Membaca Ulang Al-Qur’an (26)
Makna Dan Hakekat Basmalah (3), Antara Bismillah Dan Bismi Rabbik (1)
CIPUTAT - Antara bismillah dan bismi Rabbik, sepintas makna keduanya sama, tetapi ternyata mempunyai perbedaan yang signifikan. Bismillah berarti “Dengan menyebut nama Allah” dan bismi Rabbik berarti “dengan menyebut nama Tuhanmu”. Yang pertama muncul sebagai ayat pertama dalam Al-Qur’an (Q.S. al-Fatihah/1:1) dan muncul pula pada setiap awal surah kecuali surah al-Taubah.
Yang kedua, (bi ismi Rabbik/Q.S. al-‘Alaq/96:1). Persoalan berikutnya ialah mengapa penulisan pertama dan kedua berbeda? Yang pertama huruf ba disambung dengan huruf sin tanpa penulisan alif (بسم الله) dan yang kedua menggunakan alif setelah huruf ba (باسم ربك). Persoalan lain, mengapa harus dengan “ism” (bi ism)? Kenapa bukan Billah atau Bi Rabbik?. Ketiga, apa perbedaan antara Allah dan Rabb?.
Ternyata di dalam kitab-kitab Tafsir, ‘Ulum al-Qur’an, dan kitab-kitab Tasawuf mempunyai pembahasan mendalam.
Mengenai perbedaan penulisan Bismillah dan Bismi Rabbik dijelaskan beberapa pendapat dalam kitab Tafsir Fakhr al-Razi. Pertama, penulisan Bismillah tidak menggunakan alif washal sesudah huruf ba tetapi awal ba-nya ditulis sedikit lebih panjang untuk menggantikan alif yang terbuang. Berbeda dengan penulisan bi ism Rabbik yang ditulis normal, yakni alif washl ditylis sesudah huruf ba.
Kedua, Penggunaan lafaz Bismillah lebih sering digunakan, karena itu langsung disambung dengan huruf sin tanpa penulisan alif washl. Alasan dalam kitab Tafsir al-Razi lebih bersifat linguistik. (Lihat Tafsir Fakhr al-Razi, juz 1, h.106). Kebanyakan kitab-kitab Tafsir Mu’tabarah tidak membahas perbedaan penulisan kedua ayat tersebut. Pada umumnya langsung membahas makna besar dan kandungan luas basmalah dalam Al-Qur’an.
Pembahasan lebih mendalam dan lebih bersifat teosofi, dibahas di dalam kitab Futuhat al-Makkiyyah. Menurut Ibn Arabi, penghilangan huruf alif washl dalam penulisan Bismillah (بسم الله) karena Allah sebagai lafaz jalalah (al-lafdh al-jalalah) yang merujuk langsung kepada Zat Allah ‘Azza wa Jall, maka tidak boleh ada huruf alif yang mengantarai antara huruf ba dengan ism.
Bagi Ibn ‘Arabi, huruf ba adalah huruf yang amat penting dan sacral. Ia menyebutkan sebuah kutipan: “Ma raitu syaian illa wa raitu al-ba’ ‘alaihi maktubah” (Aku tidak melihat sesuatu kecuali aku melihat di atasnya tulisan ba). Huruf ba merupakan manifestasi awal (al-ta’ayyun al-awwal) dan dari huruf ini menjelma rangkaian makhluk berikutnya.
Itu pula rahasianya mengapa huruf ba diletakkan sebagai awal permulaan Al-Qur’an. Ia mengatakan: “Fa al-ba`u malakutiyyah, wa al-nuqthah jabarutiyyah, wa al-harakah syahadiyyah...” (Adapun huruf ba (symbol alam) Malakut, titik di bawah ba (symbol alam) Jabarut, dan barisnya (symbol alam) Syahadah). Titik di bawah huruf ba dihubungkan dengan ayat: Nun wa al-Qalam wa ma yasthurun (Q.S. al-Qalam/68:1). Ayat ini menjelaskan tinta/dawak (nun), pena (wa al-qalam), dan lembaran/kertas (wa ma yasthurun). Tulisan pertama pena itu adalah titik di bawah ba yang menjadi sumberdari segala sesuatu. (Lihat artikel terdahulu).
Berbeda dengan penulisan Bi ism Rabbik (باسم ربك), di dalam penulisannya menampilkan huruf alif washl karena Rabb adalah setara dengan nama-nama Allah lain yang tergabung di dalam al-Asma’ al-Husna. Tidak adanya huruf alif washl dalam Bismillah (بسم الله) menjadi pertanda tidak adanya jarak antara Zat Allah sebagai rahasia segala rahasia (sir al-asrar/sacred of the sacred) dengan keseluruhan makhluknya. Berbeda dengan Rabb sebagai entitas awal (al-ta’ayyun al-awwal) bisa saja mempunyai jarak dengan entitas-entitas lainnya. Allahu a’lam.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu