TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Rayakan Tahun Baru Islam Dengan Masyayikh Se-Indonesia

Ganjar Dekat Dengan Ulama

Laporan: AY
Jumat, 21 Juli 2023 | 08:55 WIB
Capres dari PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kedua kiri) bersilaturahmi dengan sejumlah masyayikh di Pondok Pesantren Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang. Foto: Ist
Capres dari PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kedua kiri) bersilaturahmi dengan sejumlah masyayikh di Pondok Pesantren Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang. Foto: Ist

JAWA TENGAH - Tak hanya dengan rakyat bawah, capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo begitu dekat dengan para ulama yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini.

Hal itu terlihat saat Ganjar bertemu dengan puluhan masyayikh dan habaib se-Indonesia, di Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (19/7) lalu, atau bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah. Di acara tersebut, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu, mendapat 8 amanah kebangsaan dari para masyayikh.

Acara yang dihadiri Ganjar ini bertajuk “Silaturahmi Masyayikh Bersama H. Ganjar Pranowo”. Acara digelar di ruang tamu kediaman kiai kharismatik (alm) KH Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen.

Para Masyayikh se-Indonesia yang hadir dalam acara ini antara lain, Gus Yasin, Gus Baha, Gus Mus, Habib Hasan, KH Ali Qoishor, KH Chalwani Purworejo, KH Machin Chuldhori Tegalrejo, KH Chamzah Hasan Banjarnegara, KH Karim Al Muayyad Solo, KH Chubab Ibrahim Sayung, dan KH Abdulloh Ubab MZ Rembang.

Kemudian, ada KH Abdul Ghofur MZ Rembang, KH Abdur Rouf MZ Rembang, KH Ahmad Wafi MZ Rembang, KH Zuhrul Anam Rembang, KH Mohamad Idror MZ Rembang, KH Rosyid Ubab MZ Rembang, Agus Muhammad Majid Kamil Rembang, KH Said Abdur Rohim Rembang, KH Roghib Rembang, KH Fatkhhur Rohman Rembang, KH Rosikh Roghibu Rembang, KH Faishol Zaini Rembang, KH Zaki Faqih Rembang, KH Muslich Rembang, KH Ahmad Muad Thohir Pati, KH Habibul Huda Grobogan.

Serta KH Khannan Zaini Ilyas Banyumas, KH Umam Chasbulloh Cilacap, Syekh Soleh Basalamah Brebes, KH Ahfas Hamid Baidlowi Rembang, KH Yasin Rohmat Pati, KH Mu’tasim Billah Sleman, KH Abdulloh Kafabihi Kediri, KH Anwar Manshur Kediri, KH Barizi Madura, KH Dimyathi Burhan Jember, KH Abdul Rohim Jember, KH Mustofa Aqil Cirebon, KH Ahmad Baehaqi Cianjur, KH Muhtar A’lam Garut, KH Abdulloh Fauzi Sukabumi, KH Muhammad Abdulloh Cirebon, KH Harir Muharir Kota Banjar, KH Munawir Kota Banjar dan KH Arif Ismail Chowas Ciamis.

Dari luar Pulau Jawa, ada KH Ahmad Tajally Lampung Tengah, KH Kholiq Amrullah Adnan Lampung Timur, KH RM Soleh Bajuri Lampung Selatan, KH Mahfudz Papua, KH Farhan Papua, KH Mansyur Al Kaff Papua, KH Ahmad Damanhuri Jayapura.

Lalu, ada KH Zaenul Abidin Tanah Laut, KH Ahmad Junaidi Palangkaraya, KH Imam Tenggarong, KH Abdus Syukur Tenggarong dan Habib Yahya Bin Muhsin Alidrus Banjarmasin.

Ganjar tiba di lokasi sekitar pukul 8.15 pagi. Ia datang bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin (Gus Yasin). Sosok berambut putih itu, tampil rapi dengan batik lengan panjang warna cokelat dengan peci warna hitam. Kehadiran Ganjar disambut hangat oleh Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim), Gus Mus (KH Ahmad Mustofa Bisri), Habib Hasan Mulahela Purworejo, serta KH Ali Qoisor Watucongol.

Gus Yasin lalu mengajak Ganjar masuk ke dalam rumah. Ganjar kemudian duduk persis di samping Gus Mus. Acara ini berlangsung selama 1,5 jam. Di acara itu, Ganjar dan para ulama tampak akrab. Pertemuan ini dipimpin Gus Idror atau KH Muhammad Idror Maimoen, putra bungsu Mbah Moen, yang juga pendiri Ponpes Al Anwar, Rembang. Di ujung pertemuan yang berlangsung cukup serius namun terasa sangat akrab itu, para masyayikh dan Ganjar sepakat menuangkan hasil pertemuan dalam sebuah dokumen yang ditandatangani bersama. Ada 8 poin yang disepakati.

Berikut 8 amanah Masyayikh untuk Ganjar yang ditungkan dalam dokumen hasil pertemuan tersebut. Pertama, prestasi yang telah dicapai pemerintahan Ganjar di Jawa Tengah dan beberapa terobosan kebersamaan nasionalis religius hendaknya dapat dilanjutkan dengan skala yang lebih luas, khususnya dalam memaksimalkan pengelolaan dan penghimpunan zakat melalui Baznas.

Kedua, mempermudah akses komunikasi dari warga langsung ke pemerintah, hendaknya dapat diteruskan dan diperluas hingga skala nasional.

Ketiga, terkait dengan program pembangunan IKN yang ada di Kalimantan, diharapkan tidak hanya pembangunan infrastruktur saja, namun juga pembangunan keagamaan, agar IKN benar-benar siap dan tidak ada ketimpangan sosial ekonomi dan budaya di masa depan.

Keempat, mendorong pemerintah segera mengaplikasikan dan menjalankan Undang-Undang Pesantren dan juga peningkatan guru ngaji, imam masjid, atau mushola seperti yang telah dilakukan di Jawa Tengah, sehingga program ini menjadi program nasional, termasuk di dalamnya mengupayakan kesehatan di lingkungan pesantren.

Kelima, kebersamaan ulama dan umara harus terus dilakukan, pertemuan ini diharapkan menjadi tonggak awal munculnya Jam’iyyah masyayikh yang bisa membarengi pemerintah demi keberlangsungan dan kedamaian bangsa.

Keenam, untuk daerah Papua, serta beberapa daerah-daerah baru berkembang dimohon program keagamaan yang telah berjalan atau berkembang jangan sampai dimundurkan kembali. Selain itu, hendaknya ada pemerataan lulusan pesantren yang difasilitasi oleh pemerintah, sehingga alumni pesantren dapat mengamalkan ilmunya dan mampu menjangkau daerah pelosok seperti Papua.

Ketujuh, mengenai masalah radikalisme, hendaknya pemerintah lebih serius dalam mengatasinya, karena hal itu mencoreng wajah Islam, khususnya di daerah-daerah rawan konflik.

Kedelapan, Pemerintah harus melibatkan tiga unsur sebelum mengeluarkan kebijakan, yakni unsur pemerintahan, keagamaan, dan adat istiadat setempat.

Usai pertemuan, Ganjar menyatakan bahwa silaturahmi umara dengan para masyayikh di momen 1 Muharram ini, sangat bermanfaat sebagai kesempatan mendiskusikan berbagai hal terkait kemaslahatan bangsa dan negara. Ganjar juga mengaku mendapatkan banyak masukan ihwal menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah keberagaman.

“Terima kasih, ini silaturahmi dengan para Masyayikh, Habaib di Sarang, kita diskusi soal bagaimana membangun kebersamaan, membangun bangsa dan negara,” ujarnya.

Menurut Ganjar, pertemuan dengan para pemuka agama menjadi penting dan sangat dibutuhkan untuk mengawal perjalanan pembangunan nasional. “Saya mendapatkan banyak petuah, saya mendapatkan banyak masukan dan beberapa di antaranya mengusulkan agar pertemuan semacam ini terus dilakukan, tentu saya menerima dengan baik,” kata Ganjar.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jateng Gus Yasin menjelaskan, pertemuan dengan para masyayikh berlangsung sangat produktif, sebagaimana seharusnya saling bertukar pikiran antara umara dengan ulama. Antara lain soal upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan keagamaan.

Bahkan, lanjut Gus Yasin, para masyayikh juga mengusulkan sejumlah program yang langsung ditanggapi positif oleh Ganjar. “Alhamdulillah tadi ulama-ulama di dalam semua senang dengan apa yang disampaikan oleh Mas Ganjar. Bahkan ke depan juga sudah diprogramkan apa yang diminta oleh para ulama langsung ditanggapi,” ucap Gus Yasin.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo