Bicara Soal Ijazah Palsu dan Isu Pemakzulan Wapres
Jokowi: Ada Agenda Besar Turunkan Reputasi Saya…

JAKARTA - Presiden ke-7 RI Jokowi kembali angkat bicara mengenai tudingan ijazah palsu dan isu pemakzulan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka. Jokowi merasa, ada agenda besar dari munculnya dua isu itu dengan tujuan untuk menurunkan reputasinya.
Tudingan ijazah palsu sudah muncul saat Jokowi masih menjabat presiden. Dan semakin kencang setelah purnatugas. Meski hasil pemeriksaan Bareskrim Polri memastikan ijazah Jokowi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) asli, tudingan masih bermunculan.
Sementara, isu pemakzulan terhadap Gibran mencuat sejak pertengahan April lalu. Yang memunculkannya adalah Forum Purnawirawan Prajurit Tentara Nasional Indonesia. Lembaga resmi sebenarnya tidak pernah menanggapi isu ini. Namun, para pengusulnya terus bergerak. Bahkan mereka sudah mengirim surat ke Presiden dan MPR.
Jokowi merasa, dua isu ini tidak muncul secara tiba-tiba. Namun, ada kekuatan yang menggerakkannya.
Kelihatannya ada agenda besar politik di balik isu-isu ini. Ijazah palsu, isu pemakzulan,” kata Jokowi, saat ditemui wartawan, di kediamannya, Sumber, Banjarsari, Solo, Senin (14/7/2025).
Meski tak ingin berspekulasi berlebihan, tapi Jokowi merasakan ada gelagat yang tak biasa dari rangkaian isu yang muncul silih berganti itu.
“Perasaan politik saya mengatakan, ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik. Untuk men-downgrade,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi melanjutnya, isu pemakzulan terhadap Gibran, yang merupakan anak sulungnya, menjadi bagian dari agenda besar tersebut. “Termasuk itu. Jadi ijazah palsu, pemakzulan Mas Wapres, saya kira ada agenda besar politik,” ungkapnya.
Namun, Jokowi tak mau terlalu ambil pusing. Dia mengatakan, hal-hal semacam ini sudah biasa dalam dunia politik. “Ya buat saya biasa-biasa aja lah. Dan biasa, ya bisa,” pungkasnya, dengan tersenyum.
Isu ijazah palsu Jokowi pertama kali mencuat tahun 2022, saat Bambang Tri Mulyono menggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tudingan itu tidak terbukti. Bambang Tri kemudian divonis enam tahun penjara karena menyebarkan hoaks.
Setelah Jokowi purnatugas, sekelompok orang yang dipimpin Eggi Sudjana memunculkan kembali isu ini bahkan melaporkan Jokowi ke polisi. Merasa difitnah, Jokowi melapor balik. Ada lima orang yang dilaporkan, termasuk Eggi Sudjana dan Roy Suryo.
Bareskrim Polri kemudian melakukan pengujian terhadap ijazah Jokowi. Hasilnya, ijazah itu asli. Dengan hasil pengujian ini, laporan terhadap orang-orang yang menuju ijazah palsu itu naik ke tahap penyidikan.
Empat laporan naik ke tahap penyidikan karena ditemukan unsur tindak pidana,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Jumat (12/7/2025).
Dalam penyidikan ini, barang bukti yang dikumpulkan antara lain flashdisk berisi 24 video, tangkapan layar, serta fotokopi ijazah dan skripsi yang dilegalisir.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menduga, ada pesan yang disampaikan Jokowi melalui pernyataannya itu. "Sepertinya Jokowi ingin memberi pesan bahwa siapa pun yang menyerangnya dan keluarganya, dia sudah tahu. Jokowi sudah memetakan siapa aktor atau dalang, atau kelompok tertentu itu," ujarnya, Senin malam (14/7/2025).
Pos Banten | 8 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu