Soal Coblos Tiga Paslon Pilkada Jakarta, Ahmad Muzani: Ajakan Golput Bakalan Sia-sia
JAKARTA - Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menilai ajakan untuk golput atau tidak memilih di Pilkada Jakarta2024 adalah upaya sia-sia. Aksi ini menunjukan ketidakpedulian pada nasib Jakarta, dan tak mau turut andil menentukan siapa yang pantas memimpin Jakarta selama lima tahun kedepan.
“Upaya untuk melakukan golput atau dengan cara apa pun yang dianggap tidak mensahkan suara, hanya upaya sia-sia yang tidak akan menentukan masa depan Jakarta yang lebih baik,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, kemarin.
Pernyataan ini merupakan reaksi atas geger gerakan mencoblos tiga pasangan calon (paslon) di Pilkada Jakarta 2024. Jika pemilih melakukan itu, maka surat suara dianggap rusak dan tidak dihitung melakukan pemilihan. Ajakan ini diserukan kelompok pendukung Anies Baswedan yang gagal berlaga di Pilkada.
Sontak Muzani mengimbau warga Jakarta menggunakan hak pilihnya pada pencoblosan 27 November 2024. Warga Jakarta, diajak turut andil dalam menentukan masa depan daerah yang dulu berstatus Ibu Kota negara tersebut.
“Kami berharap, upaya menentukan masa depan Jakarta adalah upaya yang dilakukan dengan cara kesadaran yang tinggi, upaya yang dilakukan dengan harapan akan terciptanya pemimpin yang lebih baik,” katanya.
Lebih lanjut, Muzani mengingatkan kembali perihal makna demokrasi yang memberikan kebebasan kepada para pemilih menentukan pilihannya dalam konteks pesta demokrasi.
“Setiap pemilihan yang dipilih rakyat, kami sangat menghormati, junjung tinggi. Kami berkeyakinan siapa pun pilihannya, apa pun yang dipilih itu adalah kata hati yang diungkapkan melalui kotak suara,” ucapnya.
Muzani juga terus bersuara agar organisasi aktif mencetak calon pemimpin bangsa untuk masa depan. Upaya ini, salah satunya dilakukan Muzani denganberpidato di acara Muktamar Ke VII Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) di Jakarta, Jumat (13/9/2024), malam.
Dalam sambutannya, Muzani menceritakan kisah tentang pengalaman hidupnya belajar berorganisasi di PII. Dia mengaku, belajar berpidato di hadapan orang banyak pertama kali dilakukan di PII.
"Saya masih ingat oleh ucapan mentor saya saat ikut pelatihan PII di Bali. Ketika itu mentor saya, bertanya kepada seluruh peserta. Apa yang akan kalian ucapkan jika menjadi anggota DPR? Kami tidak pernah berpikir sebelumnya, kelas 2 SMP ditanya jadi anggota DPR. Tapi Alhamdulillah sekarang jadi kenyataan," katanya.
Dalam catatannya, jumlah umat Islam seluruh dunia sebesar 1,9 miliar. Saat ini, rata-rata penduduk Indonesia tiap tahun bertambah 2,7 juta orang. Rata-rata pendidikan kita di SD 90 persen, SMP 50 persen, SMA 20 persen dan Perguruan Tinggi 10-15 persen.
"Artinya apa? Kita sebagai alumni PII bisa berperan memberikan kontribusi kepada bangsa. Para alumni wajib memberikan pedoman dasar kepada setiap insan PII harus siap menjadi pemimpin di kemudian hari," katanya.
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 21 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 10 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu