TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Asia Timur Dihantam Bencana Alam

Jepang-Korsel Kepanasan,Negeri Panda Kebanjiran

Oleh: Farhan
Kamis, 03 Agustus 2023 | 06:23 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JEPANG - Bencana alam tengah melanda kawasan Asia Timur. Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mencatat 15 orang tewas akibat suhu harian yang panas. Sementara di China, 22 orang tewas dan 15 lainnya hilang, diterjang banjir bandang, yang diakibatkan hujan lebat usai topan Doksuri.

Kantor berita Korsel, Yonhap memberitakan, sebanyak 12 orang tewas akibat gelombang panas. Lima dari korban yang meninggal merupakan petani yang rata-rata berusia di atas 70 tahun.

Suhu rata-rata di Negeri Ginseng mencapai 36 derajat Celcius pada Selasa (1/8). Sementara di Jepang, sepasang lansia dan seorang remaja tewas akibat tidak dapat menahan panas suhu harian yang mencapai 35,8 derajat Celcius.

Berdasarkan data statistik kesehatan yang diberitakan Japan Times menunjukkan, jumlah kematian terkait sengatan panas meningkat dari rata-rata 201 orang per tahun antara 1995 dan 1999, menjadi rata-rata 1.295 dari 2018 hingga 2022. Korban meninggal, 85 persen berusia di atas 65 tahun.

Berbeda dengan jirannya, China justru dihantam hujan lebat usai terjangan badai Doksuri pekan lalu. Dinas Meteorologi Beijing menyebut, kemarin, hujan yang mengguyur Beijing dalam beberapa hari ini merupakan yang terparah dalam 140 tahun terakhir.

“Curah hujan maksimum yang tercatat selama badai ini, yaitu 744,8 mm, terjadi di Waduk Wangjiayuan di Changping,” kata Dinas tersebut.

Badai Doksuri menyapu bagian utara China, setelah menghantam Provinsi Fujian selatan minggu lalu, usai menghantam Filipina. Hujan lebat mulai mengguyur Beijing dan daerah sekitarnya, Sabtu (29/7) dalam waktu 40 jam.

Pada Selasa, lembaga penyiaran Pemerintah, CCTV mengatakan, hujan telah menewaskan sedikitnya 11 orang di Beijing, dua di antaranya para pekerja yang terbunuh saat bertugas dalam operasi penyelamatan dan pertolongan. Sebanyak 13 orang masih hilang, tetapi 14 lainnya telah ditemukan dalam keadaan selamat.

Di provinsi tetangga, Hebei, lebih dari 800.000 orang dievakuasi, sembilan orang tewas dan enam orang hilang. Dua korban tewas lainnya dilaporkan di Provinsi Liaoning di timur laut selama akhir pekan.

Baca juga : Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku Gelombang Pasang Koperasi Simpan Pinjam

Presiden China Xi Jinping telah meminta semua personel SAR untuk siap sedia mengevakuasi korban banjir. Xi juga meminta upaya meminimalkan korban.

“Sangat penting untuk memastikan perawatan medis bagi korban luka dan memberikan kenyamanan bagi keluarga korban meninggal,” ujar Xi dikutip Channel News Asia, kemarin.

Xi menekankan, otoritas terkait harus memperkuat pemantauan dan peringatan dini banjir, fokus pada lokasi penting pencegahan banjir, dan sepenuhnya menerapkan langkah-langkah pencegahan banjir selama periode penting dari akhir Juli hingga awal Agustus.

“Keselamatan nyawa dan harta benda masyarakat serta stabilitas sosial harus dipastikan dengan upaya maksimal,” tegas Xi.

Beberapa jalur kereta bawah tanah di Ibu Kota China, Beijing, termasuk kereta api di pinggiran barat, ditangguhkan pada Selasa. Distrik Mentougou Beijing di barat mengalami kerusakan dramatis sehari sebelumnya, setelah hujan deras mengubah jalan menjadi sungai dan menyapu mobil.

Aplikasi pelacak Flight Master menunjukkan, hampir 400 penerbangan dibatalkan pada Selasa dan ratusan tertunda di dua bandara Beijing. 

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo