TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Jangan Belajar Di Kelas Saja

Muhadjir: Mahasiswa Kudu Konsisten Membela Rakyat

Laporan: AY
Selasa, 24 Oktober 2023 | 09:20 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto : Ist
Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto : Ist

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mendorong mahasiswa konsisten menimba ilmu yang bermanfaat di masa kuliah. Tak hanya ilmu akademik, tapi juga ilmu yang didapat dari luar kelas.

Menko PMK Muhadjir Effendy mengingatkan, maha­siswa memiliki peranan yang sangat penting dalam mengawasi pemerintahan.

“Organisasi mahasiswa bisa menjadi pressure group atau kelompok penekan,” ujar Mu­hadjir dalam keterangan pers, usai acara Latihan Keterampi­lan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM-TL), di Universitas Brawijaya, Senin (23/10/2023).

Acara tersebut digelar oleh Eksekutif Mahasiswa Universi­tas Brawijaya.

Dalam pemerintahan di suatu negara, lanjut Muhadjir, terdapat empat stratifikasi. Keempat­nya, yaitu Ruling Elite, Interest Group, Pressure Group dan Massa.

Dalam hal ini, dia menegas­kan, mahasiswa tidak memiliki kepentingan dalam urusan kekuasaan. Namun, berpihak dan membela kepentingan rakyat.

“Jadi, kalau ditanya siapa orang yang paling membela rakyat tanpa kepentingan, itu mahasiswa,” cetusnya.

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengatakan, sebagai kelompok penekan, kon­sekuensinya mahasiswa harus memiliki wawasan luas.

Mahasiswa harus memahami permasalahan yang dirasakan rakyat dan memahami isu-isu di pemerintahan. Terutama, isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan rakyat.

“Kalian ini berada di dalam kelompok penekan yang harus memiliki pemahaman cukup lengkap pada keadaan dan terus meng-update perkembangan. Jangan melulu belajar di bangku kuliah,” imbaunya.

Karenanya, Muhadjir berkomitmen memberikan peluang kepada mahasiswa untuk terus berkarya, bersuara dan berkolaborasi dalam hal kepemimpinan, dan kepentingan rakyat sebagai kelompok penekan.

Menurutnya, bila hal itu bisa dilakukan, maka mahasiswa saat ini akan menjadi pemimpin hebat di masa depan.

Menurutnya, bila hal itu bisa dilakukan, maka mahasiswa saat ini akan menjadi pemimpin hebat di masa depan.

“Saya termasuk orang yang punya komitmen besar kepada anak mahasiswa untuk mem­berikan ruangan luas untuk bisa mengambil peranan itu. Tinggal diberikan peluang, opportunity besar agar kalian kelak berada di ruling elite,” ungkapnya.

Agar menjadi pemimpin masa depan, mahasiswa harus memiliki bekal dasar yang dia sebut sebagai 5C. Yaitu, Critical Thinking, Communica­tion, Collaboration, Creativity dan Confidence.

“Dengan bergabungnya ma­hasiswa ke organisasi kemaha­siswaan, itu langkah tepat untuk membangun lima hal itu,” tutur Muhadjir.

Dari 5C itu, masalah Confi­dence atau percaya diri, masih menjadi masalah. Banyak anak muda yang tidak berani mengambil peluang.

“Tidak ada kata belum waktu­nya untuk yang muda muda ini. Dan tidak ada kata terlambat. Pokoknya ada peluang ambil. Dan jangan ragu. Harus percaya diri,” tegasnya.

Meski demikian, diingatkan juga sebagai kelompok penekan bukan berarti mahasiswa mengabaikan kewajibannya untuk belajar di kelas.

Mahasiswa tetap harus ber­prestasi. Apalagi dengan adanya Kurikulum Merdeka, mahasiswa bisa lebih fleksibel untuk men­dalami jurusan yang diminati.

Terpisah, Rektor Universitas Brawijaya Widodo menambah­kan, saat ini para mahasiswa harus memiliki wawasan luas serta menguasai banyak bidang yang memiliki banyak manfaat.

Baik dalam bidang akademis maupun maupun yang lebih luas lagi. Mahasiswa berani bersaing mengambil risiko dan peluang sebanyak-banyaknya.

“Kolaborasi dalam menghadirkan transformasi telah mela­hirkan banyak perubahan terbe­sar dalam perjalanan dunia pen­didikan di Indonesia,” katanya.

Widodo mengatakan, saat ini waktunya untuk berkolaborasi dalam mewujudkan Indonesia maju. Salah satunya, dengan mengimplementasikan Kuriku­lum Merdeka.

“Pentingnya gotong royong mewujudkan kemerdekaan dalam sistem pendidikan Indonesia untuk terus maju,” katanya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo