Prabowo: Pemimpin Harus Kokoh Seperti Gunung, Meletus Saat Hadapi Koruptor

SOLO - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pandangan tegas mengenai karakter kepemimpinan yang diperlukan untuk menghadapi musuh-musuh bangsa, seperti koruptor, penipu, dan pengkhianat.
Dalam pidatonya di hadapan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Minggu (20/7/2025), Prabowo menekankan, bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus sabar dan kokoh, tetapi juga harus berani 'meletus' di waktu yang tepat.
“Pindo Arga, bagaikan gunung. Kokoh. Berpendirian. Tidak goyah. Sekali-kali meletus. Pemimpin perlu meletus sekali-kali. Iya dong. Menghadapi koruptor, maling, ya kita boleh meletus. Kokoh. Diam. Sekali-sekali boleh, untuk membersihkan dari kotoran-kotoran dan bahaya-bahaya terhadap bangsa dan negara,” ujar Prabowo dalam Kongres PSI.
Pernyataan itu merupakan bagian dari paparan delapan sifat pemimpin Nusantara yang disebut Prabowo sebagai warisan ajaran nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Pindo Arga, yaitu pemimpin yang bersifat seperti gunung kuat, teguh, dan tak mudah digoyahkan, tetapi mampu mengambil tindakan tegas saat dibutuhkan.
Pernyataan itu merupakan bagian dari paparan delapan sifat pemimpin Nusantara yang disebut Prabowo sebagai warisan ajaran nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Pindo Arga, yaitu pemimpin yang bersifat seperti gunung kuat, teguh, dan tak mudah digoyahkan, tetapi mampu mengambil tindakan tegas saat dibutuhkan.
Lebih lanjut, Prabowo juga menyebut pentingnya sifat pemimpin seperti api, yang membakar semangat rakyat sekaligus melawan berbagai bentuk kejahatan dan ketidakadilan.
“Pindo Dahana, bagaikan api. Membakar semangat juga membakar kejahatan. Membakar ketidakadilan. Membakar korupsi. Penipuan. Membakar penghianatan. Membakar semua yang tidak baik,” ucapnya.
Menurut Prabowo, bangsa Indonesia tidak boleh bersikap lunak terhadap tindakan yang mencederai keadilan dan mengkhianati rakyat. Seorang pemimpin harus menjadi sumber energi moral dan kekuatan untuk menghadapi segala bentuk penggerogotan terhadap negara.
“Ini ajaran nenek moyang kita ribuan tahun,” tegas Prabowo.
Ajaran kepemimpinan Nusantara tersebut, kata Prabowo, tetap relevan dan harus dihidupkan kembali dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 15 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu