Jelang Pilpres, Politik Singapura Dinodai Korupsi Dan Perselingkuhan
SINGAPURA - Warga Singapura yang terbiasa dengan suasana politik tenang, disuguhi skandal terkait korupsi hingga perselingkuhan para politisinya. Menanggapi itu, Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong mengakui, tidak ada sistem yang bisa benar-benar sempurna.
Skandal yang telah menodai politik bersih di Singapura melibatkan anggota Partai Aksi Rakyat (PAP) yang telah lama berkuasa dan oposisi utama, Partai Buruh (WP). Skandal itu pun telah mengguncang reputasi pemerintahan PM Lee.
”Kadang-kadang Anda mengangkat orang yang salah,” kata PM Lee soal pejabatnya yang terjerat korupsi.
Analis mengatakan, skandal yang terungkap dapat merusak dukungan untuk PAP yang telah berkuasa sejak 1959 dan menguasai mayoritas besar di parlemen.
Pekan lalu, Singapura dikejutkan dengan kasus korupsi yang melibatkan Menteri Transportasi S. Iswaran. Penangkapan menteri senior itu menandai pertama kalinya dalam empat dekade kasus korupsi terjadi di negara antikorupsi urutan ke-5 di dunia itu, merujuk data Transparency International.
Sebelumnya, politisi oposisi mempertanyakan bagaimana Menteri Luar Negeri Vivian Balakrishnan dan Menteri Hukum dan Dalam Negeri K. Shanmugam mampu membayar sewa dua bungalow era kolonial milik Pemerintah Singapura. Bangunan itu berada di sepanjang Ridout Road, kawasan perumahan mewah negeri itu.
Transaksi tersebut melibatkan sebuah badan pemerintah di bawah tanggung jawab Shanmugam di Kementerian Hukum, Otoritas Pertanahan Singapura. Hal ini membuat PM Lee memerintahkan peninjauan dengan pengawasan khusus, termasuk melibatkan lembaga antikorupsi. Namun, potensi penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan tidak ditemukan.
Politisi Singapura Selingkuh
Pada Senin (17/7), Ketua Parlemen Tan Chuan-jin dan sesama anggota parlemen Cheng Li Hui mengundurkan diri dari partai dan badan legislatif karena perselingkuhan. Tan berstatus sudah menikah, sedangkan Cheng masih lajang. Tan pernah dianggap sebagai calon perdana menteri.
Drama lainnya juga berlangsung di kubu saingan terbesar PAP, Workers’ Party (WP) atau Partai Buruh. Dua tokoh populer partai tersebut, anggota parlemen Leon Perera dan Ketua Pemuda Nicole Seah, terlibat perselingkuhan. Perera dan Seon sama-sama sudah menikah. Keduanya pun mengundurkan diri dari partai, Selasa (18/7).
Skandal ini juga telah memicu ledakan meme dan lelucon di tengah masyarakat, baik di media sosial maupun platform seperti Reddit.
“Saya mengatakan ini adalah krisis politik paling parah yang melanda partai yang berkuasa sejak 1986, ketika menteri pembangunan nasional dievaluasi karena korupsi,” kata analis politik Singapore Management University, Eugene Tan, dimuat AFP.
Menurutnya, kepercayaan publik terhadap partai yang berkuasa akan terpengaruh secara signifikan. “Dan itu membuat partai yang berkuasa sangat defensif,” imbuhnya.
Skandal politik langka di Singapura mewarnai suasana menjelang Pilpres Singapura yang akan digelar pada 13 September 2023. Proses untuk mengidentifikasi kandidat potensial kemungkinan besar akan segera dimulai.
Diketahui, pilpres terakhir digelar pada Agustus 2011. Ketika itu, mantan Presiden Tony Tan memenangkan pemungutan suara terakhir, mengalahkan Ketua Partai Kemajuan Singapura dan mantan Anggota Parlemen Tan Cheng Bock, politisi oposisi Tan Jee Say dan mantan CEO NTUC Income Tan Kin Lian.
Setelah itu, Pilpres 2017 diperuntukkan bagi calon etnis Melayu. Setelah enam tahun bertugas, masa jabatan Presiden Halimah Yacob bakal berakhir pada 13 September nanti. Halimah Yacob mengatakan, dia tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu