TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Capres-Cawapres Diuji Kemesraannya, 5 Kali Debat Harus Tampil Bersama

Reporter: AY
Editor: admin
Sabtu, 02 Desember 2023 | 10:40 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Para Capres dan Cawapres diwajibkan saling mendampingi dalam debat yang akan digelar KPU. KPU menetapkan, tidak ada debat khusus Capres atau debat khusus Cawapres. Semuanya harus bareng-bareng. Dengan format ini, para Capres-Cawapres akan diuji kemesraannya saat debat.

Ketua KPU Hasyim Asy'ari menerangkan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Capres-Cawapres mengenai teknis debat nanti. Dalam pelaksanaannya, semua debat akan digabung antara Capres dan Cawapres. Jadi, tidak akan ada pemisahan debat khusus Capres atau debat khusus Cawapres.

"Pada dasarnya, dalam pertemuan KPU dengan pasangan calon, lima kali debat itu, pasangan calon semuanya hadir," kata Hasyim, di Kantor KPU, Kamis (30/11).

Format ini berbeda dengan debat di Pilpres sebelumnya. Di Pilpres sebelumnya, debat terbagi dalam tiga. Dua kali debat Capres-Cawapres, dua kali debat khusus Capres, dan satu kali debat khusus Cawapres.

Apa alasan KPU meminta Capres-Cawapres harus mendampingi setiap kali debat? Hasyim bilang, untuk menunjukkan kepada publik bahwa para paslon yang bertanding merupakan kesatuan dan mesti bekerja sama. “Supaya publik makin yakin teamwork (kerja sama) antara Capres dan Cawapres dalam penampilan di debat," terang Hasyim.

Meski demikian, kata Hasyim, dalam pelaksanaannya, tetap ada pembagian proporsi pada lima gelaran debat. “Dari lima kali debat, tiga (porsi) di antaranya merupakan debat Capres dan dua (porsi) debat Cawapres," ungkapnya. 

Saat debat Capres, kata Hasyim, porsi Capres untuk bicara akan lebih banyak. Begitu sebaliknya saat debat Cawapres. "Ketika debat Cawapres, maka proporsi Cawapres juga yang lebih banyak," ucap dia.

Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, agar kurang setuju dengan format ini. Anies bilang, mestinya KPU meneruskan pola dan mekanisme yang sudah dijalankan sebelumnya.

"Menurut hemat kami, yang sudah biasa dikerjakan itu saja diteruskan, sehingga kita memiliki kepastian kalau disebut sebagai debat dari waktu ke waktu itu polanya sama. Menurut saya ini harus dijaga," ucap Anies. 

Dia lalu bercerita saat menjadi moderator debat Capres pada 2009. Dia menyatakan format debat pertama itu berulang di Pilpres-Pilpres berikutnya. Kesamaan format debat memberikan publik kesempatan untuk membandingkan antara calon yang sekarang dengan sebelum-sebelumnya. 

"Menurut saya, ketika dijaga berulang, publik juga memiliki kesadaran membandingkan bukan hanya antarcalon, tapi antar-periode Capres sekarang dengan periode-periode sebelumnya," jelas dia

Sementara, parpol-parpol tak mempermasalahkan format baru debat ini. Ketua DPP PKS, Ahmad Mabruri mengaku setuju saja dengan format yang disusun KPU. Bagi PKS, yang penting, keseluruhan Capres-Cawapres bisa menonjolkan ide dan gagasan yang menjadi harapan rakyat Indonesia. 

"Yang penting Capres dan Cawapresnya nanti hadir dan bicara adu gagasan. Jangan sampai nanti judulnya debat, tapi malah senyum-senyum aja sambil ngomong masukannya ditampung, terus diam," ucap Mabruri, saat dihubungi Redaksi, Jumat (1/12/2023).

Deputi Badan Pemenangan Pemilu Demokrat Kamhar Lakumani menyatakan hal yang sama. Kata dia, tidak ada yang aneh dengan format debat ini. “Kami nilai sudah pas," ucap Kamhar. 

Kamhar melanjutkan, kebersamaan Capres-Cawapres di seluruh debat penting diketahui publik. Sebab, publik akan menilai paslon mana yang punya chemistry. "Berbeda dengan format pada 2019 yang lalu, masing-masing secara terpisah antara Capres dan Cawapres," sambungnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit