TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Icip-Icip Samgyetang, Sup Ayam Ginseng Andalan Musim Panas Di Korea

Oleh: FIRSTY HESTYARINI
Minggu, 11 Juni 2023 | 12:00 WIB
Foto : RM
Foto : RM

KORSEL - Lawan panas dengan panas. Kira-kira, begitulah keyakinan orang Korea, dalam mengatasi teriknya musim panas, dan menjaga stamina agar tetap fit.

Mengutip Hallyuvibe, orang Korea lebih memilih mengonsumsi makanan panas di musim panas. Karena di musim itu, manusia lebih banyak mengeluarkan keringat dalam beraktivitas.

Untuk mencegah kehilangan energi dan tubuh nggak gampang sakit, menu samgyetang pun jadi pilihan.

Makanan penambah stamina atau boyangshik ini, biasanya dimakan pada tiga hari terpanas di musim panas atau sambok.

Secara harfiah, samgyetang dapat diartikan sebagai sup ayam ginseng. Samgyetang (삼계탕) berasal dari penggalan kata dari Sam (삼) yang berarti ginseng, Gye (鷄) yaitu ayam dalam aksara China dan Tang (탕) yang berarti Sup.

Menu ini terdiri dari ayam muda diisi dengan beras ketan, kurma Korea, ginseng, bawang putih dan rempah-rempah terpilih lainnya, yang bernutrisi tinggi.

Setelah itu, ayam direbus dengan api kecil selama 2-3 jam, hingga empuk. Lazimnya, samgyetang disajikan dalam wadah dol-sot (periuk batu).

Rakyat Merdeka/RM.id (Tangsel Pos Grup) berkesempatan menjajal samgyetang di sebuah resto di kawasan Sejongno Park, Seoul. Bersama 12 jurnalis peserta The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea Batch 2, yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation pada 28 Mei - 3 Juni 2023. Momen acara ini bertepatan dengan awal musim panas di Korea Selatan (Korsel).

Ketika itu, Direktur Korea Foundation Jakarta Choi Hyun-soo menyarankan kami untuk memilih menu samgyetang dengan abalone.

Abalone adalah kerang yang masih satu keluarga dengan siput. Bercangkang tunggal, bentuknya mirip scallop.

Rupanya, samgyetang plus abalone adalah menu termahal di resto itu. Menu yang diberi nama Sansam Jeonbok Samgyetang itu, dibandrol dengan harga 31 ribu won atau sekitar Rp 356 ribu.

Menu lainnya seperti Jeonbok Samgyetang (sup ayam dengan abalone, tanpa ginseng batangan) dan Sansam Samgyetang (sup ayam ginseng batangan, tanpa abalone) dihargai 25 ribu won atau setara Rp 287 ribu rupiah.

Begitu tiba, samgyetang yang disajikan dalam periuk batu berukuran mangkok, terlihat menggoda selera.

Sup ayam utuh bertabur daun bawang dengan asap mengepul itu, seolah tak sabar mengajak lidah berdansa. 

Meski begitu, saya tak kalap menyantap. Soalnya, panas sekali. Harus pelan-pelan, dan dipindah ke piring kecil yang sudah disediakan. Tak langsung disantap di wadahnya.

Begitu menyeruput kuahnya, rasa gurih alami langsung terasa. Tak perlu pakai tambahan garam, sudah enak. Lebih sehat pula.

Untuk bumbu tambahan, disediakan sambal, bawang putih bulat.

Dagingnya empuk. Gampang copot dari tulang. Diselingi makan kimchi, terasa lebih nikmat lagi.

Satu-satunya yang membikin tanda tanya, cuma porsinya. Bingung juga, bagaimana menghabiskan ayam satu ekor, yang di dalamnya juga diisi ketan.

Tapi, pelan-pelan dimakan sambil ngobrol, akhirnya habis juga.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo