Golkar dan PAN Dukung Prabowo
Mega Berusaha Nggak Panik
JAKARTA - Keputusan Golkar dan PAN yang berlabuh ke koalisi Gerindra-PKB mendukung Prabowo Subianto sebagai capres ikut dipantau Megawati Soekarnoputri. Bagaimana perasaan Ketua Umum PDIP itu mengetahui koalisi Prabowo menjadi paling kuat? Mega, yang saat itu sedang kontemplasi di Bali, berusaha nggak panik.
Tidak paniknya Mega itu diungkap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, usai menerima penghargaan dari Lembaga Prestasi Rekor Indonesia Dunia (Leprid) dan Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk PDIP atas program pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan pembagian kacamata baca gratis di 435 desa se-Kabupaten Bogor, di Lapangan Teluk Pinang, Desa Teluk Pinang, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, kemarin.
Hasto mengungkap, saat Golkar dan PAN deklarasi dukungan ke Prabowo, Minggu (13/8), Mega nanya begini ke dirinya. “Kamu lihat acaranya tidak? Saya lihat, Bu,” ucap Hasto, menirukan percakapannya dengan Mega, ketika itu.
Hasto lalu meminta arahan Mega menyikapi keputusan Golkar dan PAN itu. “Dijawab Ibu, perkuat akar rumput. Turun ke bawah bersama dengan rakyat, perkuat akar rumput,” kata Hasto, kembali membeberkan obrolannya dengan Mega.
Setelah itu, barulah Hasto menjabarkan kenapa pentingnya perkuat akar rumput. "Politik itu high politics, the real politics itu berada di grass roots,” terangnya.
Hasto menegaskan, akar rumput adalah penentu kekuatan partai. Ini menjadi keunggulan PDIP yang punya basis di berbagai daerah.
Kemudian Hasto bicara pemenangan Ganjar Pranowo. Hasto menyebut, sebagian besar kepala daerah di Tanah Air telah bekerja sama dengan PDIP mengusung Ganjar sebagai Capres 2024.
Untuk dukungan parpol, lanjutnya, saat ini PDIP telah bekerja sama dengan PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura. Partai-partai ini juga mempunya basis yang menyebar, sehingga menguatkan pemilih Ganjar. “Hal itu semakin memastikan jalan kemenangan bagi Pak Ganjar Pranowo,” klaimnya.
Mengenai Prabowo yang sudah didukung lima parpol (Gerindra, PKB, Golkar, PAN, dan PBB), Hasto tidak khawatir. Kata dia, PDIP sudah terbiasa dikeroyok koalisi besar, baik dalam Pilkada maupun Pilpres. Ia pun menegaskan, dalam Pilpres dibutuhkan kekuatan figur pemimpin yang menjadi representasi rakyat. Dia yakin hal itu ada di sosok Ganjar.
“Pemilu secara langsung itu akan ditentukan oleh kualitas kepemimpinan calon, karakter calon, moralitas dari calon dukungan rakyat. Itu yang akan sangat menentukan," ucapnya.
Soal isu Presiden Jokowi cawe-cawe di balik bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu Prabowo, Hasto mengaku pihaknya sudah menerima klarifikasi langsung. Menurutnya, nama Jokowi hanya dicatut seolah-olah memberi dukungan kepada koalisi Prabowo. Kenyataannya, Jokowi tak pernah ikut campur dalam pembentukan koalisi pendukung Pilpres. “Beliau sudah melakukan klarifikasi bahwa itu tidak benar,” jelasnya.
Politisi PDIP Aria Bima ikut bersuara soal rumor yang menyebut Jokowi di balik manuver Golkar dan PAN dukung Prabowo. “Itu tidak ada sangkut pautnya dengan Pak Jokowi, jangan banyak persepsi,” ujarnya, semalam.
Sementara, Direktur Indonesian Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah tetap menduga ada peran Jokowi di balik manuver Golkar dan PAN itu. Sebab, Jokowi dan Prabowo kerap menunjukkan kemesraan dalam beberapa agenda kerja presiden. “Sehingga, keputusan (Golkar dan PAN) merapat ke Prabowo bisa saja karena faktor Jokowi,” ungkapnya, semalam.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Lifestyle | 9 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu