TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Prabowo: Penting, Berdiri Di Atas Kaki Sendiri

Reporter & Editor : AY
Rabu, 09 April 2025 | 08:00 WIB
Presiden Prabowo pada acara Sarasehan Ekonomi. Foto : Ist
Presiden Prabowo pada acara Sarasehan Ekonomi. Foto : Ist

JAKARTA  - Presiden Prabowo Subianto menyoroti kondisi ekonomi global yang tengah bergolak akibat perang dagang. Kepala Negara pun mengingatkan pentingnya membangun ekonomi yang “berdiri di atas kaki sendiri”.

 

Ajakan tersebut disampaikan Prabowo pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI dengan tema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan yang digelar di Menara Mandiri Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (8/4/2025).

 

Prabowo tiba di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengenakan batik cokelat lengan panjang. Prabowo didampingi para anggota Kabinet Merah Putih. Selain itu, hadir juga para pengusaha nasional.

 

Acara dibuka oleh Direktur Utama PT Bank Mandiri Darmawan Junaidi. Kemudian dilanjutkan dengan pidato dari Prabowo.

 

Mengawali pidatonya, Prabowo mengucapkan selamat dan terima kasih kepada jajarannya yang berhasil mengamankan arus mudik dan balik Lebaran sehingga berjalan lancar.

 

Selanjutnya Prabowo menyinggung kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menaikkan tarif impor yang menimbulkan kecemasan banyak negara. Produk Indonesia juga dikenakan tarif impor 32 persen oleh Trump.

 

Pendiri bangsa kita sejak dulu, dan termasuk saya, kerap mengingatkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa. Berdiri di atas kaki sendiri,” kata Prabowo.

 

Lebih lanjut, Prabowo menjelaskan strategi pembangunan nasional yang tengah dijalankan oleh pemerintahannya bertumpu pada swasembada pangan, energi, air, dan industrialisasi, dengan semangat keberpihakan pada rakyat. Menurut dia, seluruh strategi tersebut dirancang bukan sekadar slogan, melainkan berakar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

 

“Dasar-dasar pemerintah yang saya pimpin adalah Pancasila dan UUD 1945. Bukan sebagai mantra, bukan sebagai slogan, bukan sebagai moto, sebagai dasar pemikiran,” ucap Prabowo.

 

Menurut Kepala Negara, ekonomi Pancasila adalah ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan keadilan sosial. Ia menolak model ekonomi yang membiarkan rakyat kecil tertinggal.

 

“Perekonomian kita azasnya adalah kekeluargaan. Tidak boleh ada orang yang lapar di republik yang merdeka 80 tahun. Tidak boleh ada keluarga yang tinggal di bawah jembatan. Ini menusuk rasa keadilan,” imbuhnya.

 

Prabowo menjamin pemerintahannya akan mengelola sumber daya alam (SDA) semaksimal mungkin untuk kepenti ngan rakyat. “Kita tidak mau menjual kekayaan alam dengan murah, kita tidak mau menjual tanah kita kepada bangsa asing dengan murah, kita tidak mau adanya pertumbuhan tapi Indonesia bubar, semua tujuannya persatuan Indonesia, kemanusiaan,” ungkap Prabowo.

 

Pada acara ini, Prabowo juga menyinggung soal impor dan aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Prabowo meminta aturan kuota impor untuk berbagai produk yang menyangkut hajat hidup orang banyak dihapus.

 

“Nggak usah ada kuota. Siapa mau impor daging, silakan. Siapa saja boleh impor. Mau impor apa? Silakan buka aja. Rakyat kita juga pandai kok. Jangan bikin kuota hanya untuk perusahaan ABC saja yang boleh impor,” ujar Prabowo.

 

Menurut Prabowo, kebijakan ini untuk memberikan angin segar kepada dunia usaha. Kata dia, pengusaha memiliki peran besar di Indonesia. Khususnya dalam rangka membuka lapangan kerja. “Oke dia boleh cari untung nggak ada masalah, tapi kita minta pengusaha bayar pajak yang benar,” tegas Prabowo.

 

Prabowo juga meminta para menterinya membuat aturan TKDN yang lebih fleksibel dan realistis. Jangan sampai, memaksakan TKDN malah membuat Indonesia kalah saing. “TKDN fleksibel saja lah, mungkin diganti dengan insentif,” pinta mantan Menteri Pertahanan itu.

 

Acara dilanjutkan dengan paparan para menterinya. Paparan pertama disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dia mengaku kebijakan tarif impor Trump mengakibatkan sejumlah komoditas strategis Tanah Air tertekan. Sebagai mitra strategis, Indonesia memilih jalur negosiasi dengan AS.

 

Airlangga mengatakan, telah bersurat ke Trump. Surat dikirim oleh Kedutaan Indonesia di AS, dan diterima United States Trade Representative (USTR), Selasa (8/4/2025). Kata dia, pihak Negeri Paman Sam pun menyatakan ingin melakukan pembicaraan lanjutan dengan Indonesia.

 

“Duta Besar Amerika meminta waktu untuk pembicaraan lanjutan. Jadi mereka sudah terima surat yang diajukan, baik itu ke USTR maupun ke Secretary of Commerce (Menteri Perdagangan AS),” urai Airlangga.

 

Ada sejumlah poin negosiasi yang akan dibawa Airlangga. Pertama, rencana relaksasi kewajiban Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor produk informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT) dari AS. Kedua, evaluasi kebijakan larangan terbatas (lartas), termasuk kebijakan percepatan sertifikasi halal. Ketiga, memenuhi keinginan AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.

 

Acara dilanjutkan dengan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua LPS Yudhi Sadewa, hingga Menteri Sosial Saifullah Yusuf. Acara dilanjutkan diskusi mendengarkan keluhan dari para pengusaha.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit