Impor Pakaian Bekas Ancam Brand Ternama Di Indonesia
JAKARTA - Maraknya impor pakaian bekas untuk dijual kembali di Indonesia membuat geram Presiden Jokowi. Pasalnya, kegiatan tersebut akan berdampak tergerusnya industri pakaian di dalam negeri.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, dampak dari kegiatan impor pakaian bekas memang sifatnya jangka panjang, karena saat ini jumlah impornya masih sangat kecil.
“Tapi, kalau kita perhatian, penjualan pakaian bekas ini makin eksis karena pasarnya mulai terbentuk,” kata Tauhid kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.
Kondisi tersebut tidak baik bagi industri pakaian jadi dan industri tekstil nasional secara keseluruhan. Sebab, target pasar di Indonesia sangat luas.
Apalagi, masuknya pakaian bekas dari luar negeri diiringi minat yang besar dari masyarakat. Ini terjadi seiring banyaknya posting konten kreator di media sosial yang mempromosikan pakaian bermerek dari luar negeri bisa didapat dengan harga murah di pasar pakaian impor bekas.
“Minat masyarakat belakang ini makin tinggi beli pakaian bekas. Apalagi kalau bisa dapat yang bermerek, meski harganya sudah tidak murah lagi. Bisa di kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu,” kata Tauhid.
Yang lebih mengkhawatirkan, kata dia, penjualan pakaian bekas ini sudah masuk ke mall-mall dan dijajakan di toko-toko besar.
Jika kondisi ini terjadi terus menerus, akan berdampak pada brand internasional yang mempunyai pabrik di Indonesia. Karena konsumen memilih barang impor dengan harga yang lebih murah, walau statusnya barang bekas.
“Kerugian yang diakibatkan oleh impor baju dan sepatu bekas bisa sangat besar kalau sudah mengganggu industrinya,” tegas Tauhid.
Misal, pabriknya bangkrut, akan banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pengangguran meningkat dan banyak efek turunan lainnya.
Menanggapi arahan Presiden Jokowi agar jajarannya menindak tegas pelaku impor pakaian bekas, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pihaknya akan membentuk tim yang bekerja sama dengan Aparat Penegak Hukum (APH).
Banyak cara bisa dilakukan untuk mencegah masuknya pakaian impor bekas. Salah suatunya dengan melakukan sidak ke pusat pakaian bekas,” kata Agus di Jakarta, Rabu (15/3).
Agus mengatakan, isu impor pakaian bekas bukanlah isu sirkular ekonomi atau lingkungan, sehingga impor barang bekas seperti baju maupun sepatu untuk dijual kembali di dalam negeri tidak boleh terjadi.
“Kita harus stop. Kementerian Perindustrian fokus akan hal itu. Di e-commerce juga tidak boleh jualan pakaian bekas,” tegas Agus.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui sulitnya mencegah barang bekas impor masuk ke Indonesia.
“Indonesia banyak impor barang bekas. Namun, tidak mudah (mencegahnya). Karena pelabuhan tikus di negeri kita ini sangat banyak. Kita kepulauan, bisa dari Riau, Aceh atau Lampung. Belum lagi di Kalimantan,” ucap Zulhas di Pekanbaru, Jumat (17/3).
Karenanya, lanjut Zulhas, perlu kerja sama Pemerintah Daerah, Kepolisian, Bea Cukai. Yang paling penting, informasi dari masyarakat terkait adanya perdagangan pakaian bekas impor di daerah masing-masing.
Kendati begitu, ada pengecualian terkait impor barang bekas. Seperti kapal, pesawat tempur bekas, boleh diimpor.
Sedangkan untuk pakaian, sepatu maupun tas bekas impor, itu berdampak kepada kesehatan dan industri tekstil serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
“Kalau beli barang bekas produk dalam negeri, boleh. Misalnya baju yang sudah kita pakai terus dijual, ya boleh, tapi jangan impor,” pungkas Zulhas. rm.id
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu