Ganjar-Gibran Tetap Temenan
JAWA BARAT - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sempat berbeda pandangan soal kehadiran Timnas Israel di sini. Meski berbeda, keduanya tetap temenan.
Gibran sempat marah kepada kepala daerah yang menolak kehadiran Timnas Israel pada Piala Dunia U-20. Menurut Gibran, para kepala daerah sudah menandatangani government guarantee menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Menurutnya, setiap daerah seharusnya berkomitmen menjamin kelancaran gelaran event multinasional tersebut.
"Ngapain mereka tanda tangan kalau ujung ujungnya seperti itu," kata Gibran.
Meski Gibran tidak menyebut nama, namun kepala daerah yang menolak kehadiran Timnas Israel adalah Ganjar dan Gubernur Bali Wayan Koster. Banyak yang menyoroti soal perbedaan pandangan Gibran dan Ganjar. Padahal keduanya kader PDIP.
Namun, Gibran akhirnya meminta maaf kepada Ganjar dan Koster.
"Mohon maaf kalau ada kata-kata saya yang salah. Semuanya yang mungkin tersinggung dengan kata kata saya,” ujar Gibran.
Gibran mengaku, hubungannya dengan Ganjar tetap berjalan. Komunikasi dengan Ganjar pun baik.
"Baik-baik lha ngopo (kenapa), komunikasi baik. Komunikasi terakhir, minggu lalu mungkin ya masih komunikasi. Tenang aja ya semua baik-baik saja," tuturnya.
Gibran mengaku memposisikan dirinya sebagai tuan rumah. Di mana Solo menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20 di Indonesia.
“Saya ditugasi untuk jadi tuan rumah final makanya persiapan benar-benar total," jelas Gibran.
Apa tanggapan Ganjar soal permintaan maaf Gibran? Ganjar memastikan hubungan dengan Gibran baik-baik saja.
"Sudah nggak usah nyalah-nyalahkan. Kita ikuti apa yang menjadi perintah Presiden," ujar Ganjar usai menghadiri rapat Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Gedung Gradika, Semarang, kemarin.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjamin, partai tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Gibran, meski berbeda sikap soal Piala Dunia U-20 di Indonesia. Hasto menganggap, perbedaan di antara kader PDIP merupakan hal yang biasa.
Dia menilai itu sebagai dinamika dalam internal kader. Diharapkan, perbedaan pandangan itu menjadi proses pematangan sebagai pemimpin.
"Jadi nggak ada sanksi menyanksi. Apalagi kita kita berbicara hal yang baik, tentang sepakbola," ucap Hasto.
Ke depan, kata dia, tidak akan ada lagi dualisme suara di dalam tubuh PDIP. Sebab beberapa waktu lalu, pihaknya telah mengumpulkan seluruh kadernya lewat daring untuk memberikan pandangan tentang partai. rm.id
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu