TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Jakarta Kini Bukan Lagi Kota Termacet

Reporter: Farhan
Editor: AY
Kamis, 10 Juli 2025 | 16:50 WIB
Gubernur Jakarta Pramono Anung saat konferensi pers. Foto : Ist
Gubernur Jakarta Pramono Anung saat konferensi pers. Foto : Ist

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan, Jakarta tidak lagi menjadi kota paling macet di Indonesia.

 

Hal ini disampaikan Pramono dalam acara Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama para gubernur se-Indonesia, Kamis (10/7/2025).

 

Dalam kesempatan tersebut, Pramono mengakatakan penurunan tingkat kemacetan di Ibu Kota berdasarkan survei dari TomTom Traffic Index, perusahaan teknologi navigasi asal Belanda.

 

Dia menyebut, Jakarta kini menempati posisi ke-5 kota termacet di Indonesia. Bukan lagi berada di peringkat pertama seperti tahun-tahun sebelumnya.

 

Hasilnya ketika TomTom (lembaga internasional) mensurvei, Jakarta yang biasanya ranking satu di Indonesia dan selalu kota termacet sepuluh besar di dunia, sekarang nomor satunya Bandung,” ungkap Pramono.

 

Pramono menjelaskan, klaim tersebut merujuk pada laporan TomTom Traffic Index yang menampilkan kondisi lalu lintas sepanjang tahun 2024.

 

β€œIni baru kurang lebih dua bulanan lah kami lakukan,” kata Pramono.

 

Maka saya mikirnya begini Pak Tanak, ini jangan-jangan surveinya pada pas hari Rabu," tambahnya.

 

Pramono mengklaim, salah satu penyebab utama membaiknya lalu lintas di Jakarta adalah pengoperasian beberapa rute baru Transjabodetabek, yang dia resmikan sejak menjabat.

 

Enam rute baru ini adalah Alam Sutera-Blok M, PIK2-Blok M, Bogor-Blok M, Sawangan-Lebak Bulus, Vida Bekasi-Cawang, dan Bekasi-Dukuh Atas.

 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga menerapkan tarif terjangkau untuk mendorong masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

 

Hal ini dilakukan untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang selama ini cenderung bergantung pada mobil atau motor pribadi.

 

Orang membayar pagi hari sebelum jam 7 hanya Rp 2.000, setelah jam 7 Rp 3.500. Kenapa Jakarta memaksakan ini? Untuk mengubah karakter orang dari kebiasaan menggunakan kendaraan pribadi menjadi mau naik transportasi umum,” jelas Pramono.

 

Transportasi umum yang kini semakin terintegrasi dari berbagai wilayah penyangga seperti Bogor, Bekasi, Depok, hingga PIK2 dan Alam Sutera dinilai efektif membantu mengurai kemacetan Jakarta.

 

Akses langsung ke pusat kota seperti Blok M, Cawang, Lebak Bulus, dan Dukuh Atas menjadi kunci.

 

Meski menggunakan data TomTom untuk memperkuat narasi keberhasilan, Pramono juga menyadari bahwa data yang dirujuk berasal dari kondisi lalu lintas tahun 2024.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit