Pidato Di Rakernas Projo
Jokowi: Jelang Pemilu Jangan Baperan
JAKARTA - Presiden Jokowi menyampaikan beragam nasihat dan kode-kode saat pidato di Rakernas VI Pro Jokowi (Projo), Sabtu (14/10/2023). Mulai dari kriteria calon pemimpin Indonesia ke depan, hingga menyikapi situasi politik yang sekarang ini lagi panas-panasnya. Salah satu pesan Jokowi: jangan baperan.
Belakangan ini, suhu politik di tanah air memang meningkat jelang Pemilu. Pihak yang dulu satu kubu, mulai berseberangan dan saling menyerang. Di dunia maya, Jokowi juga kena imbas dari sejumlah pihak yang dulu mendukungnya dalam Pilpres 2014 dan 2019, kini aktif mengkritiknya.
Baca juga : Jokowi Hadiri Rakernas Projo Di GBK
Kemarin, di acara Rakernas VI Projo yang digelar di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Jokowi ikut menyinggung situasi tersebut. Jokowi mengingatkan relawannya untuk tidak gampang tersinggung alias baper. Sebab, sifat baperan hanya merugikan diri sendiri.
“Jangan dikit-dikit baperan, dikit-dikit dimasukkan hati. Yang terjadi nanti marah sana, marah sana, marah ke sana, benci ke sana, benci sana, benci sana, gunanya apa?” kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyadari, memasuki tahun politik, situasi mulai panas. Projo, pinta Jokowi, harus memadamkannya. “Jangan sampai relawan ikut manas-manasin. Ngompor-ngomporin. Tidak usah saling menjelekkan, tidak usah saling mengolok-olok, tidak usah membuat fitnah,” cetus Jokowi.
Jokowi mengingatkan, seluruh masyarakat Indonesia saudara sedarah dan setanah air. Jika ada perbedaan pilihan Capres, itu hal biasa. “Jangan sampai beda pilihan membuat silaturahmi kita terganggu, jangan sampai dan juga jangan dimasukkan hati,” imbuh dia.
Setelah itu, barulah Jokowi berbicara kriteria Capres yang dibutuhkan Indonesia ke depan. Jokowi meminta, rakyat memilih pemimpin yang lebih banyak bekerja daripada berbicara.
“Rakyatnya butuh pemimpin yang tidak banyak bicara, tapi banyak Kerja. Yang mau bekerja untuk rakyatnya, yang mau bekerja untuk bangsa dan yang mau bekerja untuk negaranya,” jelas mantan Wali Kota Solo itu.
Ke depan, lanjut Jokowi, Indonesia menghadapi sejumlah tantangan kompleks. Mulai dari permasalahan iklim hingga dampak perang di sejumlah negara di dunia. Karena itu, perlu pemimpin tegas, bernyali, dan tidak gampang menyerah. “Rakyat sekali lagi, harus hati-hati memilih pemimpin yang akan hadapi tantangan yang tadi disampaikan,” tuturnya.
Selain itu, Jokowi menyatakan Indonesia perlu Presiden yang berani mengambil risiko dan menghadapi tekanan negara besar. “Diperlukan pemimpin yang memiliki visi taktis yang jelas, memiliki keberanian, berani mengambil risiko, punya nyali berani menghadapi tekanan negara-negara besar,” jelas Jokowi.
Termasuk ketika harus mengahadapi Word Trade Organization (WTO) alias Organisasi Perdagangan Dunia. Jokowi menyinggung sikap Pemerintah Indonesia yang mengajukan banding setelah kebijakan menyetop ekspor nikel mentah dipersoalkan oleh WTO.
“Jangan baru digugat di WTO saja sudah mundur. Jangan ditekan diancam saja sudah mundur, itu yang diperlukan pemimpin ke depan,” tandas ayah tiga anak itu.
Juru Bicara PAN Valeryan Bramasta sepakat dengan pesan Jokowi untuk tidak baperan. Menurutnya, Jokowi sudah membuktikan sebagai pemimpin yang tidak baperan sejak awal karir politiknya.
“Apa yang dikatakan beliau mengenai jangan bawa perasaan atau memilih pemimpin yang sesuai terhadap tantangan zaman, itu mutlak dan wajib hukumnya,” jelas Valen kepada Rakyat Merdeka, Sabtu (14/10/2023).
Menurutnya, kemenangan Jokowi di dua kali Pilpres tidak lepas dari sikapnya yang selalu cuek dengan anggapan banyak orang terhadapnya. “Bayangkan saja, Pak Jokowi dalam kontestasi politik selalu memenangkan hati rakyat dan suara rakyat,” lanjutnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai, pernyataan Jokowi itu menjawab tentang situasi politik saat ini. Menurutnya, banyak pihak yang belakangan ini mudah baperan oleh sikap politik Jokowi yang sulit ditebak.
“Momentum saat ini Jokowi sedang banyak disindir oleh PDIP, misalnya statemen Hasto (Sekjen PDIP) menyinggung otoritarianisme baru,” tukas Dedi.
TangselCity | 5 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu