam kinjungan ini, Airlangga didampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Keduanya mengunjungi semua peserta pameran. Salah satunya melihat Hyundai STARGAZERdan Hyundai IONIQ 5. IONIQ 5 merupakan mobil listrik pertama yang diproduksi di dalam negeri, dirakit langsung di pabrik Hyundai di Deltamas, Cikarang.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 20 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 14 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu