Kota Tangsel Ikuti Verifikasi Kota Sehat Tingkat Nasional

CIPUTAT - Kota Tangerang Selatan (Tangsel) merupakan tiga kota yang mewakili Provinsi Banten dalam penilaian Kota Sehat 2025 di tingkat Nasional.Hal tersebut terungkap saat Gubernur Banten Andra Soni menyampaikan sambutan dalam penilaian Kota Sehat yang dilakukan Kementerian Kesehatan secara daring bertempat di Blandongan, Puspemkot Tangsel, Kamis (21/8).
Gubernur Banten Andra Soni, menjelaskan, verifikasi Kabupaten atau Kota Sehat merupakan rangkaian kegiatan yang telah dilalui oleh delapan kabupaten atau kota di Provinsi Banten. Dari proses tersebut, terpilih tiga kota terbaik yang diusulkan ke tingkat nasional tahun 2025.
"Saya optimis, kota-kota yang kami usulkan ini merupakan yang terbaik di Provinsi Banten, berdasarkan kegiatan dan penilaian yang telah dilalui. Adapun tiga kota tersebut adalah Kota Cilegon, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan,"ungkapnya.
Dirinya sebagai Gubernur Banten akan terus mendorong dan mengawal agar ketiga kota tersebut dapat meraih penghargaan Swasti Saba sesuai kategori pada tahun 2025.
"Saya ucapkan selamat bekerja kepada Tim Verifikasi Pusat, dan terima kasih kepada pemerintah kota yang terpilih karena telah berhasil mewakili Provinsi Banten ke tingkat nasional dalam penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat."jelasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal
Penanggulangan Penyakit di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Murti Utami, menjelaskan, verifikasi lanjutan 2025 secara online ini tidak mengurangi makna dari kegiatan ini, "Saya ucapan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada bapak walikota atas partisipasi aktif dalam mengikuti penilaian kota sehat,"ungkapnya.
Penghargaan Swasti Saba 2025 yang memang cukup berbeda dari sepuluh kali penyelenggaraan sebelumnya. "Kami pun perlu melakukan berbagai penyesuaian, yang merupakan respons terhadap dinamika situasi global serta kebijakan pembangunan masyarakat, seiring dengan transformasi kesehatan."jelasnya.
Sementara itu Walikota Tangsel Benyamin Davnie, berharap Tangsel lolos verifikasi kota sehat. "Targetnya kita meraih predikat tertinggi Swasti Saba Wistara dimana kita melakukan inovasi seperti ngider sehat prima, gerakan satu rumah satu Jumantik,penguatan infrastruktur kesehatan,penambahan posyandu dan sarana kesehatan lainnya,"ungkapnya.
Sejak tahun 2012, Tangsel konsisten meraih penghargaan Kota Sehat, mulai dari kategori Padapa (2015), Wiwerda (2017), hingga kategori tertinggi Wistara (2019). Menurut Wali Kota Benyamin Davnie, prestasi ini merupakan hasil kolaborasi semua pihak.
“Keberhasilan ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi hasil kerja sama masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan komunitas. Hanya dengan kolaborasi, kita dapat mewujudkan kota yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar Benyamin.
Dalam menghadapi tantangan perkotaan seperti 36 titik kemacetan, 11 titik rawan banjir, dan ketimpangan distribusi pendapatan, Pemkot Tangsel terus mengembangkan program inovatif. Menurut Benyamin, strategi pembangunan lintas sektor menjadi kunci menghadapi semua tantangan.
“Kami terus memperkuat integrasi lintas sektor, dari kesehatan, pendidikan, lingkungan, hingga pariwisata. Harapannya, Tangsel bukan hanya sehat secara fisik, tetapi juga sehat secara sosial, ekonomi, dan budaya,” tambah Benyamin.
Dengan semua upaya tersebut, Tangsel menargetkan Swasti Saba Wistara 2025, sebagai pengakuan atas konsistensi dan inovasi dalam penyelenggaraan Kota Sehat. Pemerintah Kota percaya bahwa verifikasi ini bukan sekadar penilaian, tetapi momentum untuk memperkuat komitmen kolektif menuju kota modern yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, menjelaskan, tahun ini penilaian kota sehat dimana indikatornya dari tiga menjadi 8-9 indikator utama.
Perbedaannya, untuk tahun ini ada persyaratan untuk maju ke penilaian Kota Sehat lebih ketat. Salah satu syarat utamanya adalah 100% ODF (Open Defecation Free / Bebas Buang Air Besar Sembarangan). "Kami menunggu sampai ODF tercapai sepenuhnya, dan setelah itu baru bisa maju dalam penilaian kota sehat,"jelasnya.
Penilaian ini sudah berjalan sejak 2024 verifikasi dilakukan oleh provinsi, dan pada 2025 ini diverifikasi oleh pusat. Hasilnya akan diinformasikan kemudian karena masih ada beberapa indikator yang harus diperbaiki. Tim verifikator pusat memberi waktu 2x24 jam untuk melengkapi indikator yang bisa dipenuhi sampai 100%. "Target kami jelas, yaitu tetap Wistara, selama indikator terpenuhi." katanya.
Saat ditanya tantangan dalam verifikasi penilaian ini, Allin menjelaskan Kota Sehat adalah proses panjang yang berdampak langsung bagi masyarakat. Tantangannya melibatkan perubahan perilaku masyarakat, koordinasi pemerintah dari tingkat kota sampai kelurahan, serta pemenuhan 9 tantangan Kota Sehat, seperti: kesehatan, pendidikan, pariwisata, lingkungan, sosial, dan reformasi kota.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Opini | 9 jam yang lalu
Nasional | 23 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu