Di Survei Terbaru Indikator Politik
Ganjar Kembali Teratas
JAKARTA - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia kembali merilis hasil survei elektabilitas calon presiden. Dalam survei terbaru itu, elektabilitas Ganjar Pranowo berhasil rebound alias kembali naik. Dalam simulasi tiga nama, calon presiden dari PDIP itu, mampu mengalahkan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Indikator menggelar survei pada 15 hingga 21 Juli 2023 dengan melakukan wawancara tatap muka kepada 1.811 responden. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Survei memiliki toleransi kesalahan plus minus 2,35 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei diawali dengan pertanyaan spontan atau top of mind. Responden ditanya, jika pemilihan Presiden digelar sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden? Dalam daftar top of mind ini, Ganjar berada di urutan pertama dengan mendapat dukungan 22,8 persen. Di posisi kedua ada Prabowo dengan 22,2 persen, dan posisi ketiga ada Anies 15,4 persen. Menariknya, di posisi keempat ada nama Presiden Jokowi dengan dukungan 4,2 persen. Nama lain seperti Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan Mahfud MD mendapat dukungan di bawah 1 persen.
Indikator pun mengerucutkan nama-nama capres ini menjadi tiga nama. Hasilnya, Ganjar masih berada di posisi pertama dengan elektabilitas 35,2 persen, diikuti Prabowo dengan elektabilitas 33,2 persen dan Anies 23,9 persen.
“Simulasi tiga nama ini lagi-lagi kita tanya, kebetulan di antara banyak nama hanya Ganjar, Anies, dan Prabowo yang dinamis dan potensial. Hasilnya, Ganjar 35,2 persen, Prabowo 33,2 persen, dan Anies 23,9 persen,” kata pendiri Indikator, Burhanuddin Muhtadi, saat menyampaikan hasil surveinya, kemarin.
Burhan menyebut elektabilitas capres dari tahun ke tahun sangat dinamis. Namun, secara umum kenaikan elektabilitas Ganjar rata-rata lebih tinggi dibanding capres lainnya.
“Prabowo sempat unggul di sepanjang 2021-2022, lalu disalip Ganjar pada April 2022. Kemudian, pada 2023 Prabowo sempat menyalip Ganjar dan sekarang lagi-lagi disalip (Ganjar di atas),” ujarnya.
"Tetapi, rata-rata tiap tahun Ganjar konsisten meningkat,” tegasnya.
Dia juga menambahkan, saat ini pemilih Ganjar didominasi dari etnis Jawa. Sebagaimana diketahui Jawa sendiri menjadi kunci.
“Etnik Jawa cenderung ke Ganjar, saking besarnya pemilih Jawa maka adalah kunci. Padahal Prabowo juga orang Jawa asli Banyumas, tetapi sebagian mungkin tidak melihat atau kurang tahu Prabowo punya latar belakang itu,” ungkapnya.
Menurut Burhan, dalam beberapa bulan ini, tampak tidak banyak dinamika terhadap basis dukungan capres. Ganjar dan Prabowo relatif berimbang di posisi teratas. Kata dia, jika dilihat lebih ke belakang pada basis tiga nama capres, tampak hanya Ganjar yang
Inibmenunjukkan tren peningkatan dalam dua setengah tahun. "Rata-rata dukungan Ganjar di tiap tahun konsisten menunjukkan peningkatan," jelasnya.
Burhan mengungkap, Prabowo sempat mengalami kemerosotan sepanjang tahun 2022 hingga awal tahun ini, kemudian kembali menguat, tapi tidak melampaui rata-rata dukungannya di tahun 2021. Rata-rata dukungan Prabowo di tahun ini meningkat, tapi belum menyamai rata-rata dukungannya di 2021. Sementara Anies, pernah mengalami peningkatan paling besar pasca pencapresannya oleh NasDem awal Oktober 2022, tapi kemudian trennya menurun. "Rata-rata dukungan Anies turun di 2023," ulasnya.
Burhan menjelaskan, tren rata-rata dukungan terhadap tiga nama capres, tampak dinamikanya sangat landai. Ganjar bergerak di sekitar 5-6 persen dalam dua setengah tahun, tapi konsisten meningkat. Prabowo bergerak di sekitar 6-7 persen fluktuatif, dan Anies bergerak di sekitar 3 persen.
Basis Ganjar cenderung lebih terkonsentrasi pada kelompok dan wilayah tertentu, sementara Prabowo dan Anies basisnya lebih menyebar. Ganjar dominan di kelompok etnis Jawa, kelompok non muslim, wilayah Jateng-DIY, dan terutama basis Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres 2019.
Burhan juga mengungkapkan, separuh basis Jokowi-Ma’ruf Amin pada pilpres 2019 cenderung kepada Ganjar, selebihnya terbelah kepada Prabowo dan Anies, terutama Prabowo.
Ganjar Ketemu Cak Imin
Ganjar terus menggalang dukungan dengan menemui para bos parpol. Kemarin, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu, menggelar pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin. Pertemuan digelar di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan. Dalam foto yang diterima rekdaksi, kedua tokoh tersebut tampak mengobrol berdua sembari menyeruput teh.
Dalam pertemuan itu, Ganjar dan Cak Imin kompak berkemeja putih. Dua politisi itu, duduk berhadapan dan meminum teh dari teko yang sama. Ganjar pun tampak menuangkan teh dari teko ke cangkir Cak imin.
"Saya itu punya hadiah buat Cak Imin. Cak Imin kan suka burung, saya kasih hadiah burung," kata Ganjar.
Ganjar kemudian memberikan hadiah itu ke Cak Imin. Sebuah kandang burung yang ditutupi kain hitam diberikan. Ketika Cak Imin membuka kain penutup kandang, ternyata isinya sepasang burung Lovebird.
"Lovebird itu setia, jadi kalau dia mati, pasangannya bisa ikut mati. Dan ini spesial Cak, Lovebird-nya berwarna merah dan hijau," ucap Ganjar.
Cak Imin tersenyum mendengar ucapan Ganjar itu. Ia pun melihat warna Lovebird yang diberikan Ganjar untuk memastikan warnanya.
"Tapi kepalanya yang merah lho cak, badannya yang hijau," ucap Ganjar disambut tawa Cak Imin.
Lagi-lagi Cak Imin tersenyum. Ia pun sepakat dengan pernyataan Ganjar.
"Iya dong (kepalanya yang merah). Yang penting ada hijaunya. Suwun ya mas," ucap Cak Imin.
Menyikapi pertemuan tersebut, Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat menyambut baik. Menurutnya, pertemuan Cak Imin dan Ganjar merupakan bentuk komunikasi politik, demi mencari kesamaan cara pandang dalam membangun Indonesia. “Jadi konteksnya bukan sekadar komunikasi untuk masalah sekadar pencapresan saja, tetapi lebih besar daripada itu, karena Mas Ganjar ini punya visi yang besar,” kata Djarot, tadi malam.
Ia menambahkan, Ganjar berupaya menjadikan Pemilu sebagai ajang untuk menyatukan, bukan malah memecah belah. Menurutnya, peta kerja sama antar partai politik (parpol) memang masih sangat cair. Sehingga, PDIP masih terus membuka komunikasi politik dan peluang koalisi, dengan berbagai parpol lainnya. “Sangat dinamis dan semua serba dimungkinkan sambil menunggu batas akhir pendaftaran,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPP PKB Daniel Johan. Kata dia, hubungan kedua tokoh maupun PKB dan PDIP sudah terjalin sejak lama. "Hubungan Cak Imin dengan Ganjar maupun PDI-P dari dulu memang baik. Jadi, kemesraan itu sudah terjalin sangat lama," kata Daniel.
Ditanya soal kemungkinan PKB merapat ke PDIP untuk mendukung Ganjar, Daniel enggan berandai-andai. Dia bilang, PKB masih di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 8 jam yang lalu
Politik | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 9 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu