TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Pemerintah Gencar Bangun Rumah Sakit Kualitas Internasional

Jokowi: Kita Tidak Ingin Yang Sakit Ke Singapura

Laporan: AY
Sabtu, 07 September 2024 | 11:14 WIB
Presiden Jokowi saat meresmikan rumah sakit di Surabaya. Foto : Ist
Presiden Jokowi saat meresmikan rumah sakit di Surabaya. Foto : Ist

SURABAYA - Pemerintah gencar membangun Rumah Sakit (RS) baru di seluruh Indonesia. Teranyar, Presiden Jokowi meresmikan Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (RS Kemenkes) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (6/9/2024).

RS Kemenkes ini memiliki peralatan yang memadai untuk menangani penyakit kanker, jantung dan stroke. RS ini juga diklaim sudah berstandar internasional, mulai dari fasilitas hingga pelayanannya.

Eks Wali Kota Solo ini menegaskan, gencarnya Pemerintah membangun RS dan meningkat­kan kualitas layanan kesehatan demi mengurangi jumlah pasien yang berobat ke luar negeri.

“Kita tidak ingin yang sakit-sakit perginya ke Singapura, ke Malaysia,” kata Jokowi.

Menurut Kepala Negara, hadirnya RS Kemenkes dengan fasilitas dan layanan berkuali­tas ini diharapkan membuat masyarakat Indonesia lebih memilih berobat di dalam negeri.

Jokowi mengingatkan, setiap tahun, aliran devisa yang hilang mencapai Rp 180 triliun karena masyarakat Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri. Seperti ke Singapura, Jepang, Malaysia, serta Amerika Serikat.

“Kalau RS-nya seperti ini, pelayanannya baik dan yang sakit cepat sembuh, malah kerasan. Karena RS-nya bagus. Ini juga mencegah kita kehilangan devisa. Itu gede sekali,” ucap Jokowi.

Selain itu, pembangunan RS Kemenkes Surabaya ini diharap­kan mampu mengatasi tingginya tingkat kematian akibat penya­kit stroke, serangan jantung dan kanker, khususnya di Jawa Timur.

Dia mengungkapkan, Jawa Timur menempati posisi ketiga tertinggi setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam kasus penyakit ini.

Jokowi juga menekankan, in­vestasi dalam fasilitas kesehatan seperti ini sangat diperlukan demi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Pemerintah tidak masalah mengeluarkan anggaran, asal pelayanan kesehatan kepada masyarakat makin baik.

“Ruangan tempat tidur rumah sakit juga makin baik, penerangan di rumah sakit juga makin terang,” tegasnya.

Untuk diketahui, RS Kemenkes Surabaya memiliki luas bangunan 163.380 meter persegi, terdiri dari empat gedung,yang berfungsi sebagai satu gedung medical center atau gedung utama, serta tiga gedung pelayanan yang masing-masing dise­diakan untuk penanganan penya­kit kanker, jantung, dan stroke.

RS Kemenkes Surabaya me­miliki kapasitas 772 tempat tidur ruang rawat inap, 59 tempat tidur HCU/Intermediate Care, 95 tempat tidur ICU/PICU/ICVCU/ PACU, 16 ruang operasi dan 20 unit kemoterapi.

RS Kemenkes Surabaya juga dilengkapi dengan alat-alat berteknologi canggih penunjang pelayanan, seperti mammography, CT Scan 256, MRI 3T, PET-CT yang tidak kalah dengan fasilitas RS di luar negeri.

RS ini didanai dengan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun untuk pembangunan, serta Rp 386 miliar untuk peralatan medis.

RS ini juga diharapkan men­jadi pusat pelayanan kesehatan, tidak hanya untuk Jawa Timur, juga sebagai hub untuk wilayah Indonesia bagian timur.

Lalu, anggaran sebesar Rp 50 miliar juga dialokasikan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di RS tersebut.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengung­kapkan, RS Kemenkes Surabaya adalah RS keenam yang diresmi­kan Presiden dalam dua minggu terakhir.

Dua RS di Makassar, Sulawesi Selatan, juga akan menyusul untuk diresmikan. Jadi, totalnya ada 8 RS.

“Sampai akhir masa jabatan Presiden Jokowi, insya Allah ada 10. Yang paling telat itu IKN sama Solo. Mudah-mudahan bisa selesai. Dalam waktu 10 tahun, kita bangun 10 dengan size seperti ini,” harap Budi.

Budi menjelaskan, RS Ke­menkes Surabaya didesain untuk menjadi superhub bagi Bali, NTT dan NTB.

Di Bali, sudah dibangun RS besar, begitu juga di NTT. RS tersebut, kata Budi, melayani penyakit-penyakit sampai level tertentu di provinsinya masing-masing. Jika membutuhkan layanan super modern, tidak perlu dirujuk ke Jakarta.

“Kita akan bangun RS ini se­tara RSCM, Harapan Kita, dan Kanker Dharmais di Surabaya. Jadi, seluruh pasien dari Bali, NTB, dan NTT, yang susah-susah ditarik ke sini,” jelasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo