Diskusi Relawan Jokpro: Prabowo 2 Periode, Gibran 2 Periode
JAKARTA - Meski belum dilantik sebagai presiden dan wakil presiden, skema masa depan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah mencuat ke publik. Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengungkap, Prabowo bakal jadi presiden dua periode, kemudian Gibran dua periode.
Info ini muncul saat ratusan relawan dari Gerakan Sekali Putaran (GSP) dan relawan eks Jokowi Prabowo (Jokpro) menggelar silaturahmi, sekaligus buka puasa bersama di Sekretariat Nasional GSP, di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Sabtu (24/3/2024). Qodari, yang merupakan Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP), mengatakan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi dua hal. Pertama, merajut silaturahmi antar relawan di Ramadan ini. Kedua, memperkuat perjuangan dan kesamaan pandangan terkait pemenangan Prabowo-Gibran.
"Tempat ini dulu adalah markasnya gerakan Jokpro, Jokowi-Prabowo garis miring, gerakan Jokowi 3 periode," ucap Qodari.
Setelah gagal memasang Jokowi-Prabowo, gerakan ini kemudian bertransformasi menjadi relawan GSP. "Dalam hidup tugas manusia itu berusaha atau ikhtiar, hasil itu prerogatif Yang Maha Kuasa. Tugas kita adalah syariat, hasil adalah makrifat,” lanjut Qodari.
Dia melanjutkan, upaya memperjuangkan tiga periode justru ditakdirkan menjadi enam periode. Enam periode itu terbagi dalam jabatan Presiden Jokowi selama dua periode, ditambah Prabowo presiden dua periode, dan Gibran yang nantinya menggantikan Prabowo dua periode.
"Saya sudah ngomong di podcast. Gibran itu suatu saat menjadi presiden Republik Indonesia. Sekarang, kalau Mr Q ngomong, orang pada hati-hati, karena biasanya kejadian," kelakarnya.
Menurutnya, Gibran menjadi presiden bukan hal yang mustahil. Sebab, di negara-negara lain juga terjadi, setelah ayahnya presiden, anaknya melanjutkan, dan berhasil membawa negara maju. Contohnya Singapura.
"Kalau kita lihat sejarah perjalanan Singapura. Ternyata, memang kunci keberhasilan pembangunan menjadi negara maju itu bukan cuma sekadar agenda pembangunan, tapi kontinuitas dari komitmen pembangunan," ucap Qodari.
Menurut dia, tidak ada yang membantah di dunia ini bahwa peletak dasar kemajuan Singapura bernama Lee Kuan Yew, dan peletak kemajuan di Indonesia bernama Jokowi. "Nah, Lee Kuan Yew ketika sudah turun dilanjutkan oleh seorang tokoh Perdana Menteri namanya Goh Chok Tong. Nah, pada hari ini dipimpin Lee Hsien Loong, putranya dari Lee Kuan Yew,” terang Qodari.
Kata Qodari, peta Indonesia menjadi negara maju atau mewujudkan Indonesia Emas 2045 sudah mulai terlihat. Yang nantinya diprediksi akan dihantarkan oleh Gibran.
"Jadi, Indonesia Maju 2045, Indonesia negara besar ekonomi nomor 4 di dunia, negara maju dihantarkan oleh Gibran Rakabuming Raka. Mudah-mudahan, amin ya rabbal alamin," harap Qodari.
Mendengar hal ini, Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Dradjad Wibowo agar sedikit berseloroh. Menurutnya, Qodari tengah berupaya mencari takdir yang namanya qodar.
"Itu merujuk pada realisasi takdir Allah terhadap segala sesuatu. Sesuai dengan ukurannya, jika syarat-syaratnya terpenuhi. Takdir itu ada yang tidak bisa diubah (mubram) dan ada yang dapat diubah melalui ikhtiar (muallaq)," ucap Dradjad saat dihubungi, Sabtu (23/3/2024) malam.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, masih terlalu dini membicarakan empat periode kepemimpinan presiden. Lagipula, politik di dalam negeri begitu dinamis.
Menurut Baskoro, kepemimpinan Prabowo di periode awalnya menjadi sangat penting. Sebab, akan sangat menentukan apakah bisa melanjutkan sampai dua periode.
"Sebab, bila kinerjanya kurang optimal di periode pertama, mengemuka kemungkinan muncul sosok alternatif di 2029-2034," ulas Baskoro.
Bukan hanya Prabowo, Baskoro juga menyebut figur Gibran sebagai wapres juga memiliki peran viral yang kelak akan menentukan karier politiknya ke depan. "Dan itu dimulai, apakah ia optimal sebagai wapresnya Prabowo? Karena semua mata akan menyorot kualitas pribadi dan kinerja Gibran sebagai RI-2," kata Baskoro.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, yang dibicarakan Qodari sangat normatif. Sebatas mengacu pada undang-undang bahwa Prabowo berpeluang menjabat dua periode, dan Gibran punya hak kembali maju pada kontestasi berikutnya.
Hanya saja, hal itu tidak menjamin realitasnya akan sama. Situasi politik itu dinamis. Bisa saja justru Prabowo presiden seumur hidup jika konstitusi soal periode jabatan presiden diubah.
"Gibran sekalipun tidak ada yang menjamin mendapat dukungan parpol jika Jokowi tidak lagi berkuasa. Tidak perlu menunggu dua periode berikutnya. Tahun 2029 sekalipun tidak ada jaminan Gibran miliki peluang dimajukan," ucapnya.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu