TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Takan Bikin Koalisi Baru

Demokrat Gabung Kubu Ganjar Atau Prabowo Nih

Oleh: Farhan
Kamis, 07 September 2023 | 11:12 WIB
Wakil Sekjen Demokrat Didik Mukrianto. Foto : Ist
Wakil Sekjen Demokrat Didik Mukrianto. Foto : Ist

JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut, dia dan partainya sudah move on usai keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Langkah politik yang sedang dijajaki adalah bekerja sama dengan poros Calon Presiden (Capres) lain.

"Kaget, marah prihatin, itu wajar. Tapi sikap Mas AHY yang langsung move on, kami apresiasi. Mas AHY menyampaikan, ini kenyataan politik yang tidak perlu terus diratapi. Ini fakta dan peristiwa yang tidak bisa dilupakan," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Didik Mukrianto saat berbincang san­tai di Podcast Ngegas Rakyat Merdeka, di Redaksi Rakyat Merdeka, Jakarta Selatan, Selasa (5/9).

Lantas, ke mana arah Demokrat akan berlabuh? Didik me­nyatakan, partainya mengusung semangat perubahan untuk per­baikan. Maka, akan bergabung dengan koalisi yang sevisi dan satu platform.

"Kami terus bangun koalisi dengan kekuatan yang lain. Saat ini, yang mengemuka ada tiga, koalisi Anies, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Sudah pasti, tidak mungkin Demokrat kembali ke poros Anies. Koalisi ini jauh dari moralitas politik," tutur Didik.

Artinya, tinggal dua pilihan, bergabung ke poros Prabowo, atau ke gerbong Ganjar. Padahal, dua poros ini mengusung ke­berlanjutan. Didik pun menerangkan, AHY dan SBY, selalu mengingatkan agar tak menafikan legacy pemimpin sebelumnya.

"Perubahan memang niscaya. Tapi kalau ada yang baik, kita lanjutkan. Itu konsep perubahan dan perbaikan, seperti sering dikatakan Mas AHY dan Pak SBY," cetusnya.

Diterangkan, Demokrat kini masih menjalin komunikasi. Belum ada kecenderungan ke satu poros. Baginya, semua kemungkinan dan peluang, amat terbuka. Oleh karenanya, Demokrat akan terlebih dahulu melihat visi perjuangan Prabowo dan Ganjar.

Terhadap dua poros ini, lan­jut Didik, proses komunikasi sedang berjalan. Intinya, Demokrat tidak ingin koalisi dagingsapi. Tetapi koalisi atas dasar ketulusan dan kesamaan platform. "Kami akan belajar dari kegaga­lan berkoalisi sebelumnya yang menyisakan cerita dan sejarah yang tidak baik," ujarnya.

Soal rencana pertemuan SBY dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Didik mengaku par­tainya amat terbuka. "Pasti kami dukung. Bu Mega ibu kita. Pak SBY bapak kita. Saya yakin, akan baik dan lebih mudah bangsa ini berjalan jika para pemimpin bersatu. Yang men­dorong bukan hanya PDIP, kami juga ikut mendorong kebaikan ini," kata bakal Caleg DPR Dapil Jatim IX meliputi Tuban dan Bojonegoro ini.

Dia memastikan, soal koalisi Pilpres, Partai Demokrat akan segera menentukan sikap. Waktu yang relatif pendek ini, akan di­manfaatkan dengan efektif untuk membangun komunikasi. Intinya, tak mungkin Demokrat tidak berkoalisi dan terlibat dalam Pilpres. Pihaknya akan sangat berhati-hati dan ingin calon ko­alisi, punya kesamaan niat.

Mengingat pendeknya waktu, dan semakin mengerucutnya peta koalisi, Demokrat pun kini realistis. Kecil kemungkinan ada poros baru seperti prediksi berbagai pihak. "Ya realistis saja. Di luar poros Anies, hanya tinggal dua poros yang realistis akan berlayar. Tak cukup waktu untuk bangun komunikasi poros baru," tuturnya.

Dalam obrolan santai di­pandu dua Redaktur Eksekutif Rakyat Merdeka, Ujang Sunda dan Siswanto yang berlang­sung hampir satu jam ini, Didik banyakbercerita kronologis bergabungnya Demokrat ke KPP, hingga akhirnya berpisah di tengah jalan.

Demokrat amat kecewa, karena komitmen koalisi yang awal­nya dibangun dengan dasar kesetaraan, kebersamaan, keadilan, dan keterbukaan, telah dikhianati dengan pengingkaran.

Diingatkan, penting men­jaga etika dan moralitas politik. Sebab, politik harus mendidik masyarakat. Tidak melulu soal kekuasaan. Para elite dan calon pemimpin, harus menyajikan moral, etika, integritas, dan nilai-nilai keadaban.

"Cerahkan publik, jangan tampilkan adegan saling menya­kiti, pengkhianatan dan berebut kekuasaan. Carilah pemimpin yang bukan hanya menguta­makan komestik dan branding. Tetapi yang menjaga moral dan integritas," pesannya

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo