TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pertemuan Jokowi Dan Paloh Turunkan Suhu Politik

Willy Aditya: Berbeda Sikap Tak Berarti Jadi Lawan

Laporan: AY
Jumat, 21 Juli 2023 | 10:48 WIB
Willy Aditya Ketua DPP Basdem. Foto : Ist
Willy Aditya Ketua DPP Basdem. Foto : Ist

JAKARTA - Pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh, dinilai meredakan suhu politik.

Seperti diketahui, setelah mengusung Anies Baswedan sebagai bakal Calon Presiden (Capres), hubungan NasDem dengan Jokowi dan partai-partai pendukungnya, kerap dinilai tidak harmonis lagi.

Jokowi dan Surya bertemu di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7). Surya mengaku ditanya Jokowi tentang bakal Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

“Saya bilang, saya belum mikirin itu. Yang saya tahu, itu urusan Pak Anies,” ujar Surya di NasDem Tower, Jakarta, Selasa (18/7).

Dalam pertemuan itu, lanjut Surya, Jokowi juga sempat menyinggung kritiknya yang disampaikan pada acara Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (16/6). Terutama mengenai revolusi mental. “Ada (komentar Jokowi). 'Saya sedang tunggu-tunggu, Bang Surya ngomong apalagi ini',” ucap Paloh.

Namun, menurut Surya, pertemuan tersebut penuh dengan suasana kekeluargaan. Apalagi, mantan politisi Partai Golkar ini sudah lama tak bertemu Jokowi.

“Tidak bisa dipungkiri, ada hubungan personal yang cukup dekat. Hubungan seorang, mungkin saya yang lebih dituakan, dengan yang lebih muda sedikit,” tuturnya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Willy Aditya menilai, pertemuan Jokowi dan Paloh sebagai tauladan untuk lainnya. Sebab, kata dia, meskipun ada perbedaan dukungan pada Pilpres 2024, keduanya tetap mau berdiskusi.

Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik (KedaiKOPI) Hendri Satrio menilai, pertemuan itu akan menghasilkan dampak yang baik untuk demokrasi Indonesia. Khususnya, dalam konteks Pemilu 2024.

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara dengan Willy Aditya:

Presiden Joko Widodo melaku­kan pertemuan dengan Ketua Umum Surya Paloh. Anda senang dong...

Pertemuan itu konstruktif bagi politik Indonesia yang lebih dewasa. Artinya, berbeda tidak harus mem­buat pihak-pihak menjadi lawan. Selalu ada ruang-ruang yang dapat dibuka untuk dialog.

Apakah pertemuan ini mampu menurunkan tensi politik di elite parpol maupun masyarakat?

Saya kira, Pak Surya Paloh dan Pak Jokowi telah memberi contoh yang baik. Ini juga harus merembes dan menjalar kepada semua pihak. Dengan demikian, kontestasi politik tidak meninggalkan kerusakan pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Artinya, sebelum pertemuan kedua tokoh ini, suhu politik memanas ya?

Relatif panaslah.

Apakah pertemuan ini menjadi momentum bagi pendukung masing-masing Capres untuk berhenti saling menyerang?

Saya harap begitu. Sehingga, kecemasan bahwa ketegangan akan menjadi konflik, tidak terjadi. Ini sekaligus menjadi upaya berkelan­jutan untuk memastikan, sirkulasi kekuasaan, tidak merusak agenda pembangunan.

Kondisi saat ini bagaimana?

Saya kira, sekarang sudah normal dan wajar. Sudah cukup cair. Tinggal kanal-kanal untuk berkomunikasi, dibuka lebih banyak dan luas.

Apakah komunikasi elite partai saat ini, bagian dari persiapan kerja sama jika Pilpres berlangsung dua putaran?

Satu atau dua putaran Pilpres, ko­munikasi politik tetap dibutuhkan. Bukan karena terkait Pilpres saja, tetapi juga untuk membangun kon­solidasi terkait arah negara.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo