Posko Damkar Dan BPBD Telah Ditempati
SERPONG - Posko Damkar dan BPBD di Samping Kantor Kecamatan Pamulang kini telah ditempati Maret lalu. Kira-kira sepekan setelah diresmikan oleh Walikota Tangsel Benyamin Davnie, bersamaan dengan Alun-Alun Pamulang.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Bani Khosyatullah menjelaskan, Posko yang telah selesai dibangun dan diresmikan bersamaan Alun-Alun Pamulang sudah ditempati, sekitar sebulan yang lalu.
“Seminggu setelah diresmikan oleh Bapak Walikota H Benyamin Davnie, langsung ditempati di gedung berlantai tiga yang diperuntukkan untuk Posko Damkar dan BPBD, lokasinya di samping Kantor Kecamatan Pamulang,” ujarnya beberapa waktu lalu saat ditemui di bilangan Serpong.
Lebih lanjut, posko Damkar, di masing-masing kecamatan, disiapkan dua unit armada pemadam. Dengan kekuatan personel sesuai dengan kapasitas, jumlah tangki unit pemadam. Dengan disediakan di masing-masing wilayah, mempermudah jangkauan saat terjadi kebakaran, dengan demikian, pemadaman dapat ditangani dengan cepat.
“Tengki 5 ribu liter sebanyak dua unit, dengan jumlah personel 7 orang, yang disiagakan khusus wilayah Pamulang. Satu kecamatan umumnya, dua unit, namun manakala terjadi kebakaran memerlukan beberapa unit, maka yang terdekat meluncur dan rata-rata saat kebakaran dua hingga empat unit. Sementara belum ada penambah, masih di dua unit,” tambah ia.
Sementara itu, pihaknya memaparkan jumlah kebakaran pada tahun 2022 lalu mencapai lebih dari 60 insiden kebakaran. Rata-rata yang terbakar, adalah rumah, terutama di kawasan padat penduduk seperti Kecamatan Ciputat. Faktor kepadatan penduduk menjadi penyebab terjadinya insiden jara 65. Dengan jumlah penduduk padat, memengaruhi kepedulian masyarakat minim.
“Data Kebakaran tahun 2022, sebanyak 62 paling tinggi Kecamatan Ciputat, dan yang paling rendah di Kecamatan Setu. Faktor kebakaran rata-rata kepadatan penduduk, biasanya pertama rumahnya berhimpitan dan semakin padat jumlah penduduk, maka tingkat kesadaran menurun, sebaliknya ketika kepadatan penduduk rendah, kesadaran tinggi dan 90 persen karena korleting listrik.
Lanjut ia, kebakaran rumah, paling sulit, terutama kawasan padat penduduk, karena mudah merembet ke bangunan lain, di tambah lagi, akses jalan terkadang sulit dilalui mobil besar. Sehingga dapat menghambat upaya pemadaman. Untuk pemadaman rumah, atau bangunan gedung, tentu tidak bisa dilakukan dengan apar, terkecuali kobaran api masih kecil.
“Jangankan rumah, kadang-kadang tiang listrik jalan terbakar. Dan paling gampang, cuma menggunakan apar. Tapi kalau rumah itu sulit, biasanya masalah kabel yang sudah tidak representative lagi.
Rumah lama, kabelnya perlu ada peremajaan, namun upaya itu tentunya sangat sulit. Orang tidak pernah memikirkan upaya peremajaan. Kecuali kalau perusahaan ada biaya perawatan. Sedangkan rumah, kalau sudah terbakar baru diketahui,” jelasnya.
Selain menangani kebakaran, juga tim penyelamatan, yakni non kebakaran, dan insiden bukan kebakaran paling banyak. Mulai dari penyelamatan binatang buas, seperti ular, atau sarang tawon yang membahayakan. Para petugas dibekali dengan keahlian, dan peralatan yang mendukung sehingga saat penyelamatan selalu berhasil.
“Bisa lima kali dalam sehari semalam, biasa sarang tawon, pelepasan cincin, binatang buas, dan lain-lain. Pelayanan paling lama 10 menit, petugas datang ke lokasi menggunakan sepeda motor. Petugas selalu, dibekali dengan pengembangan pelatihan dengan peralatan memadai,” tambah ia.
Kebakaran dapat dicegah, dengan cara, mencermati penggunaan aliran listrik, selalu waspada potensi percikan api, baik dari penggunaan kompor, korek api atau hal-hal lain. Kewaspadaan jauh lebih mudah dilakukan ketimbang, terlambat terjadi kebakaran. Sebab jika terjadi kebakaran bakal merugikan banyak hal.
“Mengimbau kepada masyarakat agar agar tetap siaga terhadap rentan kebakaran, karena kalau sudah terjadi apapun menjadi korban, baik nyawa maupun materi. Lebih baik siaga, dengan lebih berhati-hati. Kami selalu memberikan edukasi. Bahkan yang sering melakukan edukasi anak-anak bersama orangtua, dan para guru,” tutupnya.
Lifestyle | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu