Kunjungan Ke China, Prabowo Hari Ini Dijamu Presiden Jinping
CHINA - Prabowo Subianto melakukan lawatan perdananya ke China sebagai presiden Indonesia terpilih. Kedatangan Prabowo akan dijamu langsung Presiden China Xi Jinping. Pertemuan ini jadi simbol Prabowo akan melanjutkan kemesraan Indonesia dengan China seperti yang dilakukan Presiden Jokowi dalam 10 tahun terakhir.
Prabowo telah bertolak ke Beijing, China, Minggu (31/3/2024). Dalam lawatannya itu, Prabowo mengajak putra tercinta Ragowo Hadiprasetyo alias Didit dan sejumlah pejabat negara. Seperti Wakil Ketua Komisi I DPR Sugiono, Asisten Khusus Menhan Bidang Manajemen Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Letjen TNI Yudi Abrimantyo, Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Bambang Trisnohadi, Direktur Jenderal Rencana Pertahanan Kemhan Laksamana Muda TNI Supo Dwi Di antara, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsekal Muda TNI Yusuf Jauhari.
Agendanya, Prabowo dan rombongan akan menemui Jinping dan Perdana Menteri China Li Qiang. Pertemuan digelar hari ini dan besok.
Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemhan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha mengungkapkan, pertemuan tersebut untuk membahas kerja sama kedua negara.
“Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kedua negara dalam memperkuat dialog dan kerja sama strategis yang sangat penting bagi keamanan dan stabilitas regional,” katanya, Minggu (31/3/2024).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menganggap, kehadiran Prabowo sebagai bukti eratnya hubungan China dengan Indonesia. Mengingat, ini merupakan kunjungan luar negeri pertama Prabowo usai menjadi presiden terpilih.
Kata Lin, agenda Prabowo hanya sampai Selasa (2/4/2024). Namun, di waktu yang singkat itu, Prabowo akan bertemu dengan Jinping dan PM Li.
“Mereka akan bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” ujarnya.
Lin menyebut, hubungan kedua negara semakin erat di tangan Jinping dan Jokowi. Negeri Tirai Bambu pun berharap di tangan Prabowo, hubungan itu bisa semakin berkualitas.
Mulai dari meningkatkan persahabatan tradisional, memperdalam kerja sama strategis yang komprehensif, hingga mensinergikan strategi pembangunan dengan lebih baik.
“Untuk memberikan contoh yang baik tentang negara-negara berkembang yang merangkul masa depan bersama dan bekerja dalam solidaritas untuk pembangunan bersama dan menjadi sumber stabilitas dan kekuatan bagi pembangunan bersama,” beber Lin.
Seperti diketahui, dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, hubungan Indonesia dengan China sangat baik. Sejumlah proyek besar terjalin di antara kedua negara. Salah satunya yang fenomenal adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Sepanjang 2023, ekspor Indonesia juga masih terkonsentrasi di negara China dengan share 25,66 persen. Diikuti Amerika Serikat 9,57 persen, dan India 8,35 persen.
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah menilai ada empat faktor kenapa Prabowo memilih China. Pertama, kepentingan nasional saat ini dan masa yang akan datang. Termasuk kepentingan Indonesia di tingkat regional dan global yang butuh negosiasi dengan China.
Kedua, China telah menjadi kekuatan ekonomi dunia. Ketiga, Prabowo coba merangkul China yang menganggap dirinya sebagai pusat peradaban dunia dan pemimpin tradisional dunia.
“Keempat, pendekatan Prabowo ini kelak menjadi sebuah kekuatan psikologis Indonesia. Kala Indonesia dikemudian hari menempatkan posisinya sebagai berseberangan dengan China,” ulas Rezasyah.
Hanya saja, kedatangan Prabowo ke China akan membuat negara lain cemburu. Menariknya, dengan menempatkan China pada posisi yang seolah-olah unggul secara global, memungkinkan Indonesia melakukan berbagai penyelarasan atas berbagai topik dalam Comprehensive Strategic Partnership yang telah ditandatangani dengan China.
Rezasyah tidak sepakat jika Prabowo disebut anti China. Mengingat, Ketua Umum Gerindra itu, berkomitmen mengedepankan kepentingan nasional dan kemuliaan Indonesia, ketika harus berurusan dengan negara manapun, termasuk China.
Begitu juga ketika dikatakan jika Prabowo ingin menjadikan poros Jakarta-Pyongyang-Peking. Menurut Rezasyah, poros itu berdimensi politik yang berisiko terjadi benturan dengan kekuatan barat.
“Yang Pak Prabowo siapkan saat ini adalah poros ekonomi Jakarta-Beijing, yang berpotensi menjadi inti dari kerja sama GNB, Selatan-Selatan, RCEP, APEC, dan BRICS. Dalam semua kerja sama tersebut, Pak Prabowo menempatkan Indonesia sebagai setara dengan China,” katanya.
Secara filosofis dan strategis, Rezasyah menyebut kebijakan luar negeri Prabowo sama dengan Jokowi. Namun, Prabowo memiliki kekhasan. Yakni, pemahamannya atas seluruh akar masalah internasional, berikut posisi Indonesia dalam seluruh pergerakan lintas masalah internasional.
“Maka diperkirakan Pak Prabowo akan bersikap lebih tegas dan berani mengambil risiko dalam memimpin dan mengendalikan kebijakan luar negeri Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya,Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai wajar China gercep mengundang Prabowo. Menurutnya, China memang tidak mau keduluan dengan negara lain, terutama Amerika Serikat.
“Yang pasti China ingin lebih cepat dan lebih dahulu dari Amerika Serikat,” ujar Hikmahanto.
Menurutnya, China ingin hubungannya dengan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo sama seperti saat ini. Secara ekonomi, Indonesia lebih mengutamakan China ketimbang Amerika.
Lagipula, tambah Hikmahanto, Prabowo dalam berbagai kesempatan ingin agar hubungan Indonesia-China sama jaraknya dengan hubungan Indonesia-Amerika. “Saran saya, sebaiknya persaingan Amerika Serikat-China yang ada selama ini bisa diubah menjadi kerja sama dua negara besar tersebut untuk kepentingan kawasan,” pungkasnya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 9 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu