Beli Pesawat Tempur Bekas Qatar
Prabowo Ngaku Terpaksa
JAKARTA - Keputusan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto membeli pesawat tempur bekas Qatar menuai polemik. Di dunia nyata dan dunia maya, banyak yang mempertanyakan urgensi Prabowo beli pesawat bekas yang sudah tua dan dianggap ketinggalan zaman. Menjawab kritikan itu, Prabowo ngaku terpaksa.
Ada 12 pesawat jet tempur bekas yang dibeli Kemenhan dari Qatar. Semuanya adalah pesawat Mirage 2000-5 buatan Dassault, Prancis. Pesawat tempur bekas ini diproduksi tahun 1994 dan beroperasi di Qatar sejak tahun 1997.
Pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 terdiri atas sembilan jet bertempat duduk tunggal dan tiga pesawat bertempat duduk ganda. Anggaran yang dihabiskan untuk beli 12 pesawat bekas Qatar ini mencapai 733.000.000 Euro atau setara Rp 11,8 triliun.
Pengadaan tersebut juga sudah termasuk paket pendukungnya. Antara lain, 14 engine and T-cell, technical publications, dan GSE. Kemudian spare, test benches, A/C delivery, FF & insurance, dukungan servis selama tiga tahun, pelatihan pilot, teknisi, dan infrastrukur, serta persenjataan.
Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin mengkritik pembelian 12 pesawat tempur bekas itu. Menurutnya, sangat mubazir menghabiskan uang negara yang hampir Rp 12 triliun hanya untuk membeli pesawat bekas dengan usia yang sudah uzur.
“Kondisi apa yang mendesak sampai kita harus beli pesawat tua. Kalau toh terburu waktu dengan alasan butuh pesawat pengganti dalam waktu dekat, kenapa misalnya tidak ambil pesawat Mirage 2000-9 milik Uni Emirat Arab (UEA) yang usianya lebih muda,” kritik Hasanuddin dalam keterangan tertulisnya kemarin.
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, dengan anggaran hampir Rp 12 triliun, sebenarnya Kemenhan bisa mendapatkan pesawat yang jauh lebih muda dan lebih canggih. Misalnya jet tempur F-35A, SAAB Gripen atau F-15 EX baru.
“Lalu kenapa kita harus memaksakan beli pesawat bekas yang sudah tua. Belum lagi biaya perawatan yang tidak kecil,” sindirnya.
Setelah menerima banyak kritikan dan nyinyiran, Prabowo akhirnya buka suara. Prabowo menjelaskan pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5 itu untuk mengisi kekosongan pesawat tempur yang akan dipensiunkan. Sebab, jet tempur Rafale baru akan datang 3 tahun lagi.
Kebetulan memang banyak yang seolah-olah nyinyir, seolah-olah ya mau macem-macem. Menilai bahwa diomongin pesawat bekas, pesawat bekas. Ya memang kita sering terpaksa beli beli pesawat yang tidak baru,” jawab Prabowo usai Joy Flight Super Hercules C-130J di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.
Prabowo mengatakan, Indonesia perlu membeli pesawat tempur lagi karena Rafale baru akan tiba pada 2026. Diketahui, Mirage 2000-5 dan Rafale berasal dari pabrikan yang sama, yakni Dassault Aviation dari Prancis.
“Nah itu lah maksudnya. Kita mencari pesawat fighter interim yang bisa segera kita gunakan. Pesawat Mirage 2000-5 memang tidak sama kecanggihan dan modernnya dengan Rafale. Ini Rafale kan teknologi terakhir, tetapi sama-sama buatan Dassault,” terang Prabowo.
Meskipun kondisi bekas, Prabowo mengklaim 12 pesawat Mirrage 2000-5 masih dapat dioperasikan dalam jangka waktu yang lama. “Jadi Mirage 2000-5 ini masih punya usia pakai ya kira-kira 15 tahun lagi. Karena baru dipakai kurang lebih 30 persen flying hours,” ungkap Ketum Partai Gerindra itu.
Namun, pengamat militer dan pertahanan dari Semar Sentinel, Alman Helvas Ali menilai, teknologi pesawat tempur Mirage 2000-5 tidak cocok dijadikan transisi menuju Rafale. Dari sisi generasi dan teknologi, kata dia, tidak ada kesamaan antara kedua jet tempur tersebut.
“Mirage 2000-5 adalah pesawat tempur generasi 4. Sementara Rafale adalah pesawat tempur generasi 4.5. Tidak ada technology similarity antar kedua pesawat,” kata Alman.
Sementara itu, pakar intelijen dari Universitas Indonesia Stanislaus Riyanta menilai, pembelian pesawat tersebut pilihan rasional untuk menambah kekurangan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dalam negeri. “Selama harga sebanding dengan kualitas dan sudah ada analisis terkait penggunaaan pesawat tersebut dari user (TNI-AU). Saya kira sah-sah saja,” ulas Stanislaus, tadi malam
Menurutnya, alutsista yang ada saat ini masih terbilang ideal jika mempertimbangkan anggaran yang ada. Sebab, belanja negara tidak hanya alutsista, dan porsi anggaran alutsista negara kita cukup besar.
Di dunia maya, pembelian pesawat tempur bekas Qatar menjadi sorotan warganet.
Mendengar pembelaan Prabowo, netizen tetap nyinyirin. “Memalukan.. sekelas Prabowo kok beli pesawat tempur bekas berusia 26 tahun....Apa yang dicari dari pembelian itu... Kuantitas atau kualitas pesawat? Bikin KCIC dan IKN saja bisa dari 0,” sindir @Andra89996910. “Beli pesawat tempur bekas buat apa ?? Pajangan?” timpal @FellyArni. “Untuk majukan angkatan udara kok beli pesawat tempur bekas,” ledek @cokacoka112.
Namun, ada juga yang memuji karena anggaran pertahanan tidak dikorupsi. “Mau bekas, mau rongsokan, silakan. Yang penting, harganya nggak dimarkup, dan tidak dikorupsi dengan cara apapun,” kata @isgsjnz. “Pembelian pesawat tempur mirage 2000 bekas dari Qatar akan berdampak pada efektivitas dan efisiensi anggaran,” timpal @JulieSa55544486.
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu