TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Untuk Capai Produksi 1 Juta Barel Per Hari, Bahlil Akan Tiru Teknik Amerika Sedot Minyak

Reporter: Farhan
Editor: AY
Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:09 WIB
Pengeboran minyak di laut lepas. Foto : Ist
Pengeboran minyak di laut lepas. Foto : Ist

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk mengejar target lifting minyak sebesar 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029. Salah satunya, meniru teknik Amerika Serikat (AS) menyedot minyak.

 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, target tersebut bukanlah hal yang mudah mengingat kondisi saat ini sangat berbeda dibandingkan era 1996-1997.

 

Pada periode tersebut,  papar Bahlil, lifting minyak Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari dengan konsumsi domestik sekitar 600 ribu barel per hari, sehingga Indonesia masih bisa mengekspor 1 juta barel minyak per hari.

 

“Namun, dalam dua bulan ter­akhir di 2024, produksi kita hanya sekitar 690.000 barel per hari.Sedangkan impor kita mencapai 1 juta barel per hari. Situasinya berbanding terbalik dengan tahun 1996-1997,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Jumat (31/1/2025).

 

Bahlil juga menyoroti ironisnya kondisi pengelolaan mi­nyak nasional saat ini. Ia meng­ungkapkan, sebagian besar kebutuhan minyak domestik dipenuhi melalui impor dari negara yang sebenarnya tidak memiliki cadangan minyak.

 

Sebanyak 58 persen konsumsi minyak kita berasal dari impor. Dan yang lebih ironis lagi, sebagian besar dari Singa­pura. Padahal, Singapura tidak memiliki sumber minyak. Harga minyak yang kita beli dari Singapura pun sama dengan yang berasal dari Timur Te­ngah,” ungkapnya.

 

Tiga Langkah Strategis

 

Untuk mencapai target lifting yang telah ditetapkan Presiden Prabowo, Bahlil memaparkan tiga langkah strategis yang akan ditempuh Pemerintah.

 

Pertama, menggarap sumur idle. Pemerintah akan memanfaatkan sumur-sumur minyak yang saat ini tidak beroperasi (idle well) untuk meningkatkan produksi.

 

Kedua, optimalisasi sumur yang ada. Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) akan di­terapkan guna meningkatkan produksi dari sumur-sumur yang sudah beroperasi.

 

Ketiga, Percepatan Plan of Development (PoD). Saat ini terdapat sekitar 300 sumur yang telah selesai dieksplorasi tetapi belum memiliki rencana pengembangan (PoD).

 

“Pemerintah akan mempercepat proses PoD agar sumur-sumur tersebut segera berproduksi,” kata Bahlil.

 

Menurut data Kementerian ESDM, saat ini terdapat sekitar 40.000 sumur minyak di Indonesia. Sebanyak 16.000 di antaranya berstatus idle dan masih dikuasai oleh PT Pertamina (Persero) serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

 

“Kami sudah memetakan sumur-sumur yang masih memiliki kan­dungan minyak, serta bagaimana cara memproduksinya secara lebih optimal,” tambah Bahlil.

 

Selain itu, Pemerintah juga berencana mengubah teknik pengeboran minyak di Indonesia dengan mengadopsi metode yang digunakan di AS.

 

Bahlil menjelaskan, AS mampu meningkatkan produksi mi­nyak dari 3 juta barel per hari menjadi 13 juta barel per hari dengan menggunakan teknik pengeboran horizontal.

 

“Sementara kita selama ini hanya melakukan pengeboran secara vertikal. Cara Amerika bisa kita tiru supaya cadang­an minyak yang selama ini tidak terangkut bisa ikut naik. Teknologi EOR memungkinkan kita menerapkan metode ini,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit