1 Dolar=Rp 16.400, Pelemahan Ekonomi Karena Gejolak Global
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Kemarin, rupiah ditutup pada level Rp 16.412 per dolar AS. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menganggap, pelemahan ini adalah dampak dari gejolak ekonomi global.
Dalam sepekan terakhir, gejolak nilai tukar rupiah sangat terasa di pasar keuangan. Pada perdagangan Jumat, rupiah dibuka di level 16.375 per dolar AS. Siang harinya, rupiah makin melemah ke level Rp 16.400 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah akhirnya ditutup pada level Rp 16.412 per dolar AS. Rupiah melemah 142 poin atau 0,87 persen dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai, pelemahan nilai mata uang terhadap dolar AS tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Pelemahan mata uang juga terjadi di berbagai negara lain.
Airlangga menjelaskan, membaiknya pertumbuhan ekonomi AS membuat indeks dolar kembali menguat. Apalagi inflasi AS juga semakin rendah.
"Nah, kemudian berbagai mata uang yang lain juga dia (dolar) menguat. Jadi itu gejala global," kata Airlangga usai menghadiri Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih stabil. Walau melemah, rupiah masih terjaga di banding sejumlah mata uang negara lain.
"Rupiah salah satu yang terbaik di dunia. Rupiah kita sangat stabil. Salah satu yang terbaik di dunia," ujar Perry di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Perry mengatakan, BI terus berada di pasar memantau perkembangan nilai tukar rupiah dan siap melakukan intervensi bila dibutuhkan. BI juga siap memastikan pasokan dolar terjaga di dalam negeri.
BI juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah serta memberikan kepercayaan lebih kepada investor domestik maupun internasional.
Pengamat Komoditas dan Pasar Uang, Lukman Leong mengatakan, rupiah dan mata uang regional, maupun utama dunia melemah karena dolar AS masih melanjutkan penguatan yang didukung oleh pernyataan hawkish The Fed.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pemicu utamanya adalah perang dagang antara Uni Eropa, AS dengan Tiongkok semakin panas, pasca Uni Eropa menerapkan tarif tinggi untuk komponen mobil listrik dan aki listrik.
"Ketegangan geopolitik yang meningkat dapat menyebabkan harga komoditas bergejolak, sementara fragmentasi perdagangan lebih lanjut berisiko menyebabkan gangguan tambahan pada jaringan perdagangan," kata dia.
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu