Waspada, Wabah Penyakit Cacar Air Dan Gondongan
SERPONG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberi perhatian serius terhadap kasus cacar air dan gondongan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka meminta seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) melakukan surveilans dan penyebaran informasi terkait cacar air dan gondongan untuk menghindari kasus serupa.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Aji Muhawarman menegaskan, kasus cacar air dan gondongan yang terjadi di SMPN 8 Tangsel harus menjadi perhatian serius seluruh fasyankes, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan rumah sakit. Sebab, penyebaran penyakit gondongan dan cacar air, sangat mudah dan cepat.
Aji menekankan, seluruh fasyankes harus melakukan kegiatan pelaporan kasus secara ketat dan berjenjang. Mulai kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes.
“Fasyankes harus terus memperkuat kewaspadaan, surveilans dan diseminasi informasi kepada masyarakat. Khususnya, terkait penyakit cacar air dan gondongan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Aji juga mengingatkan masyarakat selalu waspada, mencucitangan dengan sabun dengan air mengalir. Selain itu, para orang tua juga harus terus mengingatkan anak-anaknya agar tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita. Termasuk menerapkan etika batuk, seperti menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk dan bersin.
“Jika anak usia sekolah mengalami gejala gondongan maupun cacar air, segera lakukan isolasi mandiri di rumah. Kemudian, lakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di rumah, sampai anak tersebut sembuh,” pintanya.
Dalam waktu dekat, sambung Aji, Kemenkes akan menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penyakit Cacar Air dan Gondongan.
Menurut dia, hal itu merupakan tindak lanjut dari wabah yang melanda para pelajar SMPN 8 Tangsel.
SE tersebut akan diterbitkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen P2P Kemenkes kepada seluruh kepala Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit, dan Puskesmas di Indonesia,” katanya.
Terpisah, epidemolog Dicky Budiman menyarankan Pemerintah melakukan lockdown di SMPN 8 Tangsel. Langkah itu harus ditempuh untuk memutus mata rantai kasus cacar air dan gondongan.
“Lockdown selama 14 hari dan penerapan PJJ merupakan tindakan tepat untuk mencegah penyebaran kedua penyakit ini. Bila sekolah tidak melakukan lockdown, berbagai risiko bisa muncul,” ucapnya.
Dia menjelaskan, jika pemutusan mata rantai tidak dilakukan, potensi penyebaran penyakit akan semakin besar.
Pertama, kata Dicky, jumlah kasusnya akan semakin naik. Kedua, bisa mengakibatkan komplikasi kesehatan serius pada masyarakat rentan.
Wabah yang tidak terkendali juga akan menambah beban kerja pada fasilitas kesehatan. Sebab, mereka harus menangani lebih banyak pasien, termasuk mereka yang mengalami komplikasi serius,” tuturnya.
Diketahui, puluhan siswa SMPN 8 Kota Tangsel dilaporkan mengalami cacar air dan gondongan. Akibat kejadian ini, sekolah terpaksa lockdown dan sistem pembelajarannya dilakukan dengan metode PJJ.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Tangsel Dedi mengatakan, kasus cacar air dan gondongan di SMPN 8 awalnya terdeteksi pada 9 September 2024. Kasus itu mengalami peningkatan hingga Oktober.
“Kami dapat laporan, awal September 2024 terjadi kasus cacar air di sekolah tersebut dan berkembang hingga Oktober 2024. Rabu (30/10/2024), jumlah siswa yang terpapar cacar air di SMPN 8 mencapai 93 orang, dan siswa yang terkena gondongan sebanyak 18 orang. Sebab itu, pihak sekolah melakukan lockdown,” papar Dedi.
Di media sosial X, kasus cacar air dan gondongan di Tangsel juga dapat perhatian dari warganet.
“Waktu SD gue juga pernah kena cacar air, ketularan dari anak tetangga. Kulit rasanya gatel karena muncul bintik-bintik putih seperti nanah. Sungguh pengalaman yang kurang menyenangkan,” ujar akun @satriaroborxxz.
“Yang saya heran, itu orang tua murid membiarkan anaknya yang terkena cacar air masuk sekolah. Mereka apa nggak mikir kesehatan anak-anak yang lain ya,” cuit akun @ggoggopow3rs.
“Kalau ada kejadian luar biasa, sebaiknya diadakan vaksinasi massal. Jadi masyarakat juga bisa lebih tenang,” pinta akun @edygomble3h.
Akun @gembokperak meminta Pemerintah meningkatkan literasi dan edukasi kepada masyarakat. Sebab, masih banyak orang yang acuh terhadap orang lain perihal penularan penyakit.
“Dari kasus di SMP Tangsel, kita belajar ada loh orang yang tidak peduli dengan kesehatan orang lain. Tapi, kita tidak boleh memberi orang itu label negatif. Soalnya, ketidakpeduliannya itu bisa disebabkan oleh kurangnya informasi yang didapat,” usulnya.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 22 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu