Karier Tsunoda Di Formula 1 Di Ujung Tanduk

JEPANG - Karier Yuki Tsunoda di Formula 1 kini di ujung tanduk. Pembalap Jepang itu mencatat akhir pekan yang suram di GP Austria 2025: finish paling belakang, kena penalti dan jadi satu-satunya pembalap yang dioverlap dua kali. Keraguan mengenai kelanjutan kariernya di ajang bergengsi ini pun mencuat.
Tsunoda diketahui mengakhiri balapan di posisi ke-16, alias terakhir dari semua pembalap yang berhasil finish di Red Bull Ring. Dia juga mendapat penalti waktu 10 detik akibat insiden dengan pembalap rookie, Franco Colapinto (Alpine).
Yang lebih memalukan, Tsunoda menjadi satu-satunya pembalap yang disusul dua kali oleh pemimpin lomba. Sebuah hasil pahit untuk Red Bull di kandang sendiri.
Ironisnya, hasil terbaik Tsunoda musim ini hanyalah finish kesembilan di seri pembuka, GP Bahrain.
Setelah GP Austria, dia bahkan disalip Liam Lawson di klasemen pembalap. Padahal Lawson adalah nama yang sempat diabaikan Red Bull di awal musim dan hanya jadi lapis kedua.
Mobil RB21 yang seharusnya jadi andalan, justru terasa asing di tangan Tsunoda. Dia kesulitan memaksimalkan potensi mobil.
Kondisi ini membuat posisi Tsunoda makin sulit, apalagi rekan setimnya Max Verstappen juga gagal finish di GP Austria. Verstappen terlibat insiden dengan Kimi Antonelli di tikungan ketiga lap pembuka dan harus mengakhiri balapan di lap pertama.
Kekacauan di GP Austria membuat bos Red Bull Christian Horner, angkat bicara. Dia mengisyaratkan bahwa Red Bull tak lagi memikirkan kejuaraan dunia musim ini. Fokus kini bergeser ke perombakan tim, termasuk masa depan pembalap.
Dalam podcast BBC Chequered Flag, jurnalis senior Andrew Benson secara blak-blakan menilai masa depan Tsunoda sangat meragukan.
“Dia mengemudi seperti baru lima menit di Formula 1, bukan lima tahun,” nilai Benson.
Padahal, “Red Bull butuh dia untuk menyelamatkan poin setelah Verstappen keluar, tapi yang terjadi malah dua insiden dan finish terakhir. Kecerobohannya sangat mencolok.”
Menurut Benson, kecil kemungkinan Tsunoda dipertahankan hingga akhir musim. Tsunoda sulit dilirik tim lain jika didepak dari Red Bull.
Dengan performa seperti saat ini, Tsunoda tak hanya kehilangan posisi, tapi juga kepercayaan.
Di Formula 1 yang sangat kompetitif, satu akhir pekan buruk bisa mengubah segalanya, apalagi jika terjadi di kandang sendiri.
Karier Tsunoda di F1 kini benar-benar berada di persimpangan. Jika tak segera bangkit, Austria bisa jadi awal akhir dari kisahnya di lintasan jet darat.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Olahraga | 18 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu