Bidan Inspiratif Untuk Negeri, Program Cegah Stunting

JAKARTA - Pemerintah menargetkan menekan stunting hingga di bawah 14 persen tercapai pada 2024. Untuk itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng Kimia Farma dan Yayasan Dompet Dhuafa dalam mewujudkan target tersebut melalui program Bidan Inspiratif Untuk Negeri (BIUN).
Program ini, merupakan gabungan dari dua program sebelumnya yang diadakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Aceh, Sulawesi Selatan, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua.
Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana (KB) BKKBN, Martin Suanta sangat mengapresiasi program itu. Ia menyebut bidan merupakan tonggak utama mendampingi keluarga dalam menurunkan angka stunting (kekerdilan) di Indonesia.
"Bidan Inspiratif Untuk Negeri, ini luar biasa," kata Martin dalam peluncuran Program Bidan Inspiratif Untuk Negeri, di Jakarta, Sabtu (23/7).
Menurut Martin, peran bidan dalam percepatan penurunan stunting dapat dimulai dari proses pencegahan melalui pendekatan dan pendampingan keluarga. Di mulai dengan memastikan setiap calon pengantin atau pasangan usia subur dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. Serta memeriksa kesehatan sebelum menikah yang datanya akan dimasukkan ke aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil.
Tahun ini, program BIUN akan diselenggarakan di empat provinsi lain dari target 12 Provinsi Sasaran Program Penurunan Stunting. Program ini diharapkan bisa menyentuh masyarakat secara langsung terutama di wilayah terpencil dengan permasalahan kesehatan ibu dan anak yang cukup tinggi.
Direktur Sumber Daya Manusia PT Kimia Farma TBK, Dharma Syahputra mengatakan, program BIUN menonjolkan tugas bidan yang berdampak langsung terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
"Bila bidan dibantu diberikan tempat dan ruang, lalu diapresiasi untuk melakukan inovasi pelayanan dan promosi kesehatan dilakukan lebih baik, harapannya ini bisa membantu masyarakat," ujar Dharma.
Senada, Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Rahmad Riyadi mengatakan, langkah kecil ini selama diniatkan dengan baik, akan membuahkan hasil baik, begitu juga sebaliknya.
"Kami berharap mendapat bonus demografi generasi emas 2045. Tapi, kalau tidak disertai dengan kesiapan baik, bonus demografi nantinya akan jadi sebaliknya," pungkasnya. (rm.id)
Pos Banten | 7 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu