TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Yang Menarik di Sidang Tahunan MPR: Gibran Ganti Dasi, Puan Nyanyi Imagine

Reporter & Editor : AY
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08:18 WIB
Presiden Prabowo dan Wapres Gibran saat hadir di Gedung DPR/MPR. Foto : Ist
Presiden Prabowo dan Wapres Gibran saat hadir di Gedung DPR/MPR. Foto : Ist

JAKARTA - Selain pidato kenegaraan Presiden Prabowo Subianto yang menggelegar, berapi-api, dan penuh optimisme, ada banyak hal menarik dan jadi sorotan dalam Sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Di antaranya, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka yang berganti dasi, hingga Ketua DPR Puan Maharani yang menyanyikan lagu "Imagine" milik John Lennon.

 

Dalam sidang ini, Gibran tiba di Kompleks Parlemen pukul 08.18 WIB bersama istri, Selvi Ananda. Putra sulung Presiden ke-7 RI Jokowi ini tampil dengan Pakaian Sipil Lengkap (PSL), kemeja putih dibalut jas gelap lengkap dengan dasi warna biru muda. Sementara, Selvi anggun dalam busana nasional. 

 

Saat tiba di lokasi, Gibran dan Selvi disambut hangat Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, dan Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin. Setelahnya, Gibran dan Selvi langsung menuju ruang VIP Gedung Nusantara.

 

Namun, saat berada di ruang sidang, dasi Gibran berubah warna. Gibran menggantinya dengan yang warna biru muda. Senada dengan yang dikenakan Presiden Prabowo Subianto. Pergantian aksesori itu memantik perhatian sejumlah tamu dan jurnalis.

 

Diminta penjelasan mengenai pergantian dasi Gibran, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menganggap, itu bukan hal aneh. “Jangan terlalu sensitiflah,” ujarnya, di lokasi sidang.

 

Prasetyo lalu mengingatkan pesan Ketua DPR Puan Maharani saat pidato di sidang itu, yang mengimbau masyarakat untuk melangkah maju usai Pemilu. "Seperti yang Bu Puan sampaikan, setelah pesta demokrasi selesai, mari kita move on dan jangan baperan,” pungkasnya.

 

Mengenai pidato Puan, sebenarnya juga cukup unit. Dia menyelipkan pesan tentang kesetaraan gender dengan cara yang tak biasa. 

 

Awalnya, Ketua DPP PDIP ini menyinggung soal pentingnya suara perempuan di parlemen, yang diibaratkan sebagai nada asli dalam simfoni kehidupan bangsa. “Tanpa nada itu, melodi peradaban akan kehilangan harmoni. Hanya denting yang tak pernah menjadi lagu,” ucapnya.

 

Di tengah penjelasan, Puan tiba-tiba melantunkan sepenggal lirik lagu "Imagine” karya John Lennon yang dirilis pada 1971. "Imagine all the people, sharing all the world. You may say I'm a dreamer. But I'm not the only one. I hope someday you'll join us and the world will live as one (Bayangkan semua orang berbagi seluruh dunia. Mungkin kau akan berkata aku seorang pemimpi. Tapi aku bukan satu-satunya. Aku berharap suatu hari kau akan bergabung bersama kami, dan dunia akan hidup sebagai satu)," senandungnya.

 

Puan lalu melanjutkan pidatonya. Kata dia, seharusnya seluruh elemen bangsa bisa membayangkan bahwa Indonesia adalah tempat bagi perempuan dan laki-laki berbagi ruang, berbagi kuasa, dan berbagi tanggung jawab untuk kemajuan bersama. "Perempuan juga berhak menduduki jabatan publik dan negara di semua tingkatan," ungkap putri bungsu Megawati Soekarnoputri itu.

 

Dia kemudian memaparkan capaian keterwakilan perempuan di DPR periode 2024–2029 yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, yakni 21,9 persen atau 127 dari 580 anggota. 

 

"Ini pencapaian, tetapi belum memenuhi target ideal. Kita masih harus mendorong lebih banyak perempuan untuk berpartisipasi dalam politik dan pengambilan keputusan,” tambahnya.

 

Selain itu, dalam sidang ini, Puan menegaskan pentingnya kedaulatan rakyat sebagai fondasi kekuatan nasional. Dia mengingatkan, persatuan bangsa yang dipersatukan Pancasila harus terus dijaga dengan semangat gotong royong. 

 

"Seperti pepatah dalam kearifan Jawa 'Mangan ora mangan, sing penting ngumpul'. Yang berarti mengutamakan kebersamaan dari pada mengejar kepentingan masing-masing," pesannya.

 

Puan juga menyoroti peran DPR sebagai penjaga nurani rakyat. Menurutnya, kekuasaan bukan tujuan, melainkan alat untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan memberikan kepastian hidup lebih layak. 

 

Negara harus hadir bukan hanya di baliho atau pidato, tetapi di sawah, sekolah, rumah sakit, dan kampung-kampung yang menanti keadilan sosial,” tegasnya.

 

Puan lalu memberi apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto yang cepat merespons sejumlah persoalan strategis, mulai dari pencabutan izin tambang di Geopark Raja Ampat, penyelesaian sengketa tapal batas pulau, hingga kebijakan pembelian gabah petani dengan harga layak. 

 

"Respons cepat ini patut diapresiasi karena mencerminkan keberpihakan pemerintah pada kepentingan rakyat. Namun, akan lebih baik jika langkah-langkah tersebut merupakan hasil dari perencanaan matang dan cermat, sehingga menjadi bagian dari kinerja reguler pemerintah," ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR itu.

 

Menutup pidatonya, Puan menekankan perlunya transformasi ekonomi dan keadilan sosial yang nyata. Dengan kebersamaan seluruh elemen bangsa, dia optimistis Indonesia mampu memperkuat fondasi nasional demi mewujudkan negara yang adil, maju, dan berdaulat. “Tugas kita bukan hanya membicarakan harapan rakyat, tetapi mewujudkannya,” pungkasnya.

Komentar:
DLH
Damkar
Perkim
Lebak
ePaper Edisi 15 Agustus 2025
Berita Populer
01
Bupati Dewi Masih Bungkam

Pos Banten | 1 hari yang lalu

03
Kabar Duka, Mpok Alpa Meninggal Dunia Pagi Tadi

Selebritis | 1 hari yang lalu

04
Refleksi Kepemimpinan Pati yang Antipati

Opini | 1 hari yang lalu

08
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit