TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Hewan Penular Rabies Di Jakarta Meningkat

Jika Digigit Jangan Panik, Bawa Ke IGD RS Rujukan

Oleh: Farhan
Rabu, 28 Juni 2023 | 13:16 WIB
Warga Pademangan memanfaatkan progran vaksinasi di kantor RW setempat. Foto : Ist
Warga Pademangan memanfaatkan progran vaksinasi di kantor RW setempat. Foto : Ist

JAKARTA - Tren kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) di Jakarta mengalami peningkatan. Sejak Januari hingga Juni 2023, ada 1.527 kasus GHPR. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pun menyiapkan rumah sakit (RS) rujukan.

Kepala Seksi (Kasi) Survei­lans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Ngabila Salama menegaskan, dari 1.527 kasus, tidak semuanya menjadi rabies. Sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi terkena rabies, dilakukan tata laksana di RS, termasuk pemberian vaksin antirabies.

“Sampai saat ini, tidak ada ka­sus rabies positif di Jakarta. Karena Jakarta sudah eliminasi status rabies sejak 6 Oktober 2004,” kata Ngabila, Senin (26/6).

Ngabila mengaku, pihaknya menyiapkan dua RS rujukan untuk pasien GHPR. Yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. Dari ribuan pasien tersebut, tidak ada yang meninggal dunia.

Data dari 194 RS dan 44 Puskesmas kecamatan di Jakarta tahun ini juga menyebut tidak ada kasus kematian akibat gigitan hewan tersebut.

Ngabila bilang, rabies umum­nya disebabkan gigitan anjing dan kucing. “Walaupun bisa juga karena gigitan monyet, kera atau kelelawar dan lain-lain yang membawa virus rabies,” jelas dia.

Gejala dari hewan yang memi­liki rabies, antara lain lebih agitasi, kejang, ada kelumpuhan di organ tubuh tertentu, banyak mengeluarkan liur atau hipersa­livasi dan batuk atau pilek.

Untuk penyediaan vaksin atau serum antirabies, Dinkes DKI Jakarta berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Vaksin tersebut diberikan gratis di dua RS rujukan GHPR. Stok vaksin antirabies juga sangat cukup.

“Di Dinkes DKI Jakarta terda­pat 748 vial, RSUD Tarakan 100 vial dan RSPI Sulianti Saroso 654 vial. Dengan rata-rata gigitan 300-400 kasus per bulan, maka stok tersebut akan bertahan seki­tar 4-5 bulan,” jelas Ngabila.

Korban GHPR, lanjut dia, da­pat langsung datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat atau langsung ke RS rujukan.

Ngabila menyarankan, hewan peliharaan dilakukan vaksinasi rabies secara berkala.

Untuk mencegah komplikasi dan kematian, kata dia, diharap­kan masyarakat yang tergigit tidak panik, jaga area gigitan tetap bersih, dibilas dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Jaga agar luka tidak infeksi dan segera bawa ke IGD di 2 RS rujukan.

Gencarkan Vaksinasi

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan, meski telah ditetapkan sebagai daerah bebas rabies, Jakarta merupakan daerah dengan risiko penularan rabies tergolong tinggi. Lan­taran Jakarta berbatasan dengan daerah endemis rabies, yakni Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi (Bodetabek).

“Lalu lintas HPR (Hewan Penular Rabies) tinggi ke wilayah DKI Jakarta,” kata Eli.

Untuk mencegah virus rabies, Suharini mengatakan, pihaknya tengah menggencarkan vaksinasi rabies. Selain itu, bekerja sama dengan Pemerintah Kota/Kabu­paten yang berbatasan dengan Ja­karta untuk meningkatkan keke­balan warga atas virus rabies.

Selain itu, upaya pengendalian populasi hewan yang berpo­tensi menularkan rabies, serta melakukan surveilans virus ra­bies juga akan dilakukan secara intensif.

Tidak hanya itu, Dinas KPKP DKI Jakarta juga mensosialisasikan langkah yang harus ditem­puh warga ketika digigit hewan penular rabies.

“Sosialisasi dan edukasi ke­pada masyarakat tentang rabies dan kepemilikan hewan yang bertanggung jawab menjadi hal penting untuk pencegahan rabies,” katanya.

Kepala Suku Dinas (Sudin) KPKP Jakarta Timur Ali Nurdin mengatakan, pihaknya telah menyuntikkan vaksin rabies kepada 5.344 hewan yang ada di wilayahnya. Ribuan hewan tersebut terdiri dari kucing, anjing, musang dan kera.

“Tujuan utama vaksin rabies agar hewan peliharaan dan masyarakat terbebas dari penyakit rabies. Kegiatan vaksin rabies gratis tersebar di 65 kelurahan Jakarta Timur,” kata Ali.

Tahun ini, Sudin KPKPJa­karta Timur menargetkan 12 ribu hewan peliharaan sudah divaksin rabies yang merupakan jumlah terbanyak di Provinsi DKI Jakarta. “Mayoritas hewan yang divaksin itu biasanya kucing,” katanya.

Ali bilang, kuota vaksin rabies akan disesuaikan dengan potensi yang ada, sehingga jumlah masing-masing kelurahan dipasti­kan tidak sama.

“Kami menyesuaikan masing-masing kelurahan, apakah pelaksanaannya di kantor kelu­rahan atau di Sekretariat RW,” tandasnya.  

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo