TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Realisasi Investasi di Tangsel Tembus Rp8,48 Triliun, Dikuasai Investor Dalam Negeri

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Jumat, 14 Februari 2025 | 17:08 WIB
INVESTASI. Kepala DPMPTSP Kota Tangsel, Maulana Prayoga saat mengumumkan kenaikan realisasi investasi pada 2024 di Mal Pelayanan Publik, Serpong, Jumat (14/2). Foto : Ist
INVESTASI. Kepala DPMPTSP Kota Tangsel, Maulana Prayoga saat mengumumkan kenaikan realisasi investasi pada 2024 di Mal Pelayanan Publik, Serpong, Jumat (14/2). Foto : Ist

SERPONG - Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah membuktikan perkembangannya dengan sangat pesat. Meski menjadi wilayah termuda se-Provinsi Banten, kota ini selalu memiliki daya tarik. Termasuk bagi para investor untuk menanamkan modalnya di wilayah ini. 

 

Terbukti, daya tarik tersebut berdampak pada peningkatan realisasi investasi Kota Tangsel dari tahun ke tahun. 

 

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Tangsel, baru-baru ini mengumumkan peningkatan capaian realisasi investasi pada tahun 2024. 

 

Kepala DPMPTSP Kota Tangsel, Maulana Prayoga menyampaikan, capaian pada tahun 2024 mencapai Rp8,48 Triliun. 

 

Capaian tersebut meningkat sebesar 14% dari tahun sebelumnya. Selain itu, capaian ini juga telah melampaui target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tangsel, sebesar Rp 7,4 triliun. Artinya, realisasi investasi pada 2024 memiliki tingkat pencapaian mencapai 114,6%.

 

“Realisasi investasi tahun 2024 menunjukkan bahwa Kota Tangerang Selatan semakin diminati investor. Dengan capaian Rp8,48 triliun, bukan hanya target yang terlampaui, tetapi juga menegaskan posisi Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah dengan iklim investasi yang kondusif,” ujar Yoga di Mall Pelayanan Publik (MPP) yang berlokasi wilayah Cilenggang, Serpong, Tangsel, Jumat (14/2). 

 

Yoga menuturkan, peningkatan realisasi ini juga membuktikan bahwa iklim investasi di Kota Tangsel sangatlah sehat dan membuat para investor tak ragu untuk berinvestasi. 

 

Para investor ini, kata Yoga, terbagi menjadi dua klasifikasi. Pertama, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Lalu kedua, Penanaman Modal Asing (PMA). 

 

"Untuk PMDN mencapai Rp7,66 Triliun, atau meningkat sebesar 23% dari tahun sebelumnya. Sedangkan PMA kini mencapai Rp816 Miliar, menurun dari tahun sebelumnya sebesar 33 persen," papar Yoga.  

 

Lebih lanjut, Yoga memaparkan, capaian realisasi yang diterimanya selama 2024 ini meliputi berbagai jenis sektor permodalan. 

 

"Terbesar adalah sektor Jasa Lainnya, yang meliputi kesehatan, pendidikan, dan lain-lainnya. Nilainya itu mencapai Rp2,52 triliun," ungkapnya. 

 

Lalu sektor terbesar kedua, adalah Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi dengan nilai investasi sebesar Rp2,04 triliun. Investasi pada sektor ini melonjak tajam, jika dibanding tahun sebelumnya hanya Rp514,7 miliar. 

 

"Untuk sektor ini memang saya mendapat info, itu sangat dipengaruhi oleh adanya pembangunan infrastruktur jalan Tol Serpong-Cinere," imbuhnya. 

 

Selanjutnya, sektor terbesar ketiga adalah Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran dengan nilai investasi sebesar Rp1,46 Triliun.

 

"Kemudian keempat sektor Perdagangan dan Reparasi dengan capaian senilai Rp1,06 triliun, dan terakhir sektor Hotel dan Restoran dengan nilai investasi sebesar Rp516,4 miliar," papar Yoga. 

 

Tingginya realisasi investasi di wilayah termuda se-Provinsi Banten ini, tidak hanya berdampak pada pesatnya pembangunan kota ini. Namun berdampak positif bagi penyerapan tenaga kerja. 

 

“Kami melihat bahwa setiap peningkatan investasi berbanding lurus dengan penyerapan tenaga kerja. Tahun ini, sebanyak 19.368 tenaga kerja terserap, baik tenaga kerja Indonesia (TKI) ataupun tenaga kerja asing (TKA). Artinya selama 2024, terdapat penyerapan tenaga kerja baru lebih dari 19 ribu orang. Hal ini mencerminkan bahwa Tangerang Selatan bukan hanya kota yang menarik untuk berinvestasi, tetapi juga tempat yang menyediakan banyak peluang kerja,” jelas Yoga.

 

Sementara itu jika dilihat berdasarkan wilayah, Kecamatan Pondok Aren masih menjadi primadona. Dengan capaian sebesar 29,7 persen, Pondok Aren menjadi wilayah dengan nilai investasi terbesar se-Tangsel. 

 

Dari realisasi tersebut, investasi di Pondok Aren mampu menyerap tenaga kerja sebesar 27,3 persen. 

 

Kemudian posisi kedua ditempati Kecamatan Serpong dengan realisasi sebesar 24,8% dan serapan tenaga kerja sebesar 6,2%. 

 

Lalu ketiga Serpong Utara dengan realisasi investasi sebesar 9% dan 28,7% serapan tenaga kerja. Kemudian Kecamatan Setu dengan 7,4% realisasi investasi dan 18,9% serapan tenaga kerja. Lalu Ciputat Timur dengan realisasi sebesar 5,5% dan angka serapan tenaga kerja sebesar 4,4%. 

 

Selanjutnya Pamulang dengan realisasi investasi sebesar 3,6% dan 2,4% serapan tenaga kerjanya. Terakhir, Kecamatan Ciputat dengan realisasi 1,2% dan 2,8% serapan tenaga kerja.

 

Lebih lanjut, Yoga menerangkan, data tersebut menunjukkan bahwa wilayah Pondok Aren dan Serpong masih menjadi primadona bagi para investor dalam menanamkan modalnya. Sedangkan Serpong Utara mencatat serapan tenaga kerja tertinggi.

“Namun jika melihat di Serpong, itu menunjukkan bahwa kriteria di daerah tersebut merupakan wilayah padat modal dengan capaian realisasi investasi yang berbanding terbalik dengan angka serapan tenaga kerja. Sebaliknya jika di Serpong Utara, menunjukkan bahwa daerah tersebut merupakan wilayah padat karya. Dengan angka serapan tenaga kerja jauh lebih tinggi dibanding realisasi investasi,” terangnya.

 

Sementara itu, Yoga melanjutkan, jika menengok inevstasi yang berasal dari luar negeri, Singapura lah yang menjadi negara dengan nilai investasi terbesar di wilayah termuda se-Provinsi Banten ini. 

 

Berdasarkan catatannya, Singapura memiliki nilai investasi senilai Rp275,67 miliar atau sebesar 46%, lalu Australia dengan nilai investasi Rp142,51 miliar atau sebesar 24%, dan ketiga negara Tiongkok denhan nilai Rp73,39 miliar atau sebesar 12%. 

 

Kemudian keempat ditempati oleh Jepang dengan nilai investasi mencapai Rp62,40 miliar atau sebesar 10%, dan kelima Inggris dengan nilai investasi Rp50,88 miliar atau sebesar 8%.

 

“Singapura tetap menjadi investor terbesar di Tangerang Selatan. Namun, kami juga melihat peningkatan dari Australia dan Tiongkok. Ke depan, kami akan terus mempromosikan kota ini sebagai tujuan investasi strategis bagi negara-negara lainnya,” tutur Yoga.

 

Meski capaian investasi terus menunjukkan tren positif, Yoga menyatakan bahwa pihaknya akan selalu berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang sehat. Berbagai inovasi pun akan selalu dihadirkan, guna menarik para investor untuk menanamkan modalnya di wilayah termuda se-Provinsi Banten ini. 

 

“Kami berkomitmen untuk terus mempercepat proses perizinan agar investasi dapat lebih cepat terealisasi. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan infrastruktur di Tangerang Selatan semakin siap dalam menyambut investasi baru. Kami akan terus membuka pintu bagi investor, baik dalam maupun luar negeri, dengan memberikan pelayanan yang cepat dan transparan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, kami optimis Tangerang Selatan akan menjadi pusat investasi yang semakin maju di tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit