Investasi Mengalir Dari Amerika Latin

JAKARTA - Senayan mengapresiasi keberhasilan Presiden Prabowo Subianto menarik komitmen investasi besar dari Brasil. Langkah ini dinilai sebagai terobosan strategis dalam memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Anggota Komisi XI DPR Amin Ak mengatakan, selama ini pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang konsumsi rumah tangga. "Investasi asing langsung (FDI) adalah kunci untuk transformasi ekonomi menuju pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (12/7/2025).
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 di Rio de Janeiro pada 6–7 Juli. Di sela agenda tersebut, Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Rabu (9/7), yang menghasilkan sejumlah kesepakatan penting.
Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama teknologi pertanian, mendukung gencatan senjata di Gaza dan Ukraina, dan
Kesepakatan perdagangan bilateral. Juga, percepatan implementasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Mercosur (IM-CEPA)
"Investasi strategis dan kerja sama dengan Brasil ini sekaligus memperluas jejaring dagang global Indonesia,” tambah Amin.
Ia meyakini, investasi dari Brasil akan mendorong penciptaan lapangan kerja produktif, meningkatkan kapasitas industri, dan menyeimbangkan struktur ekonomi nasional yang selama ini bertumpu pada konsumsi masyarakat (lebih dari 50 persen PDB).
Investasi tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan kontribusi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dari 29,15 persen menjadi 40 persen terhadap PDB. “Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, realisasi PMTB harus ditingkatkan setidaknya ke level 40 persen, yang akan memberi kontribusi sekitar 1,5 persen terhadap PDB,” jelas Amin.
Momentum kerja sama dengan Brasil, lanjutnya, harus dimanfaatkan sebagai katalis bagi masuknya lebih banyak investasi berkualitas, terutama dari kawasan Amerika Latin dan negara-negara Selatan lainnya. “Hasil KTT BRICS diharapkan memberi sinyal kuat bahwa Indonesia adalah tujuan utama investasi asing,” ujarnya.
Brasil sendiri dikenal sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Amerika Latin, dengan PDB sebesar 2,17 triliun dolar AS pada 2024 dan populasi mencapai 215 juta jiwa. Negara ini juga merupakan produsen global utama komoditas seperti kopi, gula, daging sapi, dan kedelai.
Keunggulan Brasil juga terlihat dari penguasaan teknologi hijau. Sekitar 85 persen listriknya berasal dari energi terbarukan, seperti hidro dan biofuel,” sebut Amin.
Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan Indonesia–Brasil tahun 2024 mencapai 6,8 miliar dolar AS. Impor utama Indonesia dari Brasil mencakup daging sapi (1,5 miliar dolar), kedelai, dan gula. Sementara ekspor utama Indonesia ke Brasil adalah minyaksawit (1,2 miliar dolar), karet, tekstil, elektronik, dan alas kaki.
Peluang kerja sama masih sangat besar, terutama untuk hilirisasi produk pertanian dan peternakan Brasil di Indonesia, yang kemudian bisa diekspor ke kawasan Asia-Pasifik,” tambahnya.
Selain itu, Indonesia juga berpotensi meningkatkan ekspor produk manufaktur dan digital ke Brasil. Amin menyebut sektor agribisnis terintegrasi sebagai salah satu bidang investasi strategis—misalnya peternakan modern dan pabrik pakan ternak berbasis kedelai lokal.
Sektor ini mendukung ketahanan pangan nasional. Investasi lain yang menjanjikan adalah di bidang energi terbarukan, seperti biofuel dan pembangkit biomassa, yang sejalan dengan agenda transisi energi Indonesia.
“Investasi dari Brasil berpeluangbesar mendorong hilirisasi industri, transfer teknologi, perluasan pasar global, dan pembentukan rantai pasok baru yang kompetitif,” pungkas Amin.
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu