TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Rohana Dan Rojali Tidak Menghambat Pertumbuhan Ekonomi

Reporter & Editor : AY
Jumat, 08 Agustus 2025 | 09:06 WIB
Foto : Farhan
Foto : Farhan

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12 persen pada kuartal II-2025 mencerminkan ketahanan dan stabilitas mesin ekonomi nasional di tengah dinamika global. Pertumbuhan ini, jadi bukti strategi pembangunan pemerintah berjalan di jalur yang tepat.

 

“Fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya-nanya) bukanlah krisis daya beli. Itu hanya refleksi perubahan pola konsumsi masyarakat,” ujar Pakar Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah, di Jakarta, Kamis (7/8/2025).

 

Ia menjelaskan, meskipun publik belakangan ini banyak membicarakan fenomena Rojali dan Rohana sebagai gejala lemahnya konsumsi, data justru menunjukkan hal sebaliknya. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,97 persen dan tetap menjadi kontributor terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

 

Survei penjualan eceran Bank Indonesia menunjukkan Indeks Penjualan Riil masih di atas 200. Bahkan simpanan masyarakat di bawah Rp 100 juta justru naik 3,75 persen.

 

Artinya, masyarakat masih belanja, hanya caranya yang berubah,” jelasnya.

 

Menurut Trubus, perubahan pola belanja ini seharusnya dibaca oleh pemerintah sebagai sinyal untuk menyesuaikan arah kebijakan. “Pemerintah harus bergerak dengan prinsip adaptive governance, memperkuat e-commerce, logistik, dan menjaga daya beli secara tepat sasaran,” ujarnya.

 

Tak hanya konsumsi, kata Trubus, sektor industri pengolahan tumbuh 5,68 persen, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Ini dinilai sebagai sinyal kuat bahwa program reindustrialisasi mulai membuahkan hasil. Bahkan, investasi pun mencatat rekor positif, dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 6,99 persen dan belanja modal pemerintah meningkat tajam 30,37 persen.

 

“Investasi pada alat produksi naik signifikan. Mesin dan perlengkapan tumbuh 25,3 persen, tertinggi dalam dua dekade. Ini bukan pertumbuhan semu,” kata Trubus.

 

Ia menambahkan, fenomena ini sejalan dengan teori incrementalism, di mana pertumbuhan dihasilkan dari kebijakan kecil yang konsisten dan saling menguatkan.

 

Trubus menilai bahwa capaian ekonomi ini mencerminkan keseriusan pemerintahan Prabowo-Gibran dalam menjawab kebutuhan riil masyarakat. “Ini adalah hasil dari kebijakan yang bertumpu pada solusi nyata, bukan jargon,” ujarnya.

 

Meski demikian, Trubus mengingatkan, momentum ini harus dijaga. Ia menyarankan tiga fokus utama: pertama, stimulus yang tepat sasaran seperti subsidi transportasi dan program yang meningkatkan disposable income.

 

Kedua, dorongan investasi produktif, terutama di industri strategis, energi terbarukan, dan teknologi. Ketiga, stabilitas harga pangan dan energi, sebagai penjaga utama daya beli masyarakat.

 

juga menyoroti pentingnya efek balik dari keberhasilan kebijakan ini, merujuk pada policy feedback theory.

 

“Jika masyarakat merasakan langsung manfaat dari kebijakan, dukungan publik akan menguat. Ini penting untuk keberlanjutan reformasi ekonomi ke depan,” tegasnya.

 

Trubus menekankan, angka 5,12 persen bukan sekadar statistik. Menurutnya, itu adalah gabungan dari konsumsi yang tetap solid, bangkitnya sektor industri, dan lonjakan investasi produktif. “Ini modal penting bagi ekonomi Indonesia untuk melaju lebih jauh.”

 

Trubus menambahkan, jika pemerintah mampu mempertahankan arah kebijakan yang adaptif dan konsisten, Indonesia bisa tumbuh lebih kokoh dalam jangka panjang.

 

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi mengatakan, Presiden Prabowo Subianto senang dengan capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 yang mencapai 5,12 persen. Kepala negara pun optimistis perekonomian nasional masih bisa tumbuh lebih tinggi ke depannya.

 

Menurut Hasan, capaian ini turut dibahas Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/8/2025). Ia mengatakan, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan strategi dan kebijakan pemerintah berjalan tepat sasaran.

 

Pak Presiden bilang beliau optimis. Dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini, artinya strategi transformasi nasional kita sedang berada di jalur yang benar,” ujar Hasan dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

 

Menanggapi keraguan sejumlah pihak terkait data pertumbuhan ekonomi kuartal II, Hasan menegaskan, pemerintah bersikap jujur dan transparan dalam merilis data ekonomi. “Kalau turun ya dibilang turun, kalau naik ya dibilang naik,” tegasnya.

 

Pak Presiden bilang beliau optimis. Dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini, artinya strategi transformasi nasional kita sedang berada di jalur yang benar,” ujar Hasan dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

 

Menanggapi keraguan sejumlah pihak terkait data pertumbuhan ekonomi kuartal II, Hasan menegaskan, pemerintah bersikap jujur dan transparan dalam merilis data ekonomi. “Kalau turun ya dibilang turun, kalau naik ya dibilang naik,” tegasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit