TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Kerek Jumlah Penumpang Di Soetta Erick Minta Waktu Tempuh KA Bandara Dipersingkat

Reporter & Editor : AY
Jumat, 03 Januari 2025 | 13:39 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau Bandara Soetta. Foto : Ist
Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau Bandara Soetta. Foto : Ist

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memaksimalkan layanan bandara kelolaan PT Angkasa Pura Indonesia (Persero) atau InJourney Airports, serta Kereta Bandara kelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Ini dilakukan untuk memberikan layanan lebih optimal kepada masyarakat.

 

Untuk itu, pada hari pertama ta­hun 2025, atau Rabu (1/1/2025), Menteri BUMN Erick Thohir tancap gas mengecek kesiapan terminal 2F, tepatnya di gate 6, Bandara Internasional Soekar­no-Hatta (Soetta), Tangerang, yang akan dioperasikan menjadi terminal khusus penerbangan umrah dan haji pada akhir Januari mendatang.

 

Selain itu, Erick juga mengecek layanan KA Layang dan KA Bandara sebagai angku­tan umum yang memobilisasi pergerakan masyarakat dari ban­dara ke pusat kota Jakarta, begitu pun sebaliknya.

 

Dalam pantauan Redaksi, Erick tiba di Bandara Soetta pukul 14.55 WIB. Dia disambut Direktur Utama InJourney Air­ports Faik Fahmi dan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson, serta sejumlah jajaran direksi In­Journey Airports dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

 

Saat ini sejumlah fasilitas seperti ruang tunggu, lounge, ruang VIP (Very Important Person), hingga masjid seluas 3 ribu meter, yang bisa menampung sampai 2 ribu orang, telah siap digunakan.

 

Erick mengatakan, Terminal 2F Bandara Soetta melayani hingga 10 ribu jemaah umrah setiap hari, baik keberangkatan maupun kedatangan. Sedangkan pada musim haji, jumlah jemaah bisa mencapai 241 ribu orang dan jemaah umrah antara 1,3 juta-1,5 juta orang per tahun.

 

Karenanya, dia mendorong InJourney Airports terus mem­perbaiki layanan, khususnya bagi penumpang umrah dan haji. Tidak hanya bagi penumpang VIP, tetapi juga yang regular.

 

Erick menegaskan, langkah tersebut merupakan bagian dari efisiensi.

Daripada membangun termi­nal 4 baru senilai Rp 14 triliun, ternyata dengan Rp 1 triliun bisa menaikkan jumlah penumpang di bandara ini. Makanya, dilaku­kan remapping,” ujar mantan bos Klub Inter Milan itu.

Dia melihat, kondisi di banyak negara juga ada konektivitas yang tinggi dari bandara ke kota-kota, dengan angkutan umum seperti kereta. Hal itu kian memudahkan mobilitas para penumpang.

 

“Kalau Jepang sudah 80 persen, kulturnya memang luar biasa. Tapi di banyak negara, paling tidak rata-rata penumpang dari airport ke titik kota itu bisa 30-40 persen,” ungkapnya.

 

Karena itu, pihaknya bersama InJourney Airports dan KAI akan terus meningkatkan penyebaran informasi soal operasional KA Bandara. Dengan begitu, dia ber­harap, dari 56 juta penumpang di bandara, 20 persen bisa terserap oleh kereta bandara.

20 persen itu bisa 10 juta orang. Sekarang penumpang (KA Bandara) masih 1,5 juta,” imbuhnya.

 

Tak hanya itu, untuk menarik minat masyarakat menggunakan KA Bandara, Erick meminta KAI mengkaji waktu tempuh dari Bandara Soetta ke pusat kota, seperti Stasiun BNI City di kawasan perkantoran Sudirman, yang saat ini sekitar 50 menit perjalanan.

 

Apalagi stasiun ini juga ter­koneksi dengan Stasiun Karet dan Sudirman, yang melayani naik turun penumpang KRL. Juga terkoneksi dengan LRT (Light Rail Transit) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi)

“Ini (direksi KAI) lagi coba hitung, apa bisa (waktu tempuh KA Bandara) di bawah 40 menit atau 35 menit. Jadi, orang lebih efisien lagi naik kereta dari pusat kota ke bandara. Mungkin perlu waktu 6 bulan, bisa ya,” pin­tanya ke direksi KAI.

 

Menanggapi ini, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelem­bagaan KAI Rudi As Aturridha menyatakan siap meningkatkan konektivitas dan memangkas waktu tempuh KA Bandara.

 

“Ada beberapa hal yang akan dikaji, karena kereta bagian dari ekosistem bandara. Kami tunggu Gapeka (Grafik Perjalanan KA) 2025 (diterbitkan Kementerian Perhubungan),” jelas Rudi.

 

Mantan Corporate Secretary Bank Mandiri ini mencontohkan, saat ini Stasiun Sudirman, Stasiun BNI City dan Stasiun Karet ber­jarak cukup dekat. Ada rencana untuk menutup stasiun Karet. Nantinya, naik turun penumpang KRL bisa di stasiun BNI City, yang dilintasi KA Bandara.

 

Lalu rencana lainnya, KA Ban­dara juga akan berhenti di Sta­siun Sudirman agar penumpang yang mau ke bandara tidak perlu berjalan ke stasiun BNI City.

Saat ini, pihaknya juga telah membangun selasar (lorong jalan atau jalur pejalan kaki) sampai ke Stasiun BNI City.

 

Sebagai gambaran, selama ini KA Bandara hanya berhenti di beberapa stasiun, seperti Stasiun Manggarai, Stasiun BNI City (Sudirman Baru), Stasiun Duri, Stasiun Rawa Buaya, Stasiun Batu Ceper dan Stasiun Bandara Soetta. Jadi, kami tambah pem­berhentian kereta bandara di Stasiun Sudirman. Ini (langkah) membangun ekosistem yang diperlukan,” katanya.

 

Revitalisasi Terminal

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama InJourney Air­ports Faik Fahmi menjelaskan, selain menghadirkan Terminal Khusus Umrah, pihaknya juga merevitalisasi dan beautifikasi terminal lainnya. Nanti ada ter­minal khusus bagi maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carrier).

 

“Untuk di Soetta, nanti akan ditempatkan semuanya di Ter­minal 1 untuk low-cost carrier. Yang (maskapai) full service di Terminal 3. Jadi di Terminal 2F khusus umrah,” katanya. Saat ini, progres revitalisasi Terminal 1 sudah 30 persen dan ditargetkan selesai Agustus mendatang.

 

Menurut Faik, trafik pergerakan penumpang di Soetta sangat tinggi. Per hari rata-rata mencapai 150 ribu orang yang berangkat dan datang. Dengan berbagai perbaikan tersebut, diharapkan bisa meningkatkan jumlah penumpang yang semula 56 juta orang, menjadi 94 juta orang dalam satu tahun.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit