Tokoh Muda NU: Ganjar Sosok Capres Nasionalis, Dekat Dengan Kiai Dan Santri
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Dukungan PPP ini menjadi dukungan ke-4 dari partai politik bagi Ganjar. Sebelumnya dukungan untuk Ganjar diumumkan secara resmi oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pada 21 April.
Kemudian disusul Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Oesman Sapta Odang (OSO) pada hari berikutnya, 22 April.
Selain dukungan dari PDIP, Hanura dan PPP, sejatinya Ganjar juga telah didukung oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai capres pada Oktober tahun lalu.
Menanggapi hal tersebut, Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Witjaksono merespons positif dukungan partai-partai, khususnya partai Islam dalam mendukung dan mengusung Ganjar sebagai capres di 2024.
Menurut dia, Ganjar secara kapabilitas dan kualitas telah layak dicalonkan sebagai Presiden RI. Hasil survei beberapa lembaga yang kredibel juga secara rutin menunjukkan Ganjar ada di puncak.
"Jadi dukungan dari partai sebagai tiket utama untuk menjadi bakal calon presiden sebenarnya tinggal menunggu waktu yang tepat saja," ujar Witjaksono, Kamis (27/4).
Menurutnya, pengumuman pencapresan Ganjar secara resmi oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah hal yang ditunggu partai politik lain, termasuk partai-partai Islam.
"Alhamdulillah atas dasar kearifan beliau Mas Ganjar telah secara resmi menjadi capres yang dicalonkan PDIP pada Pilpres 2024 nanti sejak tanggal 21 April 2023 yang lalu bertepatan dengan peringatan Hari Kartini," tambah pria yang akrab disapa Mas Witjak itu.
Ketua Umum Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) itu juga mengatakan, penetapan Ganjar sebagai capres yang dilakukan partai politik, termasuk di dalamnya partai Islam seperti PPP, tidaklah mengherankan.
Sebab, sejak lama Ganjar dikenal sebagai sosok nasionalis yang dekat dengan kalangan ulama dan pesantren.
Walaupun dikenal sebagai seorang nasionalis tulen hasil kaderisasi PDIP, Mas Ganjar telah lama dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan kiai dan pesantren," tuturnya.
Kalau diselisik lebih jauh, kakek mertua Ganjar adalah KH. Hisyam Abdul Karim (Mbah Hisyam), salah satu Tokoh NU pendiri Pondok Pesantren Rodlotus Sukawarah Sholichin Sholichat di Purbalingga.
Selain sebagai pendakwah, Mbah Hisyam juga merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia di masanya.
"Jadi histori kedekatan Mas Ganjar dengan umat Islam telah terbangun sejak lama,” imbuh Mas Witjak.
Mas Witjak menambahkan, sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar juga telah banyak mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada umat Islam di Jawa Tengah secara lintas organisasi masyarakat (ormas).
“Mas Ganjar telah membuktikan bahwa kemampuannya untuk mengharmonisasikan Jawa Tengah bersama wakilnya Gus Yasin, yang juga merupakan putra ulama besar (alm) Mbah Maimoen telah mampu mewujudkan Jawa Tengah sebagai kota dengan tingkat toleransi umat beragama yang tinggi," terang dia.
Selain itu, Mas Witjak juga menyebut, kebijakan yang dibuat Ganjar berpihak kepada umat Islam dari berbagai latar belakang ormas. Di antaranya NU dan Muhammadiyah.
"Oleh karena itu banyak kalangan ulama dan pesantren yang secara sukarela mendukung beliau untuk meluaskan kemanfaatannya sebagai Presiden Republik Indonesia 2024-2029,” tambah Mas Witjak.
Tak hanya itu, Mas Witjak menilai, keberpihakan Ganjar terhadap masyarakat miskin melalui berbagai bantuan dan stimulus yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sangat dirasakan sampai ke pelosok-pelosok desa.
"Salah satu dampak kebijakan yang telah dibuat Mas Ganjar sebagai gubernur juga telah dirasakan secara langsung oleh masyarakat pesisir di Jawa Tengah yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dan mayoritasnya juga merupakan warga Nahdliyin yang kami naungi di SNNU," ungkapnya.
Salah satu kebijakan yang menunjukkan komitmen Ganjar terhadap nelayan adalah dibuatnya Peraturan Daerah (Perda) Nelayan Jawa Tengah pada 2019.
Perda itu dibuat untuk mewujudkan kesejahteraan nelayan dengan cara memberikan jaminan teknologi, permodalan dan logistik yang dapat diakses dengan mudah oleh nelayan. (RM.id)
Nasional | 19 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 19 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 19 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu