Selama Januari, Terjadi 30 Kasus Kekerasan Perempuan & Anak

CIPUTAT- Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Tangerang Selatan (Tangsel) masih harus menjadi perhatian. Berdasarkan data sepanjang Januari 2025, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Tangsel mencatat sudah terjadi 30 kasus.
Kepala UPTD PPA Kota Tangsel, Tri Purwanto mengungkapkan, puluhan kasus kekerasan tersebut menyasar berbagai kelompok umur, di antaranya 8 anak laki-laki, 8 anak perempuan, dan 14 perempuan dewasa.
Sementara, jika dilihat dari klaster lingkungan, paling banyak terjadi dalam rumah tangga dengan total 13 kasus. Sedangkan di ruang publik sebanyak 12 kasus, kekerasan berbasis online 3 kasus, lingkungan sekolah 1 kasus, dan tempat kerja 1 kasus.
“Dari 30 kasus itu, sebanyak 14 kasus telah masuk dalam pelaporan Kepolisian," ungkap Tri, Minggu (23/2).
Puluhan kasus tersebut, kata Tri, mencakup beragam jenis tindakan kekerasan. "Beberapa di antaranya merupakan kasus kekerasan seksual, seperti persetubuhan dan pencabulan, serta kekerasan berbasis online,” paparnya.
Jika dirinci secara detail, kasus terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Ciputat dengan total 11 kasus. Kemudian Pamulang 5 kasus, Pondok Aren 2 kasus, Serpong 2 kasus, Serpong Utara 2 kasus, dan Ciputat Timur 1 kasus. Selain itu, terdapat 7 kasus lainnya yang terjadi di Tangsel, tetapi melibatkan korban yang bukan warga Tangsel.
Menanggapi hal itu, Camat Ciputat, Mamat berkomitmen untuk terus mencegah terjadinya kasus serupa. Sosialisasi pun akan lebih ditingkatkan hingga ke tingkat RT dan RW guna mencegah kasus-kasus serupa.
“Kami terus melakukan sosialisasi sejak 2024 lalu, dan di tahun 2025 ini upaya tersebut semakin kami tingkatkan. Masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya perlindungan terhadap anak dan perempuan,” ujar Mamat.
Agar pencegahan ini berjalan maksimal, kata Mamat, diperlukan peran serta masyarakat. Menurutnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, RT, RW, hingga tokoh agama sangatlah krusial. Terutama dalam menanamkan edukasi kepada masyarakat.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan keterlibatan semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak serta perempuan di Ciputat dan Tangsel secara umum,” jelasnya.
Atas hal itu, Mamat mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berani melaporkan jika mengetahui adanya kasus kekerasan di sekitar mereka.
Bahkan ia tak ragu, untuk membantu agar laporan tersebut cepat ditindaklanjuti. Termasuk juga melakukan pendampingan. “Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi korban kekerasan yang merasa takut untuk melapor. Pemerintah hadir untuk melindungi dan mendukung mereka,” ungkapnya.
Ia berharap, kasus ini dapat berkurang. Bukan hanya di wilayahnya, namun juga di wolayah termuda se-Provinsi Banten ini.
“Kami berharap dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, angka kekerasan bisa semakin berkurang. Anak-anak dan perempuan harus merasa aman di lingkungan mereka sendiri. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” harapnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 4 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu