Kerek Jumlah Penumpang Di Soetta Erick Minta Waktu Tempuh KA Bandara Dipersingkat
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memaksimalkan layanan bandara kelolaan PT Angkasa Pura Indonesia (Persero) atau InJourney Airports, serta Kereta Bandara kelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Ini dilakukan untuk memberikan layanan lebih optimal kepada masyarakat.
Untuk itu, pada hari pertama tahun 2025, atau Rabu (1/1/2025), Menteri BUMN Erick Thohir tancap gas mengecek kesiapan terminal 2F, tepatnya di gate 6, Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, yang akan dioperasikan menjadi terminal khusus penerbangan umrah dan haji pada akhir Januari mendatang.
Selain itu, Erick juga mengecek layanan KA Layang dan KA Bandara sebagai angkutan umum yang memobilisasi pergerakan masyarakat dari bandara ke pusat kota Jakarta, begitu pun sebaliknya.
Dalam pantauan Redaksi, Erick tiba di Bandara Soetta pukul 14.55 WIB. Dia disambut Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi dan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson, serta sejumlah jajaran direksi InJourney Airports dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Saat ini sejumlah fasilitas seperti ruang tunggu, lounge, ruang VIP (Very Important Person), hingga masjid seluas 3 ribu meter, yang bisa menampung sampai 2 ribu orang, telah siap digunakan.
Erick mengatakan, Terminal 2F Bandara Soetta melayani hingga 10 ribu jemaah umrah setiap hari, baik keberangkatan maupun kedatangan. Sedangkan pada musim haji, jumlah jemaah bisa mencapai 241 ribu orang dan jemaah umrah antara 1,3 juta-1,5 juta orang per tahun.
Karenanya, dia mendorong InJourney Airports terus memperbaiki layanan, khususnya bagi penumpang umrah dan haji. Tidak hanya bagi penumpang VIP, tetapi juga yang regular.
Erick menegaskan, langkah tersebut merupakan bagian dari efisiensi.
Daripada membangun terminal 4 baru senilai Rp 14 triliun, ternyata dengan Rp 1 triliun bisa menaikkan jumlah penumpang di bandara ini. Makanya, dilakukan remapping,” ujar mantan bos Klub Inter Milan itu.
Dia melihat, kondisi di banyak negara juga ada konektivitas yang tinggi dari bandara ke kota-kota, dengan angkutan umum seperti kereta. Hal itu kian memudahkan mobilitas para penumpang.
“Kalau Jepang sudah 80 persen, kulturnya memang luar biasa. Tapi di banyak negara, paling tidak rata-rata penumpang dari airport ke titik kota itu bisa 30-40 persen,” ungkapnya.
Karena itu, pihaknya bersama InJourney Airports dan KAI akan terus meningkatkan penyebaran informasi soal operasional KA Bandara. Dengan begitu, dia berharap, dari 56 juta penumpang di bandara, 20 persen bisa terserap oleh kereta bandara.
20 persen itu bisa 10 juta orang. Sekarang penumpang (KA Bandara) masih 1,5 juta,” imbuhnya.
Tak hanya itu, untuk menarik minat masyarakat menggunakan KA Bandara, Erick meminta KAI mengkaji waktu tempuh dari Bandara Soetta ke pusat kota, seperti Stasiun BNI City di kawasan perkantoran Sudirman, yang saat ini sekitar 50 menit perjalanan.
Apalagi stasiun ini juga terkoneksi dengan Stasiun Karet dan Sudirman, yang melayani naik turun penumpang KRL. Juga terkoneksi dengan LRT (Light Rail Transit) Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi)
“Ini (direksi KAI) lagi coba hitung, apa bisa (waktu tempuh KA Bandara) di bawah 40 menit atau 35 menit. Jadi, orang lebih efisien lagi naik kereta dari pusat kota ke bandara. Mungkin perlu waktu 6 bulan, bisa ya,” pintanya ke direksi KAI.
Menanggapi ini, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan KAI Rudi As Aturridha menyatakan siap meningkatkan konektivitas dan memangkas waktu tempuh KA Bandara.
“Ada beberapa hal yang akan dikaji, karena kereta bagian dari ekosistem bandara. Kami tunggu Gapeka (Grafik Perjalanan KA) 2025 (diterbitkan Kementerian Perhubungan),” jelas Rudi.
Mantan Corporate Secretary Bank Mandiri ini mencontohkan, saat ini Stasiun Sudirman, Stasiun BNI City dan Stasiun Karet berjarak cukup dekat. Ada rencana untuk menutup stasiun Karet. Nantinya, naik turun penumpang KRL bisa di stasiun BNI City, yang dilintasi KA Bandara.
Lalu rencana lainnya, KA Bandara juga akan berhenti di Stasiun Sudirman agar penumpang yang mau ke bandara tidak perlu berjalan ke stasiun BNI City.
Saat ini, pihaknya juga telah membangun selasar (lorong jalan atau jalur pejalan kaki) sampai ke Stasiun BNI City.
Sebagai gambaran, selama ini KA Bandara hanya berhenti di beberapa stasiun, seperti Stasiun Manggarai, Stasiun BNI City (Sudirman Baru), Stasiun Duri, Stasiun Rawa Buaya, Stasiun Batu Ceper dan Stasiun Bandara Soetta. Jadi, kami tambah pemberhentian kereta bandara di Stasiun Sudirman. Ini (langkah) membangun ekosistem yang diperlukan,” katanya.
Revitalisasi Terminal
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi menjelaskan, selain menghadirkan Terminal Khusus Umrah, pihaknya juga merevitalisasi dan beautifikasi terminal lainnya. Nanti ada terminal khusus bagi maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carrier).
“Untuk di Soetta, nanti akan ditempatkan semuanya di Terminal 1 untuk low-cost carrier. Yang (maskapai) full service di Terminal 3. Jadi di Terminal 2F khusus umrah,” katanya. Saat ini, progres revitalisasi Terminal 1 sudah 30 persen dan ditargetkan selesai Agustus mendatang.
Menurut Faik, trafik pergerakan penumpang di Soetta sangat tinggi. Per hari rata-rata mencapai 150 ribu orang yang berangkat dan datang. Dengan berbagai perbaikan tersebut, diharapkan bisa meningkatkan jumlah penumpang yang semula 56 juta orang, menjadi 94 juta orang dalam satu tahun.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu