Kualitas Udara Memburuk
Menkes Budi Perkuat Benteng Puskesmas
JAKARTA - Polusi udara di Jakarta makin mengkhawatirkan. Upaya memperbaiki kualitas udara pun belum terlihat signifikan. Untuk itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkuat Puskesmas bagi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan karena polusi.
Budi juga mewajibkan seluruh Puskesmas di Jakarta untuk rutin memeriksa kualitas udara menggunakan alat sanitary kit. Menurutnya, ini bertujuan memperkuat surveilans data terkait polusi udara.
“Mulai pekan depan bekerja sama juga dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saya minta diukur kualitas udara. Dengan begitu, kami mendapatkan laporan kualitas udara dari semua Puskesmas di DKI Jakarta, mana daerah dengan polusi udara yang tinggi,” katanya dalam acara car free day, di Jakarta, kemarin.
Eks Dirut Inalum (Persero) ini menjelaskan, jika hasil pengukuran tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka petugas Puskesmas harus mengirimkan sampel ke laboratorium kesehatan untuk memeriksa sumber polusi udara.
Menurutnya, melalui cara itu Pemerintah Pusat bisa mengusulkan kepada Pemerintah Daerah untuk menanggulangi sektor-sektor penghasil emisi terbesar di Jakarta.
Dalam catatannya, ada tiga penyebab utama polusi udara. Ketiganya yakni, transportasi, pembangkit listrik tenaga uap yang memakai bahan bakar batu bara, dan industri-industri yang menggunakan batu bara atau bahan bakar karbon lain.
Dengan pengukuran, kami bisa mengusulkan misalnya, daerah Jakarta Selatan dibereskan terkait mobil. Jakarta Barat karena banyak pabrik dari Tangerang, itu yang mesti dibereskan misalnya,” ungkapnya.
Budi menilai, hal ini sekaligus untuk mencari cara agar polusi bisa dikurangi. Apalagi, banyak pihak melakukan langkah penyiraman di jalan-jalan untuk menekan polusi udara Jakarta.
Padahal, kata Budi, langkah itu tidak akan efektif sebab partikel polutan yang memiliki dampak bahaya besar berkumpul di langit, bukan di bawah.
“Ada namanya Particulate Matter 2,5 (PM2,5) ukurannya sangat kecil sekali, bisa masuk ke paru, bisa merusak organ-organ tubuh. Partikel ini banyak beredarnya di udara, di atas. Jadi, seharusnya kalau menyemprot air itu di atas, bukan di bawah,” jelasnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) partikel polusi PM2,5 bisa menyebabkan berbagai penyakit pernapasan manusia seperti infeksi saluran pernafasan, penyakit paru obstruksi kronik, radang paru-paru, dan tuberkulosis.
Budi mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar rumah untuk memakai masker guna mencegah PM 2,5 terhirup ke paru-paru.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu