Penjualan Mobil Tertekan, Insentif Fiskal Dinilai Masih Dibutuhkan untuk Pulihkan Pasar
JAKARTA – Sejumlah pabrikan otomotif menilai insentif fiskal masih sangat diperlukan untuk memulihkan penjualan mobil nasional yang hingga kini belum sepenuhnya bangkit. Dengan dukungan stimulus yang tepat, industri meyakini penjualan kendaraan berpeluang kembali tumbuh pada 2026.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Jap Ernando Demily, mengatakan pengalaman penerapan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) pada 2021 menjadi bukti konkret efektivitas kebijakan fiskal dalam mendorong pasar otomotif. Saat itu, penjualan kendaraan meningkat hingga 66,8 persen dibandingkan 2020, atau periode awal pemulihan pascapandemi COVID-19.
“Secara historis, insentif fiskal merupakan kebijakan krusial untuk menstimulasi pertumbuhan pasar.
Berkaca pada kondisi saat ini, pasar otomotif belum menunjukkan pertumbuhan positif sepanjang tahun. Intervensi para pemangku kepentingan masih sangat dibutuhkan untuk mendorong produksi dalam negeri, sekaligus membangun industri otomotif secara komprehensif dari hulu hingga hilir,” ujar Ernando.
Ia menambahkan, arah kebijakan yang berlaku saat ini—khususnya insentif untuk kendaraan elektrifikasi—perlu dievaluasi tidak hanya dari sisi peningkatan penjualan, tetapi juga kontribusinya terhadap penguatan struktur industri nasional. Menurutnya, keseimbangan antara peningkatan permintaan dan keberlanjutan industri menjadi faktor kunci.
Pandangan senada disampaikan Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy. Ia menilai insentif dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan pembelian, terutama di tengah kondisi pasar yang masih lesu. Namun demikian, faktor makroekonomi tetap menjadi penentu utama capaian penjualan nasional.
“Honda melihat insentif sebagai salah satu faktor yang dapat mendorong permintaan dan mempermudah keputusan pembelian kendaraan. Namun, pencapaian volume penjualan hingga satu juta unit perlu dikaji lebih lanjut karena sangat dipengaruhi kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat,” kata Billy.
Billy menambahkan, pelaku industri berharap arah kebijakan pemerintah dapat mendukung pertumbuhan yang adil bagi seluruh teknologi kendaraan, baik konvensional maupun elektrifikasi. Ia menekankan pentingnya kebijakan insentif yang berorientasi jangka panjang serta mampu memperkuat ekosistem industri otomotif nasional.
Tidak hanya pabrikan Jepang, produsen otomotif asal China, Jetour, juga menilai insentif yang langsung menyentuh konsumen akan memberikan dampak cepat terhadap pasar. Marketing Director PT Jetour Sales Indonesia, Moch Ranggy Radiansyah, mengatakan kondisi daya beli masyarakat yang masih cenderung berhati-hati membuat stimulus menjadi pemicu penting peningkatan penjualan.
“Jika insentif berdampak langsung ke konsumen, tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap penjualan. Namun secara umum, Jetour tetap mendukung langkah pemerintah, khususnya kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan industri,” ujar Ranggy.
Terkait wacana mobil nasional, Ranggy menyebut diskusi tersebut masih terus berkembang dan dipantau oleh pelaku industri. Jetour, kata dia, masih memonitor arah kebijakan sekaligus melakukan pembahasan internal mengenai potensi dampaknya.
“Pembahasan soal mobil nasional masih ongoing di tingkat pemerintah. Kami terus memantau perkembangannya, baik dari sisi dampak maupun arah kebijakannya,” katanya.
Pelaku industri berharap stimulus kebijakan dapat menjaga momentum sektor otomotif agar tetap bertahan di tengah tekanan pasar, sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru pada 2026. Pemerintah dinilai memiliki peran strategis untuk memastikan insentif yang diberikan mampu menyeimbangkan keberlanjutan industri, kebutuhan konsumen, serta target kebijakan jangka panjang.
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 5 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu


