KIM Tetap Harmonis, Semua Nurut Ke Prabowo
JAKARTA - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan membantah Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak solid. Meskipun ada perbedaan dukungan calon kepala daerah di beberapa tempat, Zul tegaskan KIM tetap harmonis. Kata Zul: semua nurut ke Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Para pimpinan parpol yang tergabung di KIM memang berharap koalisi di Pilpres bisa berlanjut di Pilkada. Sayangnya, keinginan tersebut sulit direalisasikan. Pasalnya, masing-masing parpol anggota KIM punya jagoan yang berbeda di pilkada.
Di Pilkada Banten misalnya, Gerindra dan Golkar, dua kekuatan besar di KIM, punya jagoan berbeda. Gerindra yang dinahkodai Prabowo Subianto menjagokan Andra Soni. Andra dipasangkan dengan mantan Bupati Pandeglang yang saat ini menjadi kader PKS, Dimyati Natakusumah. Pasangan ini diusung Koalisi Banten Maju yang beranggotakan Gerindra, NasDem, PAN, PKS, PKB, PPP, dan PSI. Sementara Golkar mengusung mantan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany.
Di Pilkada Jawa Barat, peta politik menunjukkan hal serupa. Golkar dan Gerindra berpotensi pecah kongsi. Golkar tampaknya akan mengusung Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil sebagai calon gubernur. Sementara Gerindra ingin mengusung kadernya Dedi Mulyadi sebagai cagub.
Di Pilkada DKI Jakarta, kekompakan KIM pun diuji.Di KIM muncul sejumlah nama. Ada Kang Emil, lalu belakangan Golkar menyebut nama pengusaha jalan tol Jusuf Hamka atau akrab disapa Babah Alun sebagai cagub. Gerinda punya jagoan lain, yaitu keponakan Prabowo, Budi Djiwandono.
Menyikapi fenomena ini, Zul meminta semua pihak tidak mudah berspekulasi. Kata dia, hingga saat ini, KIM tetap solid. Kalau ada perbedaan di Pilkada, itu wajar.
“KIM itu harmonis terus. Lihat saja wajah saya, kan terang tuh,” cetusnya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
Menteri Perdagangan ini menegaskan, Pilkada serentak yang digelar November ini, jumlahnya banyak. Pilkada akan digelar di 37 provinsi, dan 508 kabupaten/kota. Banyaknya Pilkada yang digelar serentak, membuat pasangan calon yang bakal bertarung juga makin besar.
“500 (calon) berapa semuanya, 560 (orang). Ditambah gubernur hampir 600 (orang). Kalau 600 (calon), dan ada 1 dan 2 yang tersinggung ya wajar,” pesan Menteri Perdagangan ini.
Terkait Pilkada Jakarta yang masih tarik ulur di internal KIM, Zulhas meminta publik bersabar. Kata dia, belum adanya kesepakatan bukan berarti KIM dealock di Jakarta. Apalagi, hingga saat ini, Zul mengaku belum ada pertemuan antar bos-bos di KIM.
“Itu kan karena masih sibuk. Pak Prabowo presiden terpilih, masih melakukan kunjungan kerja. Begitu juga yang lain. Kan masih lama,” ucap mantan ketua MPR ini.
Yang perlu digarisbawahi, kata Zul, semua anggota KIM nurut ke Prabowo. Namun, kondisinya, Ketua Umum Partai Gerindra itu, masih melakukan kunjungan kerja. “Kan Pak Prabowo sendiri yang memimpin. Kita ikut pemimpin,” tegas Zulhas.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Dito Ariotedjo menyebut, KIM bakal menggelar pertemuan terkait Pilkada Jakarta usai Prabowo balik dari luar negeri. Terlebih, KIM sudah berkomitmen untuk bersama-sama dalam Pilkada.
“Yang saya ketahui Pak Ketum Airlangga bersama Pak Prabowo, dan partai KIM ini arahnya ingin kebersamaan,” ungkap Dito di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/8/2024)
Sehingga, untuk memadukan jagoannya, KIM tinggal menunggu waktu. “Jadi pasti ini menunggu Pak Prabowo kembali. Nah ini kan sudah masuk Agustus. Saya rasa akan ada diskusi serius buat menentukan Pilkada DKI Jakarta,” tutur Dito.
Ia memastikan, KIM harmonis dalam menentukan calon kepala daerah, khususnya di Jakarta. “Ya pastinya lah. Kan setiap Pilkada keputusan-keputusan itu alhamdulilah, di KIM sangat kompak,” tegas Dito.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga memastikan, KIM solid di Jakarta. Bahkan, ia menyebut akan ada kejutan di Jakarta, terkait adanya KIM plus.
Sayangnya, Dasco enggan menjawab saat ditanya parpol lain yang akan bergabung dengan KIM di Pilkada Jakarta. “Ada, nanti tunggu kejutan. Oke ya,” pesan Wakil Ketua DPR ini.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, pernyataan Zul tak sesuai dengan realita di lapangan. Buktinya, banyak Pilkada di sejumlah wilayah, KIM tidak bisa sama-sama 1 perahu.
“Kita tidak bisa menutup mata. Karena di beberapa Pilkada KIM juga tidak Solid. Banten misalnya, Gerindra dan Golkar punya jagoan masing-masing,” kata Adi, saat dihubungi, semalam.
Tak hanya di Banten, KIM juga banyak pecah kongsi di Pilkada lainnya dan membentuk koalisi berbeda-beda. Bahkan koalisi itu justru dihadapkan dengan calon yang notabene dari anggota KIM sendiri.
Terlebih, ucapan Dasco yang menyebut di Pilkada Jakarta akan ada KIM plus. Adi memprediksi, parpol tersebut dari Koalisi Perubahan. “Misalnya, PKB mungkin juga PKS, dan NasDem. Salah satu partai ini ada berkoalisi dengan KIM,” katanya.
Lagipula, per hari ini parpol di luar KIM belum ada satu kesatuan menjadi satu poros politik. Contohnya, partai non-KIM itu baru ada Anies Baswedan. Bahkan, poros ini berpotensi tidak dihuni oleh Koalisi Perubahan secara utuh.
Hingga saat ini, baru PKS dan NasDem yang mengusulkan Anies. Sementara PKB mulai goyah pasca PKS menyodorkan Sohibul Iman sebagai pendamping Anies.
“Ada kemungkinan PKB merupakan yang pertama akan balik badan. Entah ke KIM atau membentuk poros lain dengan PDIP. Atau jangan-jangan PKS atau NasDem belum sepenuhnya final mendukung Anies,” terang Adi.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu