Berkat Kerja Keras Lobi FIFA, Elektabilitas Erick Sebagai Cawapres Terkerek

JAKARTA - Perjuangan Erick Thohir dalam isu Piala Dunia U-20, berbuah apresiasi dari masyarakat.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI) Burhanuddin mengungkap, masyarakat merasakan perjuangan Erick dalam mempertahankan status tuan rumah, hingga meyakinkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA), agar tidak menjatuhkan sanksi berat.
"Persepsi Erick melobi FIFA agar Indonesia tidak terkena sanksi, ternyata punya insentif elektoral," ujar Burhanuddin, saat merilis hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia bertajuk "Isu-isu Mutakhir dan Dinamika Elektoral Pasca Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20" di Jakarta, Rabu (19/4).
Dalam simulasi delapan nama Calon Wakil Presiden (Cawapres), Burhanuddin mengatakan, Erick mendulang 11,8 persen suara responden atau berada di tiga besar, di bawah Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.
Ada efek elektabilitas buat Erick sebagai Cawapres, terkait jerih payahnya sebagai Ketua Umum PSSI," jelas Burhanuddin.
Sebanyak 72,6 persen responden mengatakan, Erick sudah berusaha optimal dalam memperjuangkan Indonesia, agar tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Sebanyak 63,5 persen responden, menilai Erick berhasil meyakinkan, agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi berat untuk Indonesia.
Ini hajatan pertama Erick dan gagal. Tapi paling tidak, publik tidak menyalahkan Ketum PSSI," papar Burhanuddin.
Ganjar anjlok
Sementara elektabilitas Erick terkerek, Ganjar justru sebaliknya. Anjlok gara-gara menolak kedatangan Israel di Piala Dunia U20.
Isu ini dipercaya menjadi penyebab FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia.
"Suara Ganjar turun. Maret, sebelum pembatalan masih lumayan. Tapi, setelah batal, langsung drop sekitar 7-8 persen," beber Burhanuddin.
"Elektabilitas Erick naik di kalangan masyarakat, yang tahu FIFA batalkan Indonesia. Kalau di Ridwan Kamil dan Sandiaga, tidak ada bedanya," kata Burhanuddin.
Survei nasional IPI digelar pada 8-13 April menggunakan metode wawancara telepon, yang mampu menangkap dinamika opini publik.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) kepada 1.212 responden, dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Nasional | 17 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 7 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu