Daya Beli Lesu, Serapan PAD Dari Pasar Rendah
Dari Target Rp 3,5 Miliar, Baru Tembus Rp 1,17 Miliar

PANDEGLANG - Kondisi daya beli lesu di pasar-pasar tradisional yang tersebar di Kabupaten Pandeglang, telah berdampak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pasar tersebut. Bahkan, dari Januari hingga Juli 2025, serapan PAD masih tergolong rendah.
Diketahui, Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Pandeglang saat ini mengelola 11 pasar tradisional yang ditargetkan PAD sebesar Rp 3,5 miliar. Namun hingga saat ini, serapannya baru tembus di angka 33,54 persen atau sekitar Rp 1,17 miliar.
Kepala Diskoperindag Pandeglang, Bunbun Buntaran mengakui, capaian PAD dari sektor pasar sejauh ini masih rendah. “Jadi capaian realisasi kita itu baru Rp 1,17 miliar atau 33,54 persen. Insyaallah kita tetap optimis, meskipun kita tahu daya beli masyarakat sekarang sedang menurun,” kata Bunbun kepada wartawan, Minggu (20/7/2025).
Menurut Bunbun, menurunnya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor utama yang menghambat pertumbuhan PAD sektor pasar. Hal ini diperparah dengan persaingan ketat dari toko modern dan platform belanja daring.
“Sekarang banyak masyarakat lebih memilih belanja online. Tinggal klik dari rumah, tidak perlu ke pasar. Ini sangat berdampak, terutama bagi pedagang sandang seperti pakaian,” ungkapnya.
Ia menambahkan, para pedagang di pasar tradisional juga mulai mengeluh karena sepi pembeli, terutama saat momen tahun ajaran baru yang biasanya diandalkan untuk penjualan seragam sekolah. “Dari ratusan toko, hanya sebagian yang buka dan pembelinya pun cuma satu dua. Mereka mengeluh karena omzetnya turun drastis,” jelasnya.
Sebagai bentuk respons, Diskoperindag telah menurunkan tarif retribusi harian dari sebelumnya Rp 5.300 menjadi Rp 2.000 untuk membantu meringankan beban para pedagang pasar. “Kita maklum, banyak pedagang juga berdampak secara ekonomi. Untuk bayar retribusi saja sulit karena pembeli sepi,” ujarnya.
Di sisi lain, kondisi sarana dan prasarana pasar tradisional di Pandeglang juga menjadi perhatian. Banyak bangunan pasar yang sudah tua dan belum tersentuh perbaikan karena keterbatasan anggaran. “Kondisi fiskal kita memang belum ideal. Sebagian besar pasar adalah bangunan lama yang sudah semestinya direvitalisasi,” ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya tetap optimistis realisasi PAD dari sektor pasar tahun ini bisa meningkat dibanding tahun sebelumnya, meski tantangan di lapangan cukup berat. “Insyaallah meningkat, kami tetap optimis,” tandasnya.
Terpisah, salah seorang pedagang seragam sekolah, Cucu mengungkapkan, jelang tahun ajaran baru sekolah, sangat sepi pembeli seragam sekolah ke toko miliknya. “Sekarang pembelinya nggak ada, nggak seperti dulu. Kondisi toko saat ini sepi,” katanya.
Padahal tahun-tahun sebelumnya, dia mengaku, omsetnya bisa mencapai Rp 10 juta per hari. Namun saat ini, sama sekali tidak bisa mencapai angka tersebut. “Dulu itu saya bisa meraup omset hingga Rp 10 juta, kondisi sekarang ingin dapet Rp 1 juta saja susah banget,” keluhnya.(*)
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
TangselCity | 19 jam yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu