Pasokan Kurang, Harga Cabe Tembus Rp 120 Ribu Per Kg
SERPONG - Harga cabe di Tangsel makin pedas alias melonjak tajam. Yakni, tembus Rp 120 ribu per kilogram (kg) untuk jenis cabe rawit merah. Harga itu, di atas harga rata-rata nasional Rp 85.140 per kg.
Berdasarkan situs panelharga.badanpangan.go.id, harga rata-rata cabe rawit merah di Ciputat Rp 104.880. Sedangkan, Pasar Jombang cabe rawit merah tembus Rp 120 ribu per kg.
Sedangkan cabe merah keriting di Pasar Modern Bintaro Rp 90.700 dengan harga rata-rata nasional Rp 70.890 per kg.
Untuk diketahui, permintaan cabe di Jakarta sangat tinggi. Per minggu, Jakarta menghabiskan 810 ton cabe merah dan 641 ton cabe rawit.
Untuk mengatasi lonjakan harga cabe ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera bergerak, menggelar operasi pasar demi stabilisasi harga jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Anggota Komisi B DPRD DKI Suhud Alynudin mengatakan, operasi pasar sangat diperlukan. Pasalnya, harga cabe keriting meroket tajam, dari Rp 43 ribu per kg pada Oktober 2023 menjadi Rp 94 ribu per kg. Sedangkan, cabe rawit merah dari Rp 65 ribu menjadi Rp 120 ribu per kg.
“Pemerintah harus melakukan intervensi untuk menurunkan harga cabe, salah satunya bisa dengan melakukan operasi pasar,” ujarnya, Selasa (5/12).
Menurutnya, kenaikan harga cabe terjadi antara lain karena Pemprov DKI gagal menjaga rantai distribusi dan tidak melakukan persiapan dalam menghadapi momen tertentu.
Sementara, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, kenaikan harga cabe bukan persoalan Jakarta saja. Tapi sudah menjadi masalah nasional. Karena kenaikan harga cabe juga terjadi di daerah lain seperti, Maluku, Kalimantan Tengah, Sumatera Utara dan Riau.
Namun, Gilbert meminta, Pemprov terus untuk mencari solusi atasi lonjakan harga cabe saat ini. Salah satunya menyiapkan stok sebelum momen Nataru.
Ini kan merupakan ritual setiap tahun naik. Jadi sebelum harga naik, sediakan stok yang cukup. Mereka mesti melihat stok pangan yang kurang. Misalnya, cabe. Maka Pemprov harus datangkan dari daerah lain untuk disebarkan ke masyarakat agar harganya turun,” tandasnya.
Pasokan Turun
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Suharini Eliawati mengakui, terjadi penurunan pasokan cabe di Jakarta jelang Nataru 2023. Eli, sapaan akrab Suharini Eliawati bilang, penurunan pasokan tersebut disebabkan produksi cabe menurun akibat musim kemarau.
Meski begitu, Eli memastikan stok pangan di Jakarta aman terkendali jelang Nataru.
“Untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang akhir 2023, kami sudah melakukan berbagai upaya,” kata Eli.
Upaya tersebut, papar Eli, pertama mengembangkan program pertanian perkotaan melalui penanaman berbagai macam jenis sayuran di lahan milik Pemprov DKI Jakarta.
Kedua, pelaksanaan pangan keliling oleh BUMD DKI Jakarta, yakni PT Food Station Tjipinang Jaya, Perumda Pasar Jaya, dan Perumda Dharma Jaya di kantor kelurahan, kecamatan maupun wali kota. Ketiga, sinergitas dengan Pemerintah Pusat dengan pendistribusian beras.
“Dan terakhir, kami melaksanakan program pangan bersubsidi bagi masyarakat tertentu melalui penyediaan beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, susu UHT dan ikan kembung,” tegasnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya akan mencari cara mengatasi harga cabe yang akan sangat berpengaruh terhadap inflasi, terutama di Jakarta. Zulkifli meminta, Pemprov DKI Jakarta melakukan langkah konkret. Yakni, memberikan subsidi ongkos kirim dari pasar produksi cabe agar harga bisa ditekan.
Ongkos angkutnya ditanggung Pemda, sehingga bisa turun,” kata Zulkifli.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Lifestyle | 21 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 15 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu