Manajemen Pendidikan dalam Paradigma Islam di Tengah Globalisasi
Tulisan ini akan mengupas mengenai manajemen pendidikan dalam paradigma Islam dengan konteks spiritual, agama dan global yang semakin kompleks. Kita akan membahas bagaimana prinsip-prinsip Islam dalam pendidikan dapat diadaptasi dan diintegrasikan dengan praktik-praktik manajemen pendidikan modern yang berlaku secara internasional.
Sebelum itu mari kita bahas mengenai apa itu spiritualitas. Para psikolog membuat beberapa definisi, yaitu orang dengan spirit dan menunjukan spiritnya dengan tingkah laku. Secara pokok spirit merupakan energi baik secara psikologi dan implementasinya secara fisik.
Sebagai manusia erat menyadari kefanaan diri sendiri. dengan demikian, kita berusaha untuk membangun hasrat terhadap tujuan dan makna untuk memimpin kehidupan kita. Jawaban atas pertanyaan tentang eksistensi manusia membantu kita untuk merajut ‘benang’ bagi kehidupan yang beragam dan berdampak memberikan kemauan diri untuk hidup produktif. jawaban-jawaban ini juga menuntun kita untuk mengembangkan rasa transendensi spiritual, atau kapasitas individu untuk berdiri dari waktu dan tempat di luar yang mereka rasakan secara langsung, untuk melihat kehidupan dari yang lebih besar, perspektif yang lebih objektif dan melampaui cerita personal.
Sedangkan agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh para anggotanya untuk berkoneksi dengan Tuhan. Agama memiliki kesaksian iman, komunitas dan kode etik. Dengan kata lain spiritual memberikan jawaban siapa dan apa seseorang itu (keberadaan dan kesadaran), sedangkan agama memberikan jawaban apa yang harus dikerjakan seseorang. Hal tersebut meliputi aspek pengalaman beribadah yaitu sebuah perasaan bahagia yang disebabkan oleh keterlibatan diri dengan realitas transenden dengan beribadah. Lalu ada aspek universalitas yaitu keyakinan akan kesatuan kehidupan alam semesta dengan dirinya. Terakhir aspek keterkaitan, yaitu sebuah keyakinan bahwa seseorang merupakan bagian dari realitas manusia yang lebih besar yang melampaui generasi dan kelompok tertentu.
Manajemen pendidikan dalam paradigma Islam adalah proses yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian segala aktivitas yang terkait dengan pendidikan Islam, mulai dari perumusan kurikulum hingga evaluasi hasil belajar.
Konsep-konsep dasar yang mendasari manajemen pendidikan Islam antara lain Tauhid, yaitu konsep keesaan Tuhan menjadi dasar dalam pengelolaan pendidikan Islam. Semua aktivitas pendidikan diarahkan untuk mewujudkan ketaatan kepada Allah SWT. Lalu konsep Keadilan yaitu prinsip yang harus diterapkan dalam semua aspek pengelolaan pendidikan, baik dalam hal pembagian sumber daya maupun kesempatan belajar. Selanjutnya konsep akhlak yaitu penanaman nilai-nilai akhlak mulia menjadi tujuan utama pendidikan Islam. Lalu ada konsep Ilmu, yang menekankan pentingnya pengembangan ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk memahami alam semesta dan meningkatkan kualitas hidup. terakhir konsep amal yaitu Ilmu pengetahuan harus diwujudkan dalam bentuk amal saleh untuk memberikan manfaat bagi masyarakat.
Globalisasi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Selain tantangan berupa overinformation dan misinformation di internet, globalisasi juga menawarkan peluang yaitu kerjasama internasional, inovasi dan pengembangan sumber daya manusia.
Beberapa contoh penerapan praktis terkait manajemen pendidikan Islam adalah pemberian mata pelajaran Al-Qur'an yang bukan hanya menghafal dan memahami tafsir Al-Qur'an, namun siswa dapat mempelajari nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Lalu ada mata pelajaran sejarah Islam yaitu siswa dapat menganalisis peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu tokoh ilmuan Islam adalah Ibnu Sina atau dikenal dengan nama Avicenna. Selanjutnya ada mata pelajaran akhlak, yaitu siswa dilatih untuk mengembangkan karakter yang kuat, jujur, toleransi, kritis dan menguasai ilmu dunia serta akhirat. Selain penguatan dalam ilmu akhirat, siswa juga dapat menimba ilmu dunia misalnya STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, Math). Pendidikan Islam yang membantu dengan menawarkan peta dengan jalur Islami, membuat siswa dapat lebih fokus untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan diri dalam berbagai bidang keilmuan. Sehingga peserta didik dapat bersaing secara global secara lebih efektif. Selain itu dengan tingkat spiritualitas yang mumpuni, para peserta didik sanggup menjalani kehidupan dengan berbagai tantangan hidup.
Tammi Nasuha Nurdin
Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Pamulang
Internasional | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu