Terancam Ditinggal Sendirian, Banteng Miskin Teman Koalisi
JAKARTA - Sejumlah partai sedang gencar-gencarnya mencari teman koalisi. Bahkan ada yang sudah deklarasi. Namun, tidak demikian dengan PDIP. Banteng terlihat masih santai, meskipun miskin teman koalisi dan terancam ditinggal sendirian.
Dua partai yang baru saja deklarasi koalisi adalah Gerindra dengan PKB. Jauh sebelumnya, Golkar, PAN, dan PPP sudah sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sementera, NasDem, Demokrat, dan PKS terus melakukan pedekate untuk menjajaki koalisi.
Dengan formasi ini, praktis, PDIP tinggal sendirian di antara partai-partai yang punya kursi di DPR. Jika formasi itu tidak berubah, PDIP terancam jomblo. Kalaupun mau membangun koalisi, kesempatannya tinggal dengan parpol-parpol nonparlemen, seperti PSI, Perindo, Hanura, PBB, dan lainnya.
Meski kondisinya begitu, Banteng masih pede dengan kesendiriannya. Saat ditanyai soal ini, Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang “Pacul” Wuryanto, jawabannya enteng-enteng saja.
Alasannya berdasar. Sebab, tanpa teman koalisi pun, PDIP sudah memegang tiket untuk mengusung capres sendiri. Karena jumlah kursi PDIP di DPR sudah melampaui ambang batas Presidential Threshold, alias di atas 20 persen. "Jadi, biasa-biasa saja,” ucapnya, kemarin.
Bambang Pacul juga menganggap, koalisi yang sudah bentuk saat ini belum tentu final dan permanen. Masih bisa goyah, bubar, atau melebur dengan yang lebih kuat.
“Misalnya mereka bertambah atau gabung lagi, bisa. Itu seiring berjalannya waktu," ucapnya.
Politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno mengaku partainya tak terpengaruh dengan kehebohan partai-partai lain yang gencar membangun koalisi. PDIP tidak akan buru-buru atau ikutan membangun koalisi dalam waktu dekat. Yang dilakukan Banteng saat ini sebatas menjaga komunikasi tetap dibuka dengan partai mana pun.
Untuk pembentukan koalisi dan penentuan capres 2024, PDIP tetap menunggu komando Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Yang penting kami saat ini terus mempersiapkan infrastruktur tempur yang bagus, yang sudah didesain oleh Pak Bambang Pacul. Jadi, kami merapikan barisan dulu," kata Hendrawan, ketika dikonfirmasi.
Peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro tak heran melihat sikap PDIP ini. Sebab, PDIP memang bisa lebih santai dari parpol lain dalam hal persiapan Pilpres 2024. Namun demikian, ia meyakini komunikasi bawah tanah antara PDIP dengan parpol lain tetap dijalin.
"PDIP tidak ditinggalkan parpol-parpol lain, tapi PDIP memang belum melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain secara intens," kata Siti, tadi malam.
Jika Banteng konsisten tak berkoalisi dengan parpol lain, konsekuensinya Pilpres 2024 besar kemungkinan akan diisi 4 pasangan calon. Yakni poros PDIP, KIB, Gerindra-PKB, dan Nasdem-Demokrat-PKS.
"Koalisi parpol utamanya diarahkan untuk memenuhi ambang batas pilpres dan juga untuk menguatkan kemenangan calon yang diusung," sambungnya.
Soal elektabilitas partai, Siti meyakini, akan lebih banyak dipengaruhi efek ekor jas capres dan cawapres yang diusung. Bukan koalisi parpol.
"Efek ekor jas diyakini bisa mendongkrak perolehan pileg. Artinya, partai yang mengusung capres-cawapres tertentu bisa mendapatkan bonus tambahan suara," pungkasnya. (rm.id)
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu